Bakpia adalah salah satu ikon kuliner khas Yogyakarta yang telah dikenal luas. Namun, kehadiran bakpia kukus menimbulkan pertanyaan di kalangan masyarakat: apakah bakpia kukus benar-benar asli dari Yogyakarta? Artikel ini akan membahas lebih lanjut tentang fenomena bakpia kukus yang semakin populer tetapi dianggap menyimpang dari tradisi asli bakpia di Kota Gudeg.

Sejarah Bakpia di Yogyakarta
Bakpia memiliki sejarah panjang di Yogyakarta, berasal dari pengaruh budaya Tionghoa yang beradaptasi dengan selera lokal. Bakpia tradisional biasanya berbentuk bulat kecil dengan kulit tipis, diisi kacang hijau manis, dan dipanggang hingga renyah. Produk ini identik dengan kawasan Pathok, sehingga sering disebut “Bakpia Pathok.”
Kemunculan Bakpia Kukus
Bakpia kukus merupakan inovasi baru yang berbeda dari bakpia tradisional. Produk ini memiliki tekstur lembut seperti bolu kukus, dengan isi yang beragam, mulai dari cokelat, keju, hingga varian modern lainnya. Proses pembuatan bakpia kukus yang tidak melalui pemanggangan membuatnya memiliki tekstur yang lebih ringan dan moist.
Mengapa Bakpia Kukus Dianggap Kurang Autentik?
- Perbedaan Proses Pembuatan
- Bakpia tradisional dibuat dengan proses pemanggangan, yang menghasilkan kulit renyah dan aroma khas. Sebaliknya, bakpia kukus lebih mirip bolu dengan lapisan isian di dalamnya.
- Cita Rasa yang Berbeda
- Rasa bakpia kukus cenderung lebih modern dan manis dibandingkan bakpia tradisional, yang memiliki rasa lebih sederhana dan autentik.
- Popularitas di Luar Yogyakarta
- Meski menggunakan nama “bakpia,” produk ini lebih populer di kalangan wisatawan daripada masyarakat lokal. Banyak yang menganggap bakpia kukus sebagai oleh-oleh modern daripada bagian dari tradisi asli Yogyakarta.
Peran Bakpia Kukus dalam Industri Kuliner
Meskipun dianggap kurang autentik, bakpia kukus tetap berkontribusi pada perkembangan industri kuliner di Yogyakarta. Produk ini menjadi alternatif oleh-oleh yang menarik bagi generasi muda dan wisatawan yang mencari sesuatu yang baru. Selain itu, inovasi ini membuktikan bahwa kuliner tradisional dapat beradaptasi dengan selera pasar modern.
Bakpia kukus mungkin bukan representasi autentik dari tradisi kuliner Yogyakarta, tetapi kehadirannya menunjukkan bahwa inovasi dalam dunia kuliner tetap penting untuk menjangkau pasar yang lebih luas. Jika Anda berkunjung ke Yogyakarta, tak ada salahnya mencoba keduanya: bakpia tradisional untuk rasa klasik yang autentik, dan bakpia kukus untuk sensasi yang lebih modern. Dengan begitu, Anda bisa merasakan dua sisi dari kekayaan kuliner Kota Gudeg!