Magelang, sebuah kabupaten yang terletak di Jawa Tengah, tidak hanya terkenal dengan keindahan objek wisata alam dan kekayaan kulinernya yang menggoda selera. Kabupaten yang menjadi penghubung antara Kota Yogyakarta dan Semarang ini juga menyimpan beragam situs peninggalan sejarah, salah satunya adalah candi. Candi-candi yang tersebar di berbagai penjuru Magelang ini memiliki nilai sejarah dan budaya yang sangat tinggi, beberapa di antaranya bahkan sudah direkonstruksi setelah terkubur lama akibat letusan gunung berapi atau faktor alam lainnya.

Beberapa candi mungkin sudah terkenal dan sering dikunjungi wisatawan, namun ada juga candi-candi yang mungkin belum banyak tereksplorasi. Banyak di antaranya yang masih menyimpan misteri dan kisah sejarah yang menunggu untuk diungkap lebih dalam. Berikut adalah beberapa candi terkenal dan candi-candi tersembunyi di Magelang yang patut untuk dikunjungi untuk menyelami kekayaan sejarah budaya Indonesia.
1. Candi Mendut: Peninggalan Bersejarah yang Menakjubkan
Candi Mendut adalah salah satu candi Buddha yang terletak di Kecamatan Mendut, sekitar 38 km barat laut dari Yogyakarta dan hanya berjarak 3 km dari Candi Borobudur. Candi ini diperkirakan dibangun pada tahun 824 Masehi pada masa pemerintahan Raja Indra dari Wangsa Syailendra. Candi Mendut memiliki arsitektur yang memukau, dengan tiga arca Buddha besar di dalam ruangan utamanya, yaitu Buddha Sakyamuni, Bodhisattva Avalokitesvara, dan Maitreya. Meskipun sudah mengalami rekonstruksi besar pada tahun 1836, candi ini tetap mempertahankan keindahannya sebagai situs religi yang penting bagi umat Buddha.
2. Candi Pawon: Misteri dan Keterkaitannya dengan Candi Borobudur
Candi Pawon terletak sekitar 1 km tenggara dari Candi Mendut dan 2 km timur laut dari Candi Borobudur. Ketiga candi ini, yaitu Mendut, Pawon, dan Borobudur, diyakini memiliki keterkaitan erat satu sama lain, mungkin sebagai bagian dari kompleks candi yang membentuk sebuah simbol atau rangkaian perjalanan spiritual. Candi Pawon, yang juga dikenal dengan nama Candi Branjanalan, diyakini merupakan tempat untuk menyimpan abu jenazah Raja Indra, ayah dari Raja Samaratungga, yang merupakan penguasa dari Wangsa Syailendra.
3. Candi Borobudur: Candi Buddha Terbesar di Dunia
Siapa yang belum pernah mendengar tentang Candi Borobudur? Sebagai salah satu situs warisan dunia UNESCO, Candi Borobudur adalah candi Buddha terbesar di dunia dan merupakan daya tarik wisata utama di Indonesia. Dibangun sekitar tahun 780 M oleh Wangsa Sanjaya, candi ini terdiri dari sepuluh lantai yang dihiasi dengan 504 arca Buddha, 1460 panel relief, dan 72 stupa yang memukau. Candi ini terkubur oleh lava Gunung Merapi pada tahun 950 M dan baru ditemukan kembali pada tahun 1814 oleh Sir Thomas Stamford Raffles. Keindahan dan keagungan Candi Borobudur menjadi simbol kebesaran peradaban Hindu-Buddha di Indonesia.
4. Candi Ngawen: Kompleks Candi yang Menyimpan Sejarah Panjang
Candi Ngawen terletak di Desa Ngawen, Kecamatan Muntilan, sekitar 5 km dari Candi Mendut. Candi ini diperkirakan dibangun pada abad ke-9 hingga ke-10 M, dan pada awalnya merupakan kompleks candi yang terdiri dari lima candi. Namun, hanya satu candi yang berhasil dipugar dan masih memiliki struktur lengkap, sementara empat lainnya hanya tersisa bagian kaki candi. Di dalamnya terdapat arca Buddha, meskipun beberapa bagian seperti kepala arca hilang akibat pencurian.
5. Candi Lumbung: Keunikan Candi yang Terkena Dampak Letusan Gunung Merapi
Candi Lumbung adalah salah satu candi yang terletak di kompleks Candi Sengi, di Desa Krogowanan, Kecamatan Sawangan. Candi ini merupakan peninggalan dari Kerajaan Mataram Kuno dan mengalami kerusakan parah akibat letusan Gunung Merapi pada tahun 2010. Untuk menghindari longsor, candi ini sempat dipindahkan sementara ke lokasi yang lebih aman. Candi Lumbung memiliki struktur arsitektur yang menarik dan menjadi bagian dari sejarah panjang peradaban Jawa.
6. Candi Selogriyo: Candi Hindu di Lereng Gunung Sumbing
Candi Selogriyo terletak di lereng timur Gunung Sumbing, tepatnya di Desa Kembangkuning, Kecamatan Windusari. Candi ini dibangun oleh Wangsa Sanjaya dari Kerajaan Mataram Hindu pada abad ke-8 M. Di dalam candi terdapat arca-arca Hindu seperti Ganesha, Durga, Agastya, Nandiswara, dan Mahakala. Candi Selogriyo sempat hancur akibat kelongsoran bukit, namun berhasil direkonstruksi pada tahun 2005. Candi ini tidak hanya menjadi situs religius, tetapi juga menawarkan pemandangan alam yang menakjubkan.
7. Candi Pendem: Candi yang Terpendam di Tengah Sawah
Candi Pendem adalah candi yang terletak di Desa Sengi, Kecamatan Dukun, dan memiliki keunikan karena berada di bawah permukaan tanah, sehingga sebagian besar candi ini terpendam. Meskipun sebagian besar struktur candi hilang, bagian kaki dan badan candi masih bisa terlihat. Salah satu fitur menarik dari Candi Pendem adalah lubang-lubang yang terdapat di sudut barat daya kaki candi yang mirip dengan papan permainan congklak. Keberadaan lubang-lubang ini menambah misteri seputar candi ini.
8. Candi Asu: Candi dengan Arca Lembu Nandhi yang Menarik
Candi Asu terletak tidak jauh dari Candi Pendem, di Desa Sengi, Kecamatan Dukun. Nama “Asu” diberikan oleh masyarakat setempat karena ditemukan arca Lembu Nandhi yang rusak dan terlihat lebih mirip dengan anjing. Candi ini dibangun pada masa pemerintahan Rakai Kayuwangi Dyah Lokapala dari Kerajaan Mataram Hindu pada abad ke-9 M. Candi ini menyimpan banyak cerita menarik tentang kehidupan dan tradisi masyarakat masa lalu.
9. Candi Umbul: Pemandian Sejarah yang Memesona
Candi Umbul terletak di Desa Kartoharjo, Kecamatan Grabag. Situs pemandian ini diperkirakan sudah ada sejak masa pemerintahan Wangsa Sanjaya dari Kerajaan Mataram Hindu. Nama Candi Umbul berasal dari kata “mumbul” yang berarti menyembul, merujuk pada fenomena air yang muncul dari dasar kolam membentuk gelembung-gelembung. Di sini terdapat dua kolam pemandian, yaitu kolam air hangat dan air dingin yang keduanya terbuka untuk umum. Konon, pemandian ini dulunya digunakan oleh putri-putri raja.
10. Candi Losari: Saksi Erupsi Gunung Merapi
Candi Losari ditemukan pada tahun 2004 di Dusun Losari, Kecamatan Salam, setelah tertimbun lahar dari erupsi Gunung Merapi. Candi ini memiliki 1 candi induk dan 3 candi perwara, meskipun sebagian besar telah rusak. Candi Losari diperkirakan dibangun antara abad ke-7 hingga ke-9 M dan memiliki arsitektur yang mirip dengan candi-candi lain di Magelang.
11. Candi Gunung Wukir: Peninggalan Hindu dengan Yoni yang Menarik
Candi Gunung Wukir, yang juga dikenal dengan nama Candi Canggal, terletak di Kecamatan Salaman. Candi ini memiliki keunikan dengan adanya yoni yang menandakan bahwa candi ini bercorak Hindu. Berdasarkan prasasti yang ditemukan, Candi Gunung Wukir didirikan oleh Raja Sanjaya dari Kerajaan Mataram Hindu.
12. Candi Gunung Sari: Situs Bersejarah yang Terlupakan
Candi Gunung Sari ditemukan pada tahun 1996 di puncak Bukit Sari, Desa Gulon. Candi ini diyakini berasal dari abad ke-6 hingga ke-8 M dan merupakan peninggalan Kerajaan Mataram Hindu. Keunikan Candi Gunung Sari terletak pada batu berbentuk silinder dengan lubang di tengahnya, yang diduga digunakan untuk menyimpan abu jenazah.
Magelang bukan hanya dikenal dengan keindahan alam dan kuliner yang menggugah selera, tetapi juga menyimpan warisan budaya yang sangat kaya dalam bentuk candi-candi bersejarah. Masing-masing candi memiliki cerita dan keunikan tersendiri, mencerminkan kejayaan peradaban Hindu-Buddha di Indonesia. Menelusuri candi-candi ini akan membawa kita pada perjalanan waktu yang mempesona, menggali sejarah dan budaya yang mendalam dari masa lalu. Jangan lewatkan kesempatan untuk menjelajahi situs-situs bersejarah ini ketika berkunjung ke Magelang