Hubungi Kami

Semakin Langka, Kuliner Betawi Kurang Diperhatikan dan Perlu Dilestarikan

Kuliner Betawi merupakan warisan budaya yang kaya akan cita rasa dan sejarah. Namun, meskipun begitu, kuliner khas Jakarta ini semakin terpinggirkan di tengah perputaran ekonomi kota yang sibuk. Dalam hiruk pikuknya, kuliner Betawi kian langka, bahkan semakin sulit ditemukan di ibu kota yang seharusnya menjadi rumah bagi masakan tersebut.

@unimma_id

Banyak orang, termasuk pakar kuliner Bondan Winarno, merasa prihatin dengan kondisi ini. Dalam bukunya 100 Mak Nyus Jakarta, Bondan menyatakan keheranannya karena, meskipun ada kesadaran tinggi akan pelestarian kuliner tradisional Indonesia, kuliner Betawi tetap tidak mendapat perhatian yang layak. “Mana ada rumah makan atau restoran besar yang menyajikan masakan Betawi sebagai fokus sajiannya? Mana ada item masakan Betawi yang terwakili dalam menu fine dining beberapa restoran yang menyajikan masakan Indonesia?” tulis Bondan.

Kurangnya Perhatian dari Generasi Muda

Apa yang menyebabkan kuliner Betawi semakin terpinggirkan? Salah satu faktor utama adalah kurangnya perhatian dari masyarakat Betawi sendiri, khususnya generasi muda. Menurut Budayawan Betawi, Yahya Adi Saputra, banyak anak muda Betawi yang lebih tertarik pada kuliner kekinian dengan cara yang praktis, yang mudah didapat tanpa perlu proses memasak. “Generasi muda lebih memilih makan cepat saji dan kuliner yang instan, tanpa perlu belajar cara memasak dan menghargai warisan kuliner tradisional,” jelas Yahya.

Selain itu, tradisi memasak yang diwariskan dari generasi tua kepada generasi muda juga semakin sulit dilakukan. Hal ini disebabkan oleh perubahan gaya hidup yang lebih cepat dan praktis, yang tidak lagi memberikan ruang bagi proses memasak kuliner tradisional. Yahya menambahkan, “Jika ini terus terjadi, nilai-nilai budaya kuliner Betawi tidak akan dapat diteruskan.”

Tantangan di Tengah Perkembangan Ekonomi

Meskipun bahan makanan khas Betawi masih dapat ditemukan di pasar-pasar, tantangan terbesar yang dihadapi adalah terbatasnya lahan untuk bercocok tanam di Jakarta. Hal ini menyebabkan penurunan kualitas bahan-bahan tersebut. Namun, menurut Yahya, ini bukanlah alasan untuk kepunahan kuliner Betawi, karena pada dasarnya, kuliner ini masih bisa dilestarikan jika ada niat dan usaha untuk menjaga kualitas dan keaslian masakannya.

Sejak tahun 2015, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah mencanangkan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 4 Tahun 2015 yang mengatur tentang pelestarian budaya Betawi. Dalam Perda ini, pemerintah dan masyarakat diminta untuk bekerja sama menjaga dan melestarikan budaya Betawi, termasuk kulinernya. “Jika kita gagal menjalankan peraturan ini dengan konsisten, kita akan kehilangan identitas budaya Betawi,” kata Yahya, mengingat pentingnya kelestarian budaya dalam kehidupan sehari-hari.

Menjaga Tradisi di Tengah Perubahan

Namun, meskipun kuliner Betawi semakin sulit ditemukan di pusat Jakarta, masih ada beberapa daerah pinggiran yang mempertahankan dan melestarikan kuliner khas Betawi. Kawasan-kawasan seperti Jagakarsa, Meruya, dan Pondok Cabe menjadi tempat yang lebih mudah ditemukan kuliner Betawi yang autentik. Sebaliknya, di pusat kota, tempat-tempat makan modern, kafe kekinian, dan restoran cepat saji semakin mendominasi, menyisakan sedikit ruang bagi rumah makan Betawi yang menyajikan masakan tradisional.

Salah satu contoh kuliner Betawi yang mulai langka namun masih terjaga adalah gabus pucung, sebuah masakan khas yang menggunakan ikan gabus dan bumbu kluwak. Masakan ini memperlihatkan pengaruh budaya sungai dan rawa yang melekat kuat dalam kehidupan masyarakat Betawi di masa lalu. Selain itu, pecak lele, salah satu hidangan ikan lele dengan sambal khas Betawi, juga menjadi hidangan yang semakin jarang ditemui di Jakarta, kecuali di daerah-daerah tertentu.

Pentingnya Pelestarian Kuliner Betawi

Kuliner Betawi memiliki makna lebih dari sekadar makanan. Ini adalah simbol dari sejarah, budaya, dan tradisi yang telah berkembang seiring waktu. Oleh karena itu, penting bagi generasi muda dan seluruh masyarakat Jakarta untuk lebih memperhatikan dan melestarikan kuliner tradisional ini. Dengan meningkatkan kesadaran akan pentingnya kuliner Betawi, bukan hanya sebagai makanan lezat, tetapi juga sebagai bagian dari warisan budaya yang harus dihargai dan dilestarikan, kita dapat memastikan bahwa masakan Betawi tetap ada dan berkembang di masa depan.

Jika Anda ingin mencoba masakan Betawi yang autentik, carilah warung atau restoran yang masih setia menyajikan hidangan khas Betawi, atau bahkan belajar cara memasak langsung dari para ahli masakan Betawi. Hal ini bisa menjadi cara yang efektif untuk menjaga agar kuliner Betawi tetap hidup di tengah modernisasi yang kian mendominasi.

Melalui upaya bersama, kuliner Betawi yang kaya akan rasa dan sejarah ini dapat tetap bertahan dan terus diwariskan kepada generasi berikutnya, memastikan bahwa warisan budaya ini tidak akan terlupakan begitu saja.

unimma

Leave a Reply

  • https://ssg.streamingmurah.com:8048
  • Copyright ©2025 by PT. Radio Unimma. All Rights Reserved
  • http://45.64.97.82:8048
  • Copyright ©2025 by unimmafm. All Rights Reserved
  • http://45.64.97.82:8048/stream
  • Copyright ©2025 by unimmafm All Rights Reserved