Mengenal Laksan: Kuliner Khas Palembang yang Menggugah Selera
Palembang, ibu kota Sumatera Selatan, dikenal sebagai surganya kuliner khas berbahan dasar ikan. Selain pempek yang begitu populer, ada satu lagi sajian khas yang tidak boleh dilewatkan, yaitu laksan. Hidangan ini merupakan perpaduan antara tekstur lembut olahan ikan dan kuah gurih yang kaya rempah. Tak heran, laksan menjadi salah satu pilihan favorit masyarakat Palembang, terutama saat bulan Ramadan.

Bagi Anda yang tengah mencari inspirasi menu berbuka puasa yang lezat dan bergizi, laksan bisa menjadi pilihan tepat. Sensasi gurih, hangat, dan tekstur lembutnya menjadikannya makanan yang nyaman dikonsumsi setelah seharian berpuasa.
Sejarah dan Asal-usul Laksan
Laksan merupakan salah satu kuliner khas Palembang yang memiliki akar budaya yang kuat. Kuliner ini telah ada sejak zaman Kesultanan Palembang, ketika masyarakat setempat mulai mengolah hasil tangkapan ikan menjadi berbagai makanan lezat. Dengan bahan utama ikan yang banyak ditemukan di perairan sekitar, masyarakat Palembang menciptakan beragam sajian berbasis ikan, termasuk laksan.
Meski sekilas terlihat mirip dengan pempek lenjer, laksan memiliki perbedaan utama pada cara penyajiannya. Jika pempek lenjer biasanya disajikan dengan cuko (kuah asam manis pedas), laksan justru dihidangkan dengan kuah santan berwarna kekuningan yang gurih dan kaya rempah. Kombinasi ini memberikan rasa yang lebih creamy dan lembut di lidah.
Bahan dan Proses Pembuatan Laksan
Laksan dibuat dari campuran ikan dan tepung sagu yang kemudian dibentuk menyerupai pempek lenjer, namun dengan ukuran lebih besar. Setelah direbus hingga matang, laksan kemudian dipotong-potong sebelum disajikan bersama kuah santan yang gurih.
Bahan Utama untuk Membuat Laksan:
- 500 gram daging ikan tenggiri (bisa diganti dengan ikan gabus atau belida)
- 200 gram tepung sagu
- 1 butir putih telur
- 1 sendok teh garam
- 1/2 sendok teh gula pasir
- Air secukupnya untuk merebus
Bahan Kuah Santan:
- 500 ml santan kental
- 2 batang serai, memarkan
- 4 lembar daun jeruk
- 3 siung bawang putih, haluskan
- 5 siung bawang merah, haluskan
- 1 sendok teh ketumbar bubuk
- 1/2 sendok teh merica bubuk
- Garam dan gula secukupnya
Cara Membuat Laksan:
- Membuat Adonan Laksan: Haluskan daging ikan hingga lembut, lalu campurkan dengan putih telur, garam, dan gula. Tambahkan tepung sagu sedikit demi sedikit hingga adonan bisa dibentuk.
- Merebus Laksan: Bentuk adonan menjadi lonjong seperti pempek lenjer, kemudian rebus dalam air mendidih hingga mengapung. Angkat dan tiriskan.
- Membuat Kuah Santan: Tumis bawang merah, bawang putih, serai, dan daun jeruk hingga harum. Masukkan santan dan aduk perlahan agar tidak pecah. Tambahkan ketumbar, merica, garam, dan gula.
- Penyajian: Potong laksan rebus menjadi irisan kecil, lalu tuang kuah santan di atasnya. Sajikan hangat dengan tambahan sambal cengek khas Palembang.
Mengapa Laksan Cocok untuk Berbuka Puasa?
Berbuka puasa dengan laksan merupakan pilihan yang tepat karena beberapa alasan:
- Mudah dicerna – Tekstur laksan yang lembut membuatnya nyaman dikonsumsi setelah seharian berpuasa.
- Kaya protein – Kandungan ikan sebagai bahan utama memberikan asupan protein yang baik untuk tubuh.
- Menghangatkan tubuh – Kuah santan dengan rempah-rempah memberikan efek hangat dan menambah energi setelah puasa.
- Mengenyangkan tapi tidak berat – Laksan cukup mengenyangkan, tetapi tidak terlalu berat di perut, sehingga cocok sebelum melanjutkan ibadah tarawih.
Testimoni Pecinta Laksan: Cita Rasa yang Tak Tertandingi
Winda Syaeful, seorang warga Palembang yang rutin berbuka dengan laksan, mengungkapkan kecintaannya terhadap hidangan ini.
“Karena saya orang Palembang, makanan khas sini itu selalu jadi pilihan utama untuk berbuka puasa. Laksan itu menu wajib! Rasanya gurih banget dan pas di lidah kita,” ujarnya.
Sementara itu, Rini Sitini, pemilik kedai laksan di Pasar Maskarabet, Palembang, menambahkan bahwa rahasia kelezatan laksan terletak pada pemilihan bahan dasar yang segar dan kuahnya yang kaya rempah.
“Laksan itu istimewa karena dibuat dari ikan berkualitas, lalu dikombinasikan dengan kuah santan yang gurih dan harum. Ini yang bikin pelanggan ketagihan,” jelas Rini.
Peningkatan Permintaan Laksan Saat Ramadan
Saat bulan Ramadan, permintaan laksan meningkat signifikan. Rini mengungkapkan bahwa penjualannya bisa naik hingga dua kali lipat dibandingkan hari biasa.
“Biasanya saya menjual sekitar 15-20 porsi per hari, tetapi selama Ramadan bisa mencapai 30-40 porsi,” katanya.
Harga laksan di kedainya juga cukup terjangkau, hanya sekitar Rp12.000 per porsi, membuatnya semakin diminati oleh masyarakat. Dengan harga tersebut, pelanggan sudah bisa menikmati seporsi laksan lengkap dengan sambal cengek yang memberikan sensasi pedas khas Palembang.
Variasi Laksan: Inovasi Kuliner Kekinian
Seiring perkembangan zaman, banyak inovasi kuliner berbasis laksan yang mulai bermunculan. Beberapa variasi menarik yang bisa ditemui di Palembang antara lain:
- Laksan Kuah Kental – Kuah dibuat lebih creamy dengan tambahan santan yang lebih banyak.
- Laksan Pedas – Diberi tambahan sambal khas yang membuat rasa lebih menggigit.
- Laksan Bakar – Laksan yang sudah matang dipanggang sebentar untuk memberikan aroma smoky yang khas.
- Laksan Kuah Susu – Menggunakan kuah berbasis susu untuk memberikan cita rasa lebih lembut dan modern.
Laksan, Hidangan Istimewa untuk Ramadan
Laksan bukan sekadar makanan khas Palembang, tetapi juga bagian dari tradisi kuliner yang terus diwariskan. Kombinasi antara ikan segar, tekstur lembut, dan kuah santan yang kaya rempah menjadikannya pilihan sempurna untuk berbuka puasa.
Bagi Anda yang ingin merasakan sensasi berbuka puasa dengan hidangan khas Nusantara yang lezat dan bernutrisi, laksan adalah jawabannya. Apakah Anda sudah siap mencicipi kelezatan laksan untuk menu berbuka puasa tahun ini?