(87,6 Unimmafm) KOTA MAGELANG- Pemahaman terhadap kesehatan reproduksi menjadi kunci penting prilaku hidup sehat bagi remaja, dengan mengetahui kesehatan reproduksi maka diharapkan remaja akan aware dan bertanggung jawab atas dirinya.

Remaja menurut WHO adalah suatu tahapan perkembangan individu dari pematangan pertama seksual sekundernya sampai pematangan akhir sekitar usia 10 hingga 19 tahun. Jadi pada laki – laki dan perempuan mengalami perubahan seksual sekundernya, tiap jenis kelamin berbeda tahapannya, ada yang lebih cepat (laki – laki lebih cepat tinggi badannya) ada 3 tahapan yaitu masa remaja awal, tengah dan masa remaja akhir.
” Pada saat mimpi basah pada anak laki-laki, nanti spermanya akan terbuang percuma, itu adalah sesuatu yang bisa normal saja, dan tidak mengganggu ” Hal tersebut disampaikan oleh dr Cahyaning Tias dari Balkesmas Magelang pada saat Talkshow di radio Unimma FM Kamis 21 Juli 2022.
Pada saat remaja, mereka mengalami banyak perubahan baik fisik, maupun psikis. Perubahan fisik yang dialami oleh laki-laki meliputi pembesaran pada testis, perubahan suara, munculnya jakun, pertumbuhan tinggi yang pesat, sedangkan perempuan meliputi pertumbuhan payudara dan naiknya berat badan, tambahnya.
Tidak hanya perubahan fisik, remaja yang sedang dalam masa pubertas juga mengalami perubahan psikis, emosi mereka menjadi tidak stabil, mudah marah, dan merasa sudah cukup dewasa untuk melakukan hal-hal baru.,
Remaja juga mengalami perubahan yang dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Untuk laki-laki mereka mengalami mimpi basah, sedangkan perempuan mengalami menstruasi. Mimpi basah dapat terjadi karena tidak adanya suatu aktivitas seksual. Sedangkan menstruasi atau haid adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi.
Perubahan tersebut cukup mengejutkan bagi banyak remaja yang belum pernah mendapatkan edukasi seks dan edukasi kesehatan reproduksi.
Sedang menurut Rini Dwi M.kep yang juga narsum Talkshow tersebut menyampaikan,
Kurangnya edukasi terhadap hal yang berkaitan dengan reproduksi nyatanya bisa memicu terjadinya hal-hal yang tak diinginkan.
Sangat penting diberikan pendidikan kesehatan reproduksi kepada remaja dan tidak harus diberikan ketika remaja namun bisa dimulai saat anak – anak sesuai dengan tahapan umurnya. Dalam kasus ini orang tua menjadi peranan utama dan terpenting bagi anak – anaknya., Tambah Rini
Salah satu hal yang sering terjadi karena kurangnya sosialiasi dan edukasi adalah penyakit seksual menular, kehamilan di usia muda, hingga aborsi yang berakibat pada hilangnya nyawa remaja. Masih banyak juga remaja yang belum mengerti apa saja pengetahuan tentang kesehatan reproduksi.
Tema Talkshow yang diangkat 87,6 Unimma FM bersama dengan BALKESMAS (Balai Kesehatan Masyarakat) Wilayah Magelang afalah “Kesehatan Reproduksi Pada Remaja”.
Kesehatan reproduksi merupakan bagian penting dari beberapa faktor kesehatan bagi remaja. Kesehatan reproduksi bukan hanya sehat fisik saja namun sehat secara utuh baik fisik, psikologis mental, spritual dan sosial serta khususnya pada Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR).
Saat Talkshow tersebut Rini menambahkan bahwa kesehatan reproduksi adalah kondisi sehat, baik secara fisik, psikologis, mental, sosial, kultural, tidak hanya bebas dari penyakit dan kecacatan, tapi seseorang itu mengetahui sistem reproduksinya, proses reproduksinya, supaya dapat lebih waspada dan bertanggung jawab terhadap kondisi kesehatan reproduksi kita.
Pendidikan reproduksi tidak harus diberikan saat remaja, lebih baik diberikan sedari kecil sesuai dengan tahapan usianya. Pentingnya peran orangtua diperlukan agar anak tidak terkejut saat sudah tiba waktunya mengalami perubahan-perubahan tersebut.
Apalagi dengan banyaknya anak yang sudah mengalami menstruasi di usia muda, tentu perlu pendidikan sejak dini. Karena menstruasi dapat terjadi tergantung status gizi, anak dengan status gizi berlebih berpotensi lebih cepat mengalami menstruasi.
Antusias pendengar radio Unimma pun sangat tinggi, dengan banyaknya pertanyaan yang dikirimkan melalui aplikasi WhatsApp radio.Dalah satu yang menarik adalah pertanyaan dari Lia yang menanyakan bagaimana cara menyalurkan energi anak ABG yang sedang meluap-luap ke kegiatan yang positif, dr Tias menyarankan agar remaja tersebut diarahkan ke kegiatan positif yang diminatinya bisa ke olah raga, atau kegiatan lainnya yang disukai.
Dari kasus – kasus yang ada, pemerintah pun akan mengadakan program membagikan tablet penambah darah, pada Jumat, 22 Juli 2022 oleh BALKESMAS Magelang dan Depkes Provinsi Jawa Tengah dan anggota DPRD Magelang yang akan dilaksanakan di Banyumas dan akan melaksanakan Deteksi Kespro pada usia remaja yaitu meberikan edukasi, informasi tentang kesehatan reproduksi pada usia remaja dan pembagian tablet tambah darah.
Program tersebut juga akan diselenggarakan di Magelang pada tanggal 25 Juli di SMA 1 Mungkid guna mengedukasi anak usia remaja mengenai kesehatan reproduksi agar lebih peduli dan waspada terhadap kesehatan reproduksi diri sendiri sehingga tidak ada kejadian – kejadian pada sistem reproduksi yang tidak diinginkan.