Nintendo menawarkan kesempatan bagi para pemilik Nintendo Switch untuk mendesain game mereka sendiri melalui Game Builder Garage, sebuah permainan yang berfokus pada pengenalan pemrograman. Game ini lebih mirip kursus pemrograman dasar ketimbang permainan pada umumnya, terutama ditujukan bagi pengguna muda. Game Builder Garage hadir dengan dua mode: pertama, mode Interactive Lessons yang mengajarkan dasar-dasar pemrograman dan desain game, dan kedua, mode Free Programming di mana pemain dapat mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh untuk membuat game sesuai imajinasi mereka. Game ini menjadi pencerahan bagi pemula di bidang pemrograman, meskipun bisa juga menimbulkan sedikit frustrasi.

Sebagai pemula yang tidak memiliki pengalaman dalam pemrograman, banyak waktu yang saya habiskan dalam Interactive Lessons. Ada tujuh kelas yang mengajarkan cara membangun berbagai jenis game sederhana, mulai dari platformer side-scrolling, shoot ’em up dengan latar luar angkasa, hingga game balapan. Setiap kelas adalah tutorial yang dipandu oleh karakter Bob si Titik Biru, yang memberikan instruksi langkah demi langkah, sambil memperkenalkan Nodon — widget pemrograman yang dipersonifikasikan oleh Nintendo. Nodons ini berinteraksi dengan gaya humoris, yang mungkin menarik bagi pemain muda, meski pemain yang lebih tua mungkin berharap instruksi Bob lebih singkat.
Namun, Game Builder Garage tidak sesederhana tampilannya. Setiap Nodon memiliki fungsi yang jelas, seperti World Nodon untuk mengubah pengaturan lingkungan, atau Break Object Nodon yang membuat suatu objek hancur berdasarkan kondisi yang telah ditentukan. Meskipun tidak selalu dikategorikan dengan intuitif dalam menu Nodon (misalnya, apa perbedaan antara Fancy Object dan Special Object?), mereka umumnya berfungsi sesuai namanya.
Di antara pelajaran, karakter lain bernama Alice akan memberikan kuis untuk memastikan pemahaman pemain tentang Nodons yang baru dipelajari. Jika pemain kesulitan, mereka bisa mengakses panduan Alice yang berisi tutorial singkat. Bob membantu memahami cara menggunakan Nodons, sementara Alice memastikan pemain mengerti mengapa mereka berfungsi demikian.
Setelah menyelesaikan tujuh pelajaran ini, meski belum merasa siap untuk langsung masuk ke Free Programming dan membuat game secara mudah, saya merasakan pemahaman yang lebih baik tentang dasar-dasar pemrograman dan bagaimana cara kerja game yang saya mainkan selama ini. Meskipun tidak langsung bermanfaat secara praktis, pemahaman ini tetap memiliki nilai tersendiri, ibaratnya seperti pendidikan seni liberal dalam pemrograman dan desain game.
Namun, menu properti Nodon menghadirkan kompleksitas tersembunyi. Beberapa opsi cukup sederhana, seperti mengubah warna objek atau menentukan jenis Nodons yang dapat dikenali. Tapi ada juga opsi kontrol sumbu XYZ yang lebih teknis. Ini penting untuk fleksibilitas alat dalam game, namun Bob dan Alice tidak memberikan penjelasan yang cukup memadai tentang cara menggunakan fitur ini atau memberikan skala yang tepat. Dalam Free Programming mode, pemain sering kali harus mencoba berbagai kombinasi agar posisi dan perilaku objek sesuai keinginan.
Yang lebih membuat frustrasi adalah pengulangan pengaturan pemrograman yang sama tanpa opsi mudah untuk menduplikasi pengaturan tersebut. Misalnya, setiap pelajaran mencakup pengaturan proses reset otomatis. Mengapa tidak ada makro “reset sequence” yang dapat mempercepat proses ini? Fitur ini tentunya akan membuat pengalaman lebih lancar dan tidak terlalu repetitif.
Selain itu, game ini tidak menjawab pertanyaan alami yang muncul dari pemrograman dengan fungsi preset. Nodons menyediakan jalan pintas untuk pemrograman, tetapi siapa yang memprogram Nodons tersebut? Tanpa akses untuk melihat kode aktual dalam game, pemain diharapkan mencari jawaban dan memperdalam keterampilan pemrograman di tempat lain.
Game Builder Garage juga memungkinkan pemain membuat aset seni, namun hanya terbatas pada gambar 2D dalam gaya sederhana ala MS Paint. Selain itu, pemain harus bekerja dalam estetika visual sederhana game ini. Ini mungkin cocok untuk lingkungan yang aman bagi anak-anak yang ingin mencoba membangun game, tetapi pemain yang lebih dewasa mungkin akan merasa terbatas dengan keterbatasan artistik ini.
Secara keseluruhan, Game Builder Garage tampaknya akan sangat bergantung pada kekuatan komunitasnya. Jika pemain dapat melanjutkan di mana Nintendo berhenti, dengan menyediakan tutorial online cepat untuk teknik yang lebih rumit, game ini mungkin bisa berkembang menjadi sesuatu yang istimewa. Meskipun tanpa itu, game ini tetap menjadi langkah awal yang layak bagi siapa saja yang ingin belajar pemrograman, terutama untuk anak-anak.