bagi kamu yang mengikuti perkembangan perfilman Indonesia, pasti sudah tak asing lagi dengan sosok Ernest Prakasa. Komika yang dikenal luas sebagai sutradara film komedi ini sebelumnya sukses dengan karya-karya seperti Susah Sinyal (2017). Namun, di akhir tahun 2021, Ernest mengejutkan banyak orang dengan merilis film bergenre thriller berjudul Teka-teki Tika.
Film ini merupakan langkah berani bagi Ernest, yang dikenal dengan sentuhan komedinya, untuk menjelajahi genre yang berbeda. Jadi, bagaimana hasilnya? Berikut ini adalah ulasan mendalam mengenai film Teka-teki Tika.
Sinopsis Teka-teki Tika
Teka-teki Tika menceritakan tentang Budiman dan Sherly, pasangan suami-istri yang merayakan hari jadi pernikahan mereka bersama anak-anak. Pada malam tersebut, muncul seorang wanita misterius bernama Tika yang mengaku sebagai anak dari hasil hubungan gelap Budiman. Kehadiran Tika menimbulkan keraguan dan ketegangan dalam keluarga Budiman, yang kemudian berusaha mengungkap identitas sebenarnya dari Tika.
Review Film Teka-teki Tika
Genre Thriller yang Krisi Identitas
Dalam Teka-teki Tika, Ernest Prakasa tampaknya mengalami krisis identitas genre. Meski film ini digadang-gadang sebagai thriller, elemen thriller atau misteri yang seharusnya menjadi kekuatan utama film ini tidak sepenuhnya terasa. Alih-alih menghadirkan ketegangan yang konsisten, film ini seringkali diselingi dengan lelucon yang mengurangi intensitas suasana. Ini bisa jadi mengecewakan bagi penonton yang mengharapkan sensasi thriller yang kuat.
Pada akhir film, Teka-teki Tika malah berubah menjadi film aksi dengan nuansa spy, memperlihatkan pergeseran genre yang membingungkan. Ketidakpastian ini membuat film terasa tidak fokus, seolah-olah Ernest Prakasa masih mencari bentuk dan arah cerita yang tepat.
Akting Bagus, Namun Penokohan Kurang Kuat
Meski memiliki jajaran pemain yang solid seperti Ferry Salim, Sheila Dara Aisha, Morgan Oey, Dion Wiyoko, Eriska Rein, Jenny Zhang, dan pendatang baru Tansri Kemala, penokohan dalam Teka-teki Tika kurang mengesankan. Karakter Tika, misalnya, tidak memberikan aura misterius yang diharapkan dari film thriller. Meskipun Sheila Dara Aisha memberikan penampilan yang kuat sebagai Tika, karakter tersebut tidak cukup mendalam untuk menciptakan ketegangan yang diinginkan.
Namun, ada satu penampilan yang menonjol dalam film ini. Tansri Kemala, yang berperan sebagai Jane, pacar dari Andre (Morgan Oey), menunjukkan bakat akting yang luar biasa. Penampilannya sebagai Jane yang lugu dan ekspresif memberikan sedikit hiburan di tengah kekurangan film ini.
Plot Twist Berlebihan yang Membingungkan
Film ini menghadirkan beberapa plot twist yang mengejutkan menjelang akhir cerita. Namun, plot twist yang terjadi sebanyak tiga kali dalam waktu singkat justru terasa berlebihan dan membuat cerita menjadi kacau. Kejutan-kejutan ini, alih-alih menambah kedalaman cerita, malah memperburuk kesan krisis identitas yang sudah ada.
Walau begitu, plot twist terakhir membuka kemungkinan untuk sekuel, yang bisa jadi menarik bagi sebagian penonton.
Sindiran terhadap Dunia Politik Indonesia
Pada sesi konferensi pers, Ernest Prakasa mengungkapkan bahwa Teka-teki Tika bertujuan untuk menyindir politikus korup di Indonesia. Meskipun sindiran ini baru terasa pada paruh akhir film, kritikan terhadap politikus korup cukup tajam. Ernest mungkin lebih sukses jika film ini mengusung genre komedi gelap dengan satir tajam terhadap dunia politik, daripada mencoba memaksakan elemen misteri dan thriller yang tidak konsisten.
Secara keseluruhan, Teka-teki Tika adalah percobaan yang kurang berhasil bagi Ernest Prakasa dalam mengeksplorasi genre thriller. Meskipun akting para pemain cukup baik, film ini mengalami kesulitan dalam menentukan arah genre dan penyampaian ceritanya. Jika kamu tertarik, film ini sudah bisa kamu saksikan di bioskop Indonesia sejak 23 Desember 2021.
Bagaimana pendapatmu tentang Teka-teki Tika? Bagikan pendapatmu dan ikuti terus ulasan film dari KINCIR untuk informasi terbaru seputar dunia perfilman!