Dari awal permainan, Oceanhorn memukau dengan keindahannya. Setiap detailnya dirancang dengan teliti tanpa keberlebihan yang tidak perlu. Hal ini memungkinkan Oceanhorn tetap berjalan lancar, bahkan saat dimainkan di iPhone 4s yang sudah berumur 2 tahun. Desain dari dungeon dan peta kota dibuat dengan penuh usaha, tidak sekadar asal-asalan. Ini membuat Oceanhorn menjadi salah satu game dengan grafis terbaik yang pernah ada di iPhone & iPad.

Sektor audio Oceanhorn juga berada di kelas atas. Tak heran, dengan keterlibatan nama besar seperti Nobuo Uematsu dan Kenji Ito. Nobuo Uematsu, yang terkenal lewat karyanya di Final Fantasy, serta Kenji Ito, yang memiliki pengalaman luas di game SaGa dan banyak game terkenal lainnya, telah menciptakan komposisi musik yang memukau. Musik dan suara dalam Oceanhorn mampu mengangkat pengalaman bermain game ini menjadi lebih mendalam, bahkan mampu memikat pemain melalui alur cerita yang disajikan.
Oceanhorn adalah game yang ambisius, dan dalam banyak aspek mampu memenuhi ekspektasi para pemainnya. Namun, seiring berjalannya waktu, pemain mungkin merasa bahwa gameplay yang ditawarkan terlalu sederhana untuk ambisi grafis dan musik yang dimiliki. Meskipun Oceanhorn telah menyajikan grafis yang memukau, musik yang luar biasa, peta yang luas, dan antarmuka pengguna yang cocok untuk perangkat mobile, masih ada kebutuhan akan teka-teki yang lebih menantang dan pertarungan yang lebih sulit.
Bagi gamer dari berbagai level, yang ingin mencoba pengalaman Oceanhorn, disarankan untuk membeli dan memainkannya hingga selesai. Hanya dengan begitu mereka bisa benar-benar menikmati semua keindahan yang ditawarkan game ini, mengingat gameplay yang cukup panjang. Namun, bagi penggemar Zelda yang mencari pengalaman yang sama persis, Oceanhorn mungkin tidak sepenuhnya memuaskan karena ia adalah permainan yang mencoba mengusung elemen-elemen khas Zelda tanpa benar-benar menjadi Zelda.