Exoprimal mungkin menjadi salah satu game AAA paling unik yang dirilis dalam beberapa waktu terakhir. Menggabungkan robot yang melawan dinosaurus dalam mode PvPvE, game ini menawarkan konsep yang berbeda dari kebanyakan game sejenis. Meskipun permulaan game ini sedikit lamban dan repetitif, Capcom berhasil menghadirkan konten-konten menarik di bagian akhir permainan yang mampu membangkitkan semangat bermain.
Pengantar Gameplay dan Mode Permainan
Di Exoprimal, pemain terjun ke berbagai exosuit robotik dan dikirim kembali ke masa lalu untuk menghadapi serangan dinosaurus. Setiap pertandingan dimulai dengan perlombaan antara dua tim beranggotakan lima pemain untuk melihat siapa yang lebih cepat mengalahkan AI dinosaurus. Kemudian, pemain akan dibawa ke tahap kedua, di mana mereka harus melakukan balapan PvE atau bertarung dalam pertandingan PvP. Setiap exosuit memiliki karakteristik khusus, dibagi dalam tiga kelas: Assault, Tank, dan Support, dengan tiga varian atau lebih per kelas.
Kesan pertama dalam hal pertarungan cukup solid, dengan setiap kelas memiliki gaya bermain unik. Karakter Assault seperti Deadeye dan Barrage menawarkan efek serangan yang kuat, masing-masing dengan senjata dan strategi yang berbeda. Deadeye, misalnya, terasa seperti kelas penembak standar, sementara Barrage menggunakan granat untuk serangan yang lebih besar. Kelas Support pun memiliki variasi, seperti Witchdoctor dengan kemampuan penyembuhan area dan Nimbus yang lebih terfokus pada penyembuhan target spesifik. Kemampuan untuk berpindah kelas selama permainan juga memberikan fleksibilitas, memungkinkan pemain menyesuaikan strategi mereka berdasarkan kebutuhan tim.
Tantangan Awal yang Repetitif
Sayangnya, pada bagian awal permainan, Exoprimal terasa agak monoton. Selama lima jam pertama, pemain terjebak dalam misi yang sama berulang kali tanpa variasi yang berarti, dan hal ini bisa membuat sebagian pemain kehilangan minat sebelum mencapai inti permainan yang lebih menarik. Mode PvP sedikit lebih menyenangkan, tetapi repetisi ini tetap bisa menjadi penghalang bagi beberapa pemain untuk melanjutkan ke fase-fase berikutnya.
Namun, setelah pemain mencapai sekitar 15 pertandingan, Exoprimal mulai menawarkan variasi yang lebih menantang. Di titik ini, game memperkenalkan fitur raid, di mana dua tim yang bersaing kemudian bekerja sama untuk melawan versi dinosaurus yang lebih kuat. Raid ini memperkenalkan tantangan platforming baru, dinosaurus baru, dan bahkan mekanisme permainan yang lebih gila yang sebaiknya dialami sendiri oleh pemain.
Mekanika Permainan yang Memperpanjang Umur Exoprimal
Capcom mengambil keputusan untuk tidak mempublikasikan fitur-fitur raid dan tantangan tambahan ini sebelum perilisan, memberikan kejutan menyenangkan bagi pemain yang bertahan cukup lama dalam permainan. Fitur ini mengingatkan penulis pada keseruan pertama kali bermain dungeon di World of Warcraft pada tahun 2005, di mana bermain dalam kelompok menghadirkan tantangan yang lebih memuaskan.
Sayangnya, meskipun pengalaman raid ini sangat menyenangkan, Exoprimal tetap memiliki keterbatasan. Pemain tidak bisa mengakses raid kapan pun, dan harus menyelesaikan beberapa misi tambahan sebelum dapat bergabung kembali. Hal ini tentunya bisa membuat pemain merasa terhambat dalam mengeksplorasi lebih lanjut.
Keputusan Desain yang Aneh dan Saran untuk Pemain Baru
Exoprimal terasa seperti game yang masih butuh lebih banyak pengembangan. Beberapa keputusan desain yang ganjil, seperti ketiadaan variasi peta dan tantangan di awal permainan, bisa membuat pengalaman bermain terasa kurang memuaskan. Padahal, variasi semacam ini akan lebih baik jika hadir di awal permainan untuk menjaga ketertarikan pemain.
Namun demikian, Exoprimal mudah direkomendasikan berkat ketersediaannya di layanan Xbox Game Pass, sehingga pemain bisa mencobanya tanpa harus membayar penuh. Exoprimal juga mendukung fitur cross-play, yang memastikan jumlah pemain tetap stabil, baik di Xbox maupun PlayStation.