Spoiler Alert: Artikel ini mengandung sedikit bocoran serial Biohackers Netflix yang bisa saja mengganggu bagi kalian yang belum menonton.
Setelah tamat menonton “Dark” Season 3, kalian mungkin mulai mencari serial Jerman lainnya yang mind-blowing. Beruntung, Netflix menghadirkan “Biohackers,” serial fiksi ilmiah orisinal tentang kemajuan teknologi rekayasa genetika. Jika penasaran, lihat dulu trailernya untuk gambaran besar cerita ini.
Sinopsis dan Alur Cerita
“Biohackers” mengisahkan Mia, seorang mahasiswa kedokteran yang berusaha membongkar penelitian rahasia Dr. Lorenz, seorang ilmuwan yang terlibat dalam teknologi biohacking. Dalam upayanya, Mia menjalin hubungan dengan asisten Dr. Lorenz untuk mendapatkan akses ke informasi yang ia cari. Namun, perjalanan Mia penuh dengan rahasia, konflik moral, dan bahaya.
Serial ini menyoroti isu besar: sejauh mana manusia bisa memanipulasi genetika sebelum kehilangan kendali? Dalam perjalanan Mia, penonton diperkenalkan pada sisi gelap dan terang dari teknologi biologi sintetis.
Biohacking: Kemajuan atau Ancaman?
Dr. Lorenz, tokoh sentral serial ini, menyampaikan kuliah inspiratif tentang potensi biologi sintetis. Teknologi ini menawarkan masa depan di mana penyakit genetik bisa dicegah, kelainan genetik dihapus, dan manusia diberikan “kesempatan yang sama” untuk hidup sehat. Dengan kata lain, teknologi ini mampu menciptakan manusia “sempurna” secara genetik.
Namun, ambisi besar ini membawa konsekuensi berbahaya. Dr. Lorenz mewakili ilmuwan yang berada di zona abu-abu moral, di mana inovasi tanpa batas dapat mengarah pada bencana. Dalam “Biohackers,” kita melihat bagaimana penelitian yang tidak diatur secara ketat dapat membahayakan manusia, menciptakan konflik antara etika dan kemajuan teknologi.
Ilmu Pengetahuan yang Realistis
Salah satu keunggulan “Biohackers” adalah pendekatannya yang realistis terhadap ilmu pengetahuan. Serial ini dengan hati-hati menjelaskan konsep biohacking, memberikan penonton gambaran tentang bagaimana rekayasa genetika bekerja. Proses ilmiah yang ditampilkan terasa logis, tanpa adegan “fiksi ilmiah klise” seperti mengetik kode tanpa makna atau eksperimen yang terlihat asal-asalan.
Meski demikian, bagi penonton awam, beberapa konsep mungkin terasa kompleks. Namun, ini menjadi nilai tambah karena menunjukkan upaya “Biohackers” untuk tetap setia pada aspek ilmiahnya.
Kelemahan dalam Narasi
Sayangnya, “Biohackers” memiliki kelemahan pada pengembangan karakter dan alur cerita. Mia, tokoh utama, digambarkan kurang konsisten dalam tindakannya. Dendamnya terhadap Dr. Lorenz seharusnya menjadi pendorong kuat dalam ceritanya, namun kadang terganggu oleh tindakan yang tampak ceroboh dan kurang fokus.
Dr. Lorenz, di sisi lain, terlalu ceroboh untuk seorang ilmuwan yang memegang rahasia besar. Misalnya, dia menyimpan dokumen penting tanpa perlindungan keamanan yang memadai, membuat konfliknya terasa kurang menegangkan.
Konflik Moral yang Relevan
“Biohackers” berhasil memunculkan pertanyaan mendalam: apakah manusia berhak “bermain Tuhan” dengan memanipulasi genetika? Dalam dunia nyata, teknologi biohacking memiliki potensi besar untuk menyembuhkan penyakit, tetapi juga dapat disalahgunakan untuk menciptakan ketimpangan sosial.
Serial ini mengingatkan kita bahwa kemajuan teknologi selalu datang dengan tanggung jawab besar. Tanpa regulasi yang jelas, inovasi dapat berubah menjadi ancaman serius bagi kemanusiaan.
“Biohackers” adalah serial yang memadukan drama, fiksi ilmiah, dan isu etika dalam teknologi dengan cukup baik. Meskipun memiliki kelemahan pada pengembangan karakter dan alur cerita, serial ini tetap memberikan wawasan menarik tentang masa depan biohacking. Bagi kalian yang menyukai cerita dengan tema ilmiah dan moralitas, “Biohackers” patut ditonton.
Apa pendapat kalian tentang kemajuan teknologi yang digambarkan dalam “Biohackers”? Apakah kalian setuju bahwa teknologi seperti ini lebih membawa manfaat atau bahaya? Bagikan pendapat kalian di kolom komentar di bawah ini!