Setelah uji terbang yang sukses di Bandara Aji Pangeran Temenggung (APT) Pranoto Samarinda pada Juli 2024, taksi terbang atau sky taxi yang dirancang untuk mendukung mobilitas pintar Ibu Kota Nusantara (IKN) kini memasuki fase penting dalam pengembangannya. Saat ini, teknologi inovatif ini berada pada tahap kerjasama transfer teknologi, yang melibatkan berbagai pihak, termasuk Hyundai Motors Company (HMC), Korea Aerospace Research Institute (KARI), dan PT Dirgantara Indonesia (PTDI).
Deputi Bidang Transformasi Hijau dan Digital Otorita IKN, Mohammed Ali Berawi, mengungkapkan bahwa perkembangan ini membuka jalan bagi kajian dan regulasi lebih lanjut yang akan mendukung komersialisasi taksi terbang di Indonesia. Tahapan ini juga mencakup pengembangan regulasi pemanfaatan udara serta teknologi yang diperlukan untuk operasi taksi terbang secara efisien dan aman di Indonesia.
Tahapan Pengembangan Taksi Terbang dan Mobilitas Cerdas
Hyundai Motors, bersama KARI dan PTDI, telah merencanakan penerapan tiga tahap utama dalam pengembangan taksi terbang dan mobilitas cerdas udara (Urban Air Mobility – Advanced Air Mobility atau UAM-AAM). Peta jalan ini dirancang untuk menciptakan ekosistem transportasi udara yang terintegrasi dengan sistem mobilitas darat.
Tahap I (2024-2025): Uji Coba dan Kajian Awal Pada tahap pertama, Hyundai Motors dan mitranya akan melaksanakan proof of concept (PoC) atau uji coba dengan tujuan untuk menunjukkan kelayakan teknologi serta melakukan kajian awal terkait kebijakan yang perlu diimplementasikan. Uji coba ini bertujuan untuk memperkenalkan teknologi taksi terbang dalam kondisi nyata dan menyempurnakan desain serta sistem operasionalnya.
Tahap II (2026-2028): Pengembangan dan Riset Selanjutnya, pada tahap kedua, pengembangan lebih lanjut akan difokuskan pada pembangunan pusat riset dan pengembangan (R&D) untuk teknologi UAM-AAM. Penelitian tentang inovasi teknologi akan dilakukan untuk memperkuat fondasi sistem transportasi udara di Indonesia, serta memetakan model bisnis yang tepat bagi komersialisasi taksi terbang. Tahap ini juga mencakup perumusan kebijakan dan regulasi yang mendukung.
Tahap III (2029 dan seterusnya): Komersialisasi dan Pengembangan Industri Pada tahap ketiga, komersialisasi taksi terbang akan dimulai dengan pengembangan industri terkait UAM-AAM. Ini termasuk pembangunan infrastruktur yang diperlukan dan perluasan ekosistem mobilitas udara yang terintegrasi dengan sistem transportasi darat, seperti trem otonom terpadu (TOT) yang juga sedang diuji coba untuk memperkuat ekosistem transportasi cerdas di IKN.
Integrasi Taksi Terbang dengan Mobilitas Darat
Tak hanya taksi terbang, IKN juga mempersiapkan sistem transportasi cerdas yang mengintegrasikan berbagai moda transportasi, termasuk trem otonom yang sedang diuji coba. Sistem mobilitas ini dirancang untuk menciptakan ekosistem transportasi yang efisien, ramah lingkungan, dan mampu mengatasi tantangan mobilitas di kota yang tengah berkembang.
Tim penilai uji coba trem otonom telah menjalankan berbagai simulasi operasional dengan skenario yang berbeda, menilai kesiapan dan efektivitas sistem transportasi darat ini. Trem otonom akan menjadi bagian dari rencana besar untuk mewujudkan IKN sebagai kota pintar yang mengedepankan teknologi dalam mendukung kehidupan warganya.
Potensi Taksi Terbang untuk Mobilitas Masa Depan
Taksi terbang bukan hanya sekadar teknologi futuristik, tetapi juga sebuah solusi untuk masalah mobilitas yang dihadapi oleh kota-kota besar, terutama di wilayah dengan keterbatasan infrastruktur. Dengan menggunakan teknologi canggih ini, IKN dapat menjadi model bagi kota-kota masa depan yang mengintegrasikan transportasi udara dan darat untuk menciptakan sistem mobilitas yang lebih efisien, cepat, dan ramah lingkungan.
Dengan teknologi taksi terbang, perjalanan antara titik-titik utama dalam IKN akan semakin mudah diakses, mengurangi kemacetan, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Inovasi ini juga memberikan dampak positif bagi sektor industri, seperti penerbangan dan teknologi, yang akan membuka peluang kerja baru dan mendorong pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia.
Tantangan dan Prospek Ke Depan
Meski menjanjikan, pengembangan taksi terbang tidak tanpa tantangan. Selain soal regulasi dan pengujian teknologi, aspek keselamatan, biaya produksi, dan kesiapan infrastruktur harus menjadi perhatian utama. Namun, dengan dukungan penuh dari berbagai pihak dan implementasi tahapan yang matang, taksi terbang dan sistem mobilitas cerdas di IKN memiliki potensi untuk menjadi revolusi dalam dunia transportasi.
Jika berhasil, taksi terbang tidak hanya akan mengubah cara kita bepergian di dalam IKN, tetapi juga dapat menjadi model untuk pengembangan kota pintar di negara-negara lain. Oleh karena itu, kerjasama internasional, penelitian, dan investasi yang terus berlanjut akan menjadi kunci untuk kesuksesan mobilitas udara masa depan di Indonesia.
Dengan perkembangan ini, Indonesia berpotensi menjadi pionir dalam pengembangan transportasi cerdas yang tidak hanya mengatasi masalah mobilitas, tetapi juga memberikan solusi bagi tantangan-tantangan urbanisasi dan keberlanjutan lingkungan di masa depan.