Gunung Kidul, Yogyakarta, terkenal dengan wisata alamnya yang indah, tetapi juga memiliki kuliner khas yang tak boleh dilewatkan. Salah satu makanan tradisional yang masih eksis hingga kini adalah tiwul. Makanan berbahan dasar singkong ini dulunya merupakan makanan pokok masyarakat daerah tandus seperti Gunung Kidul dan Wonogiri, terutama saat harga beras melambung tinggi. Namun, kini tiwul mengalami transformasi menjadi kuliner yang lebih modern dan variatif, salah satunya adalah tiwul manis.
Salah satu usaha tiwul manis yang terkenal di Gunung Kidul adalah Thiwul Manis Pak Lambang. Usaha ini telah berkembang sejak 2014 dan menjadi salah satu oleh-oleh favorit bagi wisatawan yang berkunjung ke daerah tersebut.
Perjalanan Awal Usaha Thiwul Manis Pak Lambang
Agus Lambang, pemilik usaha Thiwul Manis Pak Lambang, tidak langsung terjun ke bisnis kuliner ini. Sebelum berjualan tiwul, ia sempat bekerja di beberapa tempat hingga akhirnya memutuskan untuk berjualan gorengan selama empat tahun. Namun, melihat potensi wisata di sekitar rumahnya yang semakin berkembang, ia pun mencoba peluang baru dengan berjualan tiwul.
Awalnya, Lambang hanya menitipkan tiwul buatannya ke beberapa warung di tempat wisata seperti Goa Pindul. Berbekal keberanian dan keyakinan, ia akhirnya memutuskan untuk membuka toko sendiri di tepi jalan yang ramai dilewati wisatawan. Keputusan ini terbukti tepat karena usaha tiwulnya semakin dikenal dan memiliki banyak pelanggan tetap.
“Saya coba titip ke warung-warung dan tempat wisata. Setelah melihat permintaan semakin tinggi, saya memberanikan diri untuk membuka toko sendiri. Alhamdulillah, sekarang pelanggan banyak yang kembali lagi,” ujar Lambang.
Varian Rasa dan Keunikan Tiwul Manis Pak Lambang
Salah satu hal yang membuat Thiwul Manis Pak Lambang berbeda dari tiwul pada umumnya adalah inovasi dalam varian rasa. Jika biasanya tiwul hanya disajikan dengan gula kelapa atau parutan kelapa, di sini tersedia beragam pilihan rasa, seperti:
- Gula Jawa
- Kopi
- Cokelat
- Keju
Dengan berbagai varian rasa ini, tiwul yang dulunya dianggap sebagai makanan sederhana kini menjadi camilan yang lebih menarik dan digemari oleh berbagai kalangan, termasuk anak muda.
Proses Pembuatan yang Penuh Perjuangan
Membuat tiwul yang lembut dan memiliki cita rasa khas ternyata bukan hal mudah. Lambang mengaku butuh beberapa kali percobaan hingga akhirnya menemukan takaran yang pas.
“Saya coba buat tiwul ini tidak langsung jadi seperti sekarang. Beberapa kali mencoba hingga menemukan tekstur dan rasa yang sesuai keinginan pelanggan,” jelasnya.
Dampak Pandemi dan Kebangkitan Kembali
Sebelum pandemi Covid-19 melanda, usaha Thiwul Manis Pak Lambang selalu ramai dikunjungi wisatawan, baik lokal maupun mancanegara. Namun, pandemi sempat memberikan dampak besar, mengingat sektor pariwisata di Gunung Kidul juga mengalami penurunan drastis.
Meski begitu, Lambang tidak menyerah. Ia tetap berusaha mempertahankan usahanya dengan memanfaatkan pemasaran online dan menerima pesanan untuk dikirim ke berbagai daerah. Kini, seiring dengan pulihnya sektor pariwisata, usahanya kembali menggeliat dan ramai pengunjung seperti sebelumnya.
Lokasi dan Harga Tiwul Manis Pak Lambang
Bagi kamu yang ingin mencicipi kelezatan Thiwul Manis Pak Lambang, kamu bisa langsung datang ke tokonya di Wonosari, Gunung Kidul. Harga yang ditawarkan juga cukup terjangkau, berkisar antara Rp 10.000 – Rp 30.000 tergantung varian rasa dan ukuran kemasan.
Tiwul yang dulunya dianggap sebagai makanan sederhana kini telah menjelma menjadi kuliner khas yang digemari banyak orang. Berkat inovasi dan ketekunan dalam mengembangkan usaha, Thiwul Manis Pak Lambang berhasil menjadi salah satu ikon oleh-oleh khas Gunung Kidul yang banyak dicari wisatawan.
Jadi, jika kamu berkunjung ke Gunung Kidul, jangan lupa mampir dan membawa pulang tiwul manis ini sebagai buah tangan. Rasakan sensasi manisnya nostalgia dalam setiap gigitan!