(876Unimmafm) , Magelang -Dalam rangka menindaklanjuti kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengenai program Merdeka Belajar -Kampus Merdeka (MBKM),
Unimma universitas Muhammadiyah Magelang, berupaya membangun atmosfer kampus yang sehat. Dalam hal ini, agar kampus diberikan kemudahan dalam menjawab tantangan global serta tanggung jawab akan peran terhadap masyarakat sesuai dengan tridarma perguruan tinggi untuk mendorong daya saing bangsa.
Maka berdasarkan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2019 tentang pengelolaan sumber daya nasional (PSDN) untuk pertahanan negara. Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Republik Indonesia akan merekrut mahasiswa dan dosen untuk menjadi Komponen Cadangan (Komcad) dalam bela negara.
Juru Bicara Menteri Pertahanan, Dr Dahnil Anzar Simanjuntak SE, ME mengemukakan hal tersebut pada Diskusi Kebangsaan dengan tema ‘Aktualisasi Bela Negara di Kampus Merdeka’ yang diselenggarakan Universitas Muhammadiyah Magelang (Unimma) melalui off line dan aplikasi on line Jumat (12/3/2021).
Dahnil yang merupakan mantan ketua Pemuda Muhammadiyah tersebut mengatakan, Kementerian Pertahanan akan merekrut para pemuda berusia 18 sampai 35 tahun untuk menjadi komponen cadangan pertahanan negara. Namun, perekrutan tersebut bukan merupakan wajib militer, melainkan yang mendaftarkan diri bersifat sukarela untuk memberi kontribusi bagi bangsa dan negara.
Diperkirakan Rekrutmen komponen cadangan komcat berjumlah 25 ribu orang dari berbagai latar belakang profesi, nantinya pemetaan dan penempatan komcat akan disesuaikan dengan kebutuhan TNI itu sendiri, baik TNI angkatan darat, laut maupun udara. Sedang untuk pendaftarannya sendiri melalui Koramil diseluruh Indonesia.
Mereka yang diterima dikomcat akan dibina selama 3 bulan dengan pelatihan ala militer, dan setelahnya kembali ke profesi semula. Jika suatu waktu negara terjadi ancaman militer maupun non militer, membutuhkan tenaga pada komponen cadangan tersebut akan dimobilisasi oleh presiden dengan persetujuan DPR.
Namun, ketika bangsa dan negara dalam keadaan damai, maka komponen cadangan tersebut tetap harus tetap siap siaga.
“Bagi mahasiswa yang mengikuti pelatihan Komcad otomatis tidak mengikuti kuliah. Namun sesuai dengan penerapan Kampus Merdeka, maka pelatihan selama tiga bulan tetap dihitung SKS (satuan kredit semester)-nya. Sedang dosen yang tidak mengajar selama tiga bulan akan tetap digaji oleh institusi di mana mereka bekerja,” kata Dahnil yang juga mantan komandan kokam.
Adapun fungsi dari komponen cadangan tersebut yakni, disiapkan untuk memperkuat komponen utama pertahanan, yakni TNI, Polri dan masyarakat dari berbagai profesi.
Ia menilai, keberadaan komponen cadangan tersebut menghemat anggaran Kementerian Pertahaan dari pada merekrut tentara. Berdasarkan perhitungannya, menerima dan mendidik satu orang tamtama membutuhkan biaya sebesar Rp 88 juta. Setelah selesai mengikuti pendidikan, negara berkewajiban untuk menggajinya setiap bulan.Sedangkan jika membina komcad per orang hanya sekitar 30 jutaan.
Menurut Dahnil, keberadaan Komcad di negara-negara lain sudah jauh lebih maju. Amerika Serikat (AS) memiliki sebanyak 2,4 juta Komcad, sedang tentaranya hanya 2 juta orang. Singapura telah memiliki Komcad 2 juta orang dan jumlah tentaranya juga lebih sedikit.
Sementara Rektor Unimma Sulis Wiyadi M.Ag dalam sambutannya mengatakan ” Kita ingin menunjukkan bela negara dengan pemikiran-pemikiran tentunya”.
Selaras dengan perkembangan yang terjadi di negara kita.