Pariwisata Indonesia Mengarah ke Cultural Immersion, Wellness, dan Eco-Tourism
Hasil survei yang dilakukan oleh para ahli pada 2023 dan 2024 menunjukkan bahwa sektor pariwisata Indonesia terus menunjukkan tren positif. Cultural immersion (wisata budaya), health and wellness tourism (wisata kesehatan dan kebugaran), serta eco-tourism (wisata ramah lingkungan) diprediksi akan semakin mendominasi industri pariwisata di masa mendatang. Tren ini bukan hanya memberikan pengalaman unik bagi wisatawan, tetapi juga berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Berdasarkan data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), sektor pariwisata Indonesia pada 2023 menyumbang 3,8 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), naik dari 3,6 persen pada tahun sebelumnya. Selain itu, nilai ekspor produk ekonomi kreatif Indonesia mencapai USD23,96 miliar pada tahun 2023. Angka ini menunjukkan bahwa pariwisata menjadi sektor strategis dalam meningkatkan perekonomian nasional.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, menegaskan bahwa kebijakan pariwisata pada 2025 akan berfokus pada tren global yang telah dianalisis oleh para pakar industri, akademisi, dan pemerintah.
“Strategi dan kebijakan pariwisata yang akan diterapkan di tahun-tahun mendatang akan mengacu pada perkembangan tren global yang telah dikaji oleh berbagai pakar industri,” ujar Sandiaga, sebagaimana dilansir oleh Kemenparekraf.
Survei yang dilakukan oleh para ahli menunjukkan beberapa tren utama yang akan semakin berkembang dalam industri pariwisata Indonesia:
- Cultural Immersion (Wisata Budaya)
Sebanyak 58,97 persen ahli meyakini bahwa wisatawan akan lebih tertarik untuk mengalami budaya lokal secara langsung, termasuk berinteraksi dengan masyarakat setempat, mengikuti festival tradisional, serta menikmati kuliner khas daerah. Tren ini muncul seiring meningkatnya minat wisatawan terhadap pengalaman autentik dan mendalam selama perjalanan mereka. - Health and Wellness Tourism (Wisata Kesehatan dan Kebugaran)
Sebanyak 56,41 persen ahli memprediksi bahwa wisata kesehatan dan kebugaran akan semakin populer, terutama pasca pandemi. Wisatawan kini lebih peduli terhadap kesejahteraan fisik dan mental, mendorong permintaan untuk destinasi dengan fasilitas spa, yoga retreat, serta terapi kesehatan berbasis alam. - Eco-Tourism (Wisata Ramah Lingkungan)
Kesadaran terhadap isu lingkungan yang semakin meningkat membuat wisata berbasis keberlanjutan terus berkembang. Sebanyak 46,15 persen ahli setuju bahwa wisata berbasis ekologi akan semakin diminati. Wisatawan kini lebih memilih destinasi yang mengutamakan konservasi alam, energi terbarukan, serta praktik pariwisata yang bertanggung jawab. - Petualangan dan Aktivitas Luar Ruang
Beberapa tren wisata berbasis petualangan yang diperkirakan akan berkembang pada 2025 meliputi:- Star Bathing: Menikmati pemandangan langit malam yang dipenuhi bintang di tempat-tempat seperti Dataran Tinggi Dieng, Ranu Kumbolo, Desa Wae Rebo, hingga Taman Nasional Gede Pangrango.
- Gig-Tripping: Perjalanan wisata yang dikombinasikan dengan konser musik dari artis favorit, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, yang pada 2025 akan menjadi tuan rumah konser besar seperti Maroon 5, Green Day, dan Boyz II Men.
- Coolcations: Wisata ke tempat yang lebih sejuk, seperti daerah pegunungan dan danau. Destinasi seperti Desa Wisata Les, Lovina, dan Taman Nasional Bali Barat menjadi pilihan utama wisatawan yang ingin menghindari cuaca panas.
Untuk menghadapi tren wisata yang terus berkembang, beberapa destinasi wisata di Indonesia mulai menawarkan pengalaman yang sesuai dengan preferensi wisatawan:
- Wisata Budaya: Desa Wisata Pemuteran di Bali Utara, Desa Wisata Kemiren di Banyuwangi, serta berbagai desa adat yang tersebar di seluruh Indonesia semakin dikembangkan untuk memberikan pengalaman budaya yang otentik.
- Wisata Alam dan Ekologi: Taman Nasional Bali Barat dengan konservasi Jalak Bali, Kawah Ijen di Banyuwangi, serta G-Land sebagai surga bagi para peselancar.
- Wisata Kesehatan dan Kebugaran: Ubud di Bali tetap menjadi pusat retreat kesehatan, dengan banyaknya spa dan yoga center yang menawarkan program kesehatan holistik.
- Wisata Petualangan: Star bathing di Dataran Tinggi Dieng dan Ranu Kumbolo semakin populer di kalangan wisatawan yang ingin menikmati keindahan malam bertabur bintang.
Untuk memanfaatkan tren positif ini, Kemenparekraf telah menetapkan target ambisius bagi sektor pariwisata Indonesia pada 2025:
- Kunjungan Wisatawan Mancanegara: Ditargetkan mencapai 14,6 hingga 16 juta wisatawan, naik dari target 2024 sebesar 14,3 juta wisatawan.
- Wisatawan Nusantara: Ditargetkan mencapai 1,08 miliar perjalanan dalam negeri.
- Kontribusi terhadap PDB: Sektor pariwisata diproyeksikan menyumbang 4,6 persen terhadap PDB nasional.
- Devisa dari Pariwisata: Ditargetkan mencapai USD19 miliar hingga USD22,1 miliar.
- Lapangan Kerja di Sektor Pariwisata: Diperkirakan mencapai 25,8 juta tenaga kerja.
Dengan berbagai tren yang berkembang serta upaya dari pemerintah dan pelaku industri pariwisata, Indonesia siap menyambut tahun 2025 sebagai momentum kebangkitan sektor pariwisata yang lebih berkelanjutan dan berorientasi pada pengalaman wisata yang berkualitas. Pariwisata bukan hanya tentang perjalanan, tetapi juga tentang pengalaman dan keberlanjutan.