Dear Nathan: Thank You Salma – Menyajikan Kisah Romansa dan Isu Sosial yang Mendalam
Film Dear Nathan: Thank You Salma merupakan instalmen ketiga dari trilogi Dear Nathan yang resmi dirilis pada 13 Januari 2022. Kini, film ini dapat disaksikan di platform Netflix dan terus mendapatkan perhatian penonton, terbukti dengan masuknya film ini dalam kategori Top 10 Netflix. Meskipun telah tayang cukup lama, Dear Nathan: Thank You Salma tetap relevan dengan fenomena sosial yang terjadi di masyarakat saat ini, menawarkan kisah yang tidak hanya romantis namun juga sosial.
Mengangkat Isu Sosial yang Relevan
Film yang disutradarai oleh Kuntz Agus ini menghadirkan kisah yang lebih dari sekadar romansa antara Nathan dan Salma. Dalam Dear Nathan: Thank You Salma, kita melihat hubungan mereka yang semakin renggang karena perbedaan cara mereka dalam menyuarakan pendapat. Nathan aktif sebagai aktivis yang turun ke jalan untuk demonstrasi, sementara Salma lebih memilih mengekspresikan pandangannya melalui media sosial digital.
Perbedaan ini semakin diperburuk dengan kehadiran tokoh-tokoh baru yang menambah kompleksitas cerita. Afkar, seorang musisi dan kakak tingkat yang diidolakan Salma, dan Zana, seorang korban pelecehan seksual yang mengalami trauma mendalam, menjadi fokus utama. Nathan dihadapkan pada dilema besar—antara memperjuangkan hubungan dengan Salma atau mendukung Zana dalam perjuangannya melawan pelaku pelecehan seksual yang memiliki koneksi kuat di lingkungan kampus.
Kisah Zana: Representasi dari Realitas Sosial
Fokus film ini pada kasus Zana membawa dimensi baru pada trilogi Dear Nathan. Kasus Zana menggambarkan realitas pelecehan seksual yang sering terjadi di lingkungan pendidikan dan keramaian, bukan hanya di tempat-tempat sepi. Pelecehan seksual tidak hanya berupa tindak pemerkosaan, tetapi juga termasuk bentuk-bentuk seperti catcalling, yang sering dinormalisasi sebagai “candaan” oleh sebagian orang.
Film ini menyoroti bagaimana korban yang berani untuk berbicara malah sering kali mengalami victim-blaming atau “playing victim”, di mana pihak-pihak tertentu mencoba memutarbalikkan fakta untuk menyalahkan korban. Dengan menyajikan kasus ini, Dear Nathan: Thank You Salma mengajak penonton untuk lebih memahami dan mengedukasi diri mengenai isu penting ini.
Peran Film dalam Sosialisasi Isu Sensitif
Sebagai media massa yang bersifat menghibur, film memiliki kekuatan untuk menyampaikan pesan-pesan informatif dan edukatif. Dear Nathan: Thank You Salma adalah contoh dari film Indonesia yang berani mengangkat isu-isu sensitif seperti pelecehan seksual. Langkah ini merupakan upaya penting dalam meningkatkan kesadaran dan perlindungan bagi korban, serta mendorong masyarakat untuk lebih peka terhadap isu-isu sosial yang sering diabaikan.
Film lain yang juga mengangkat isu serupa adalah Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak dan Penyalin Cahaya. Kedua film ini juga membahas tema-tema yang berkaitan dengan kekerasan dan ketidakadilan, memberikan perspektif yang beragam tentang tantangan yang dihadapi oleh individu dan masyarakat.
Bacaan Tambahan untuk Isu Pelecehan Seksual
Bagi mereka yang tertarik untuk menggali lebih dalam mengenai isu pelecehan seksual, Dear Nathan: Thank You Salma bisa menjadi bahan bacaan yang berharga. Film ini tidak hanya menyajikan romansa yang relatable namun juga memberikan wawasan tentang bagaimana menghadapi dan mengatasi pelecehan seksual. Dengan semakin banyaknya film yang berani mengangkat isu-isu sensitif, diharapkan masyarakat dapat lebih memahami dan mendukung upaya perlindungan terhadap korban.
Dear Nathan: Thank You Salma bukan hanya sebuah penutup yang memuaskan untuk trilogi, tetapi juga sebuah kontribusi signifikan dalam memperluas diskusi tentang isu-isu sosial yang penting. Saksikan film ini di Netflix dan ambil pelajaran berharga tentang cinta, perjuangan, dan keberanian.