Rise of the Ronin, game terbaru dari Team Ninja, mencoba menghadirkan pengalaman open-world dengan tema samurai, namun sayangnya, game ini tidak mampu menghadirkan sesuatu yang istimewa. Dengan jelas menampilkan inspirasi dari game-game besar seperti Ghost of Tsushima, Assassin’s Creed, dan Dark Souls, Rise of the Ronin seolah menjadi imitasi beranggaran rendah dari judul-judul tersebut tanpa keunikan tersendiri yang membuatnya menonjol.
Latar dan Cerita yang Tidak Menggugah
Berlatar di Jepang pada pertengahan tahun 1800-an, pemain akan berperan sebagai seorang ronin yang bisa mereka kustomisasi sendiri. Setelah prolog singkat yang membangun dasar cerita balas dendam, pemain diberi kebebasan untuk menjelajahi Jepang yang sedang dilanda perang, dengan menggunakan berbagai alat seperti grappling hook dan glider. Meskipun premisnya sederhana, cerita ini gagal menarik perhatian sejak awal. Karakter utama yang sekadar menjadi representasi pemain tanpa kepribadian yang menonjol semakin memperburuk keterlibatan dalam narasi yang berlangsung selama beberapa dekade.
Kualitas Pengisi Suara yang Mengecewakan
Satu aspek yang sangat mengecewakan dari Rise of the Ronin adalah kualitas pengisi suaranya. Suara karakter di game ini tergolong yang terburuk yang pernah saya temui dalam game AAA dalam waktu yang lama. Bahkan saat cerita mulai menawarkan tikungan dan kejutan, fokus saya sering kali terganggu oleh dialog-dialog yang tidak meyakinkan. Kualitas pengisi suara yang buruk ini memberikan kesan seolah-olah game ini tertinggal puluhan tahun dari standar industri saat ini.
Sistem Pertarungan yang Memuaskan
Satu-satunya aspek yang bisa diapresiasi dari Rise of the Ronin adalah sistem pertarungannya. Meskipun tidak terlalu inovatif, variasi gaya bertarung berdasarkan jenis senjata yang digunakan memberikan keleluasaan untuk bereksperimen. Misalnya, katana menawarkan keseimbangan antara kecepatan dan kekuatan, sementara pedang besar memiliki serangan yang lebih lambat tetapi mampu mengenai banyak musuh sekaligus. Senjata seperti Oxtail Blade bahkan menawarkan kombo udara yang unik dan menyenangkan.
Selain itu, game ini memiliki sistem mastery untuk setiap senjata, yang memungkinkan pemain membuka kemampuan dan gaya bertarung baru seiring penggunaan senjata tertentu. Ini memberikan insentif bagi pemain untuk memperdalam penguasaan senjata favorit mereka, tanpa harus terus-menerus mengganti senjata untuk merasakan kemajuan.
Beberapa Kelemahan dalam Pertarungan
Meski sistem pertarungannya memiliki kekuatan, ada beberapa kelemahan yang mengganggu. Mekanisme parry dalam game ini sulit untuk dieksekusi secara konsisten, dan kurangnya variasi animasi dalam pertarungan membuat setiap pertempuran terasa terlalu mirip satu sama lain. Animasi pemenggalan yang terus berulang juga cepat menjadi membosankan.
Sistem Dunia Terbuka yang Kosong
Sebagai game dunia terbuka, Rise of the Ronin terasa kurang menarik. Dunia yang disajikan memang cukup luas dan terkadang memukau untuk dilihat, tetapi terasa kosong. Selain beberapa titik penting yang ditandai di peta, game ini tidak memanfaatkan lingkungan terbuka untuk menciptakan pengalaman yang dinamis. Pemain hanya akan berkeliling dunia untuk menyelesaikan daftar tugas demi membuka item atau hadiah lainnya.
Namun, sistem traversal menjadi salah satu aspek yang berhasil. Pemain dapat menaiki kuda, menggunakan grappling hook untuk mendaki bangunan, serta terbang menggunakan glider ala Breath of the Wild. Kombinasi mekanik ini membuat eksplorasi menjadi lebih menyenangkan dan memungkinkan pemain untuk menghadapi musuh dengan kreativitas.
Pengelolaan Loot yang Membosankan
Salah satu masalah paling mengganggu dalam Rise of the Ronin adalah sistem loot yang berlebihan. Antara senjata, item perlengkapan, bahan kerajinan, dan aksesori lainnya, pemain akan merasa kerepotan mengelola inventaris. Banyak item yang tampaknya tidak berguna, dan bonus statistik kecil dari perlengkapan sering kali terasa tidak berdampak signifikan. Meskipun beberapa set senjata dan armor memberikan bonus tambahan, proses membandingkan dan mengelola semuanya menjadi pekerjaan yang membosankan.
Rise of the Ronin bukanlah game yang buruk, tetapi juga tidak memberikan pengalaman yang luar biasa. Dengan banyaknya game dunia terbuka di luar sana, Rise of the Ronin tidak mampu menawarkan sesuatu yang membedakannya. Meski ada beberapa elemen yang bisa dinikmati, seperti sistem pertarungan dan traversal, game ini terasa seperti tiruan dari game yang lebih baik. Dengan banyak pilihan lain di genre ini, ada game yang lebih layak untuk dimainkan.