Hubungi Kami

Teknologi Tepat Guna: Kunci Kemajuan Desa Menuju Status Mandiri

Teknologi Tepat Guna (TTG) menjadi salah satu instrumen penting dalam mendukung pembangunan desa yang berkelanjutan. Implementasi TTG berkaitan erat dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) Desa ke-9, yaitu penguatan infrastruktur dan inovasi desa yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Dengan pemanfaatan TTG, desa-desa di Indonesia dapat mengoptimalkan sumber daya lokal secara efektif, baik dalam aspek alam, manusia, teknologi, maupun sosial, sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan warga.

@unimma_id

Kepala Badan Pengembangan Informasi (BPI) Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendesa PDTT), Ivanovich Agusta, menegaskan bahwa keterkaitan TTG dengan SDGs Desa sangatlah erat. Hal tersebut disampaikannya dalam pembukaan Teknologi Tepat Guna Nasional (TTGN) ke-25 yang berlangsung di Lapangan Islamic Center Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Senin (15/7/2024).

Peran Teknologi Tepat Guna dalam Meningkatkan Kemandirian Desa

Penerapan TTG secara berkelanjutan membawa dampak positif bagi perkembangan desa. Teknologi ini membantu masyarakat dalam berbagai sektor, mulai dari pertanian, perikanan, hingga pengolahan limbah. Dengan penerapan teknologi yang tepat, desa-desa dapat meningkatkan produktivitas, mengurangi ketergantungan terhadap teknologi luar, serta menciptakan inovasi yang sesuai dengan kondisi setempat.

Penjabat (Pj) Gubernur NTB, Hassanudin, menyampaikan bahwa implementasi TTG di NTB telah memberikan dampak signifikan bagi masyarakat. Selain meningkatkan kualitas hidup warga, inovasi teknologi ini juga berperan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, membuka lapangan pekerjaan baru, dan mengentaskan desa dari kategori sangat tertinggal.

Berdasarkan data Indeks Desa Membangun (IDM) tahun 2022, jumlah desa tertinggal di NTB masih mencapai 55 desa. Namun, berkat penerapan TTG yang intensif, jumlah tersebut menurun drastis menjadi hanya 7 desa pada tahun 2023. Bahkan, pada tahun 2024, seluruh desa di NTB telah berhasil keluar dari kategori tertinggal dan bertransformasi menjadi desa berkembang atau lebih maju.

Gelar TTG ke-25: Momentum Percepatan Inovasi Desa

TTGN ke-25 yang digelar pada 14-17 Juli 2024 di Lombok, NTB, menjadi ajang penting bagi desa-desa di Indonesia untuk berbagi pengalaman dan menampilkan inovasi teknologi mereka. Acara ini diikuti oleh peserta dari 20 provinsi yang berpartisipasi dalam berbagai kategori lomba, termasuk Inovasi Teknologi Tepat Guna, Teknologi Tepat Guna Unggulan, dan Pos Pelayanan Teknologi (Posyantek).

Dalam kategori Inovasi Teknologi Tepat Guna, pemenangnya adalah perwakilan dari Provinsi Bangka Belitung, NTB, Lampung, dan Banten. Sementara itu, kategori Teknologi Tepat Guna Unggulan dimenangkan oleh Provinsi Sumatera Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, dan Jawa Timur. Untuk kategori Posyantek Desa/Kelurahan Berprestasi, penghargaan diberikan kepada Provinsi Jawa Barat, Banten, Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta, dan Kalimantan Utara. Selain itu, Kepulauan Riau, NTB, dan Aceh Besar meraih juara favorit.

TTGN ke-25 juga menjadi ajang pertemuan berbagai pemangku kepentingan, termasuk Menteri Desa PDTT Abdul Halim Iskandar, Wakil Menteri Desa PDTT Paiman Raharjo, serta sejumlah pejabat tinggi dari kementerian dan pemerintah daerah. Kehadiran mereka menunjukkan komitmen pemerintah dalam mendukung inovasi berbasis teknologi yang dapat mempercepat pembangunan desa.

Dampak TTG terhadap Ekonomi dan Sosial

Selain membantu desa mencapai status mandiri, penerapan TTG juga berperan dalam menciptakan ekosistem ekonomi yang lebih stabil. Dengan inovasi yang dikembangkan, masyarakat desa dapat mengurangi ketergantungan pada teknologi luar, menghemat biaya produksi, serta meningkatkan daya saing produk lokal di pasar nasional maupun internasional.

Di sektor pertanian, misalnya, TTG memungkinkan petani untuk mengoptimalkan hasil panen dengan menggunakan teknologi irigasi cerdas atau sistem pertanian berkelanjutan. Dalam bidang energi, desa-desa yang mengadopsi teknologi pembangkit listrik tenaga surya atau biogas dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan menekan biaya energi.

Selain itu, inovasi di bidang pengolahan limbah dan daur ulang juga menjadi bagian dari penerapan TTG yang berhasil. Desa-desa yang menerapkan sistem pengelolaan limbah berbasis teknologi berhasil mengurangi pencemaran lingkungan serta menciptakan produk bernilai ekonomis dari limbah yang sebelumnya tidak termanfaatkan.

Teknologi Tepat Guna (TTG) bukan sekadar alat bantu, tetapi merupakan solusi inovatif yang dapat mempercepat pembangunan desa menuju status maju dan mandiri. Dengan terus dikembangkan dan disebarluaskan, TTG akan semakin berperan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan mendorong pembangunan yang lebih inklusif dan berkelanjutan. TTGN ke-25 menjadi bukti bahwa inovasi yang berakar pada kebutuhan lokal mampu memberikan perubahan nyata, tidak hanya bagi satu desa, tetapi bagi seluruh negeri.

unimma

Leave a Reply

  • https://ssg.streamingmurah.com:8048
  • Copyright ©2025 by PT. Radio Unimma. All Rights Reserved
  • http://45.64.97.82:8048
  • Copyright ©2025 by unimmafm. All Rights Reserved
  • http://45.64.97.82:8048/stream
  • Copyright ©2025 by unimmafm All Rights Reserved