Kuliner Yogyakarta tak hanya identik dengan gudeg. Ada banyak hidangan khas yang patut dicoba, salah satunya adalah Brongkos. Hidangan berkuah ini mungkin belum sepopuler gudeg, tetapi kelezatannya tak kalah menggoda. Brongkos adalah kuliner khas Yogyakarta yang sulit ditemukan di luar daerah asalnya, menjadikannya sebagai sajian yang eksklusif dan unik. Bahkan, Brongkos sering kali disebut sebagai hidangan yang tidak mudah “merantau” ke luar wilayah Jogja.
Ciri Khas Brongkos: Kelezatan Berkuah dengan Santan Kental
Brongkos sering dianggap mirip dengan rawon, kuliner khas Jawa Timur, karena keduanya menggunakan bumbu keluak (buah pucung) sebagai bahan utama. Namun, jika dilihat lebih seksama, Brongkos memiliki perbedaan signifikan. Salah satunya adalah penggunaan santan kental dalam proses masaknya. Santan ini membuat kuah Brongkos lebih kental, lezat, dan gurih dibandingkan rawon yang kuahnya cenderung lebih ringan dan tidak menggunakan santan. Dengan bumbu yang lebih kompleks dan kaya rasa, Brongkos menawarkan cita rasa yang lebih mlekoh (kental) dan penuh aroma yang khas.
Isi dan Bahan Utama Brongkos
Brongkos terdiri dari daging sapi, yang dipotong kecil-kecil dan dimasak hingga empuk. Daging sapi ini menjadi salah satu daya tarik utama Brongkos karena keempukannya yang sempurna, membuat setiap gigitan terasa lembut dan lezat. Selain daging sapi, isian lainnya yang melengkapi Brongkos adalah kacang tolo, yang memberikan tekstur kenyal pada kuah, serta cabai rawit utuh yang memberikan sensasi pedas bagi mereka yang menyukainya.
Selain itu, bumbu khas yang digunakan dalam Brongkos, seperti keluak, santan, dan berbagai rempah lainnya, menghasilkan kuah yang gurih, sedikit manis, dan kaya akan rasa. Perpaduan ini menciptakan cita rasa yang membuat Brongkos sangat disukai oleh siapa saja yang mencobanya. Tidak hanya itu, kacang tolo dalam Brongkos memberikan rasa gurih dan kenyamanan, menjadikannya hidangan yang mudah disukai banyak orang.
Rasa dan Cara Menikmati Brongkos
Brongkos memiliki rasa yang sangat khas dan mudah diterima oleh berbagai kalangan. Kuahnya yang gurih dengan sedikit rasa manis berpadu sempurna dengan daging sapi yang empuk. Untuk menambah kenikmatan, Brongkos biasanya disajikan bersama nasi putih hangat yang menyerap kuahnya, membuat hidangan ini menjadi sangat nikmat.
Meskipun rasa kuahnya tidak terlalu pedas, Brongkos masih memiliki sensasi pedas yang berasal dari cabai rawit utuh yang dibiarkan dalam kuah. Bagi penyuka pedas, cabai-cabai ini bisa langsung digigit atau dicampurkan ke dalam kuah sesuai selera.
Untuk menambah kenikmatan, Brongkos sering kali dinikmati dengan kerupuk, seperti kerupuk udang, kerupuk kulit, kerupuk gendar, atau emping melinjo. Kerupuk ini memberikan elemen renyah yang kontras dengan kuah Brongkos yang kental dan lembut. Rasanya yang gurih dan sedikit pedas, berpadu dengan kerupuk renyah, menjadikan hidangan ini lebih lengkap dan memuaskan.
Keunikan Rasa Berasal dari Keluak dan Proses Fermentasi
Salah satu hal yang membuat Brongkos begitu istimewa adalah penggunaan keluak atau buah pucung. Keluak adalah bahan yang telah mengalami fermentasi alami, memberikan rasa gurih yang khas dan sedikit lebih pahit. Ini adalah elemen penting dalam Brongkos yang membedakannya dari masakan berkuah lainnya. Setelah dimasak dalam kuah yang kaya rempah dan santan, rasa keluak ini menjadi lebih harmonis, menciptakan rasa yang aromatik, legit, dan hangat.
Bahkan, Brongkos dianggap lebih lezat jika dibiarkan semalaman pada suhu kamar. Hal ini memberi waktu bagi rasa bumbu dan keluak untuk semakin meresap ke dalam daging sapi dan kacang-kacangan, menghasilkan kelezatan yang lebih maksimal.
Penghargaan dan Pengakuan Brongkos sebagai Warisan Budaya Takbenda
Brongkos tidak hanya dihargai karena kelezatannya, tetapi juga karena peranannya dalam budaya kuliner Yogyakarta. Pada tahun 2018, Brongkos dinobatkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI). Pengakuan ini menjadikan Brongkos bagian dari warisan budaya kuliner Indonesia yang penting untuk dilestarikan dan dikenalkan kepada generasi berikutnya.
Pada tahun yang sama, Kemendikbud mengesahkan 225 jenis warisan budaya dari berbagai daerah di Indonesia, termasuk Brongkos dari Yogyakarta. Pengesahan ini dilakukan dalam sebuah acara di Gedung Kesenian Jakarta pada 10 Oktober 2018. Keputusan ini mengukuhkan Brongkos sebagai salah satu kuliner khas yang tidak hanya memuaskan selera, tetapi juga memiliki nilai sejarah dan budaya yang mendalam.
Brongkos, Hidangan yang Wajib Dicoba di Yogyakarta
Bagi siapa saja yang berkunjung ke Yogyakarta, Brongkos adalah salah satu hidangan yang wajib dicicipi. Kuliner ini tidak hanya mengenyangkan perut, tetapi juga menawarkan pengalaman kuliner yang kaya akan sejarah dan cita rasa. Dengan kombinasi bahan-bahan lokal yang berkualitas, teknik memasak yang cermat, dan rasa yang unik, Brongkos menyajikan hidangan yang penuh dengan kelezatan yang khas.
Brongkos sering disajikan di banyak warung makan tradisional atau restoran di Yogyakarta. Biasanya, Brongkos bisa ditemukan di kawasan kotagede atau sunan nyeman, yang terkenal dengan kuliner tradisional Yogyakarta. Meskipun begitu, tidak banyak daerah lain di Indonesia yang menyajikan hidangan ini, menjadikannya sebagai salah satu kekayaan kuliner yang harus dicoba jika kamu berkunjung ke Yogyakarta.
Brongkos adalah hidangan berkuah khas Yogyakarta yang menyimpan banyak kelezatan dalam setiap suapannya. Perpaduan antara santan kental, daging sapi empuk, kacang tolo, dan bumbu-bumbu rempah yang kaya memberikan rasa gurih yang membuat siapa saja ketagihan. Dengan pengakuan sebagai Warisan Budaya Takbenda, Brongkos tidak hanya sekadar hidangan lezat, tetapi juga merupakan bagian dari kekayaan budaya Indonesia yang patut dilestarikan.
Jadi, jika kamu berada di Yogyakarta, pastikan untuk tidak melewatkan kesempatan untuk mencicipi Brongkos. Rasakan sendiri kelezatannya yang memikat dan nikmati keunikan kuliner yang hanya bisa ditemukan di Kota Gudeg ini.