Kerabat muda, dokter spesialis saraf RSUD dr. Iskak Tulungagung, dr Joko Rudiono SpS mengingatkan masyarakat agar tidak meremehkan demensia syndrome atau gejala kepikunan. Jika dibiarkan, gejalanya bisa semakin parah dan membuat penderita mengalami ketergantungan terhadap orang lain. Karena dianggap sebagai gejala penyakit biasa, tidak banyak orang yang melakukan pemeriksaan medis ataupun pengobatan khusus untuk mengatasi hal ini. Kepikunan terdapat dua proses di antaranya gangguan secara alami dan non alami.
Menurut Joko, meskipun tidak ada gejala rasa sakit, namun pengidap demensia sering mengalami lupa berkali-kali secara berurutan. Jika menemui gejala seperti itu, ada baiknya dilakukan pemeriksaan ke dokter supaya diketahui penyebabnya untuk mendapatkan solusi atau terapi medis.
Proses kepikunan secara non alami biasanya dipengaruhi karena seseorang sebelumnya pernah menderita penyakit kronis, misalnya penderita strok, darah tinggi, kencing manis, dan stres. Selain dipicu penyakit bawaan, faktor lainnya, seperti pendarahan otak akibat kecelakaan dan trauma, ikut mempengaruhi terjadinya demensia.
Pengobatan pada pasien demensia ini biasanya hanya ditekankan pada proses pencegahan supaya tidak semakin parah. Jika penyakit ini sudah menjadi parah, maka pasien dimensia akan mengalami kesulitan dan butuh bantuan dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari.
Source : Republika