Sate Klathak adalah salah satu kuliner legendaris yang berasal dari Yogyakarta dan telah menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas kuliner kota tersebut. Sate ini memiliki cara penyajian dan rasa yang unik, membuatnya berbeda dari sate-sate lainnya yang ada di Indonesia. Keistimewaan Sate Klathak tidak hanya terletak pada bahan dan cara memasaknya, tetapi juga pada sejarah dan tradisi yang melatarbelakanginya. Berikut adalah penjelasan mendalam mengenai keistimewaan Sate Klathak khas Jogja yang harus Anda ketahui.

1. Sejarah Sate Klathak: Terinspirasi dari Pedagang Kuda
Sate Klathak konon pertama kali diperkenalkan oleh para pedagang kuda yang berjualan di sekitar kawasan Pasar Klathak, Imogiri, Yogyakarta. Nama “Klathak” sendiri merujuk pada bunyi yang terdengar ketika daging sate dipukul menggunakan tusuk besi. Sate ini awalnya dijual oleh pedagang yang sering memukul-mukul tusuk sate dengan cara yang khas, sehingga menghasilkan suara “klathak” yang menjadi ciri khas dari sate ini. Seiring berjalannya waktu, Sate Klathak semakin dikenal luas oleh masyarakat Yogyakarta dan menjadi salah satu kuliner yang wajib dicicipi oleh wisatawan yang berkunjung.
2. Bahan Utama: Daging Sapi atau Kambing yang Segar
Keistimewaan utama dari Sate Klathak terletak pada penggunaan bahan utamanya, yaitu daging sapi atau kambing yang segar. Daging yang digunakan biasanya dipotong dalam potongan besar dan dibumbui dengan rempah-rempah sederhana namun menggugah selera. Proses pemilihan daging yang berkualitas tinggi sangat penting untuk memastikan rasa sate yang empuk dan lezat. Daging kambing, yang menjadi pilihan populer, memiliki tekstur yang lebih padat dan rasa yang gurih, sementara daging sapi memberikan rasa yang lebih lembut dan manis.
3. Tusuk Besi yang Menjadi Ciri Khas
Salah satu keistimewaan Sate Klathak dibandingkan dengan sate lainnya adalah penggunaan tusuk besi yang khas. Biasanya, sate menggunakan tusuk bambu, namun Sate Klathak menggunakan tusuk besi yang lebih kuat dan tahan panas. Penggunaan tusuk besi ini memberikan pengaruh terhadap proses pemanggangan daging, di mana panas yang lebih merata membuat daging matang dengan sempurna dan lebih cepat. Selain itu, tusuk besi juga mempengaruhi tekstur sate, di mana dagingnya tetap empuk dan tidak terlalu kering saat dipanggang.
4. Bumbu Sate Klathak yang Sederhana namun Menyatu dengan Daging
Bumbu Sate Klathak terkenal dengan kesederhanaannya. Biasanya, sate ini hanya dibumbui dengan garam, merica, dan sedikit kecap manis. Bumbu yang digunakan tidak terlalu banyak atau kuat, karena tujuan utamanya adalah untuk membiarkan rasa alami dari daging keluar dengan sempurna. Proses pemanggangan daging di atas bara api juga mempengaruhi rasa, di mana daging akan terkaramelisasi dengan sendirinya, memberikan lapisan rasa gurih dan sedikit manis yang sangat khas.
5. Proses Pemanggangan yang Menggugah Selera
Proses pemanggangan Sate Klathak menjadi salah satu bagian yang membuatnya istimewa. Sate ini dipanggang langsung di atas bara api, bukan di atas panggangan datar seperti sate pada umumnya. Teknik pemanggangan ini membuat daging matang dengan sempurna di luar dan tetap lembut di dalam. Proses pemanggangan yang dilakukan secara langsung juga menciptakan aroma yang menggugah selera, serta memberikan rasa smoky yang khas pada daging. Tak jarang, para penjual Sate Klathak akan membalik sate mereka secara teratur untuk memastikan agar setiap sisi daging terbakar dengan merata.
6. Sate Klathak dan Kuah Gulai yang Menggoda
Selain sate, Sate Klathak sering disajikan dengan kuah gulai yang kaya rempah. Kuah gulai ini biasanya terbuat dari santan yang dimasak dengan rempah-rempah seperti kunyit, jahe, dan lengkuas, memberikan rasa gurih dan sedikit pedas yang melengkapi kelezatan sate. Kuah gulai ini menjadi pelengkap yang sempurna, karena rasa pedas dan gurihnya berpadu dengan sempurna dengan daging sate yang dibakar. Meskipun beberapa warung hanya menyajikan sate Klathak dengan sambal kecap, kuah gulai menjadi salah satu pelengkap yang tidak boleh dilewatkan jika Anda ingin merasakan sensasi rasa yang lebih kaya.
7. Variasi Penyajian: Sate Klathak dengan Lontong atau Nasi
Sate Klathak biasanya disajikan bersama dengan lontong atau nasi putih sebagai pelengkap. Lontong yang lembut dan kenyal sangat cocok untuk menyerap kuah gulai yang kental dan memberikan rasa yang lebih memuaskan. Beberapa penjual juga menyajikan sate ini dengan tambahan sambal yang pedas untuk memberikan rasa lebih tajam. Variasi penyajian ini memungkinkan pengunjung untuk memilih sesuai dengan selera mereka, apakah lebih menyukai lontong atau nasi sebagai pendamping sate.
8. Tempat Terbaik untuk Menikmati Sate Klathak
Bagi para wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta, Sate Klathak dapat ditemukan di beberapa tempat khas yang sudah terkenal, terutama di sekitar kawasan Imogiri dan sekitar Pasar Klathak. Salah satu tempat yang paling terkenal adalah Sate Klathak Pak Pong, yang telah menjadi legenda di kalangan pecinta kuliner. Tempat-tempat ini biasanya buka pada sore hari hingga malam, menciptakan suasana yang hangat dan menyenangkan untuk menikmati sate bersama keluarga atau teman.
Sate Klathak merupakan kuliner khas Yogyakarta yang menawarkan pengalaman rasa yang unik dan menggugah selera. Dengan bahan-bahan yang sederhana, proses pemanggangan yang khas, dan penggunaan tusuk besi, Sate Klathak berhasil menciptakan rasa yang otentik dan khas, yang membedakannya dari sate-sate lainnya. Tidak hanya lezat, tetapi juga penuh dengan tradisi dan sejarah yang memberikan kedalaman pada setiap gigitannya. Jika Anda berkunjung ke Yogyakarta, jangan lewatkan kesempatan untuk mencicipi keistimewaan Sate Klathak yang akan memanjakan lidah Anda.