Salatiga, sebuah kota kecil di Jawa Tengah, memiliki pesona tersendiri dalam dunia kuliner. Selain dikenal sebagai kota yang sejuk dan nyaman, Salatiga juga menyimpan beragam kuliner legendaris yang telah bertahan puluhan bahkan ratusan tahun. Beberapa makanan khas ini telah diwariskan secara turun-temurun, tetap mempertahankan cita rasa asli yang khas. Pemerintah Kota Salatiga pun telah menetapkan beberapa tempat makan sebagai bagian dari “Salatiga Culinary Heritage” karena nilai sejarah dan keunikan yang dimilikinya. Berikut ini adalah sepuluh kuliner legendaris Salatiga yang wajib dicoba bagi pecinta wisata kuliner.

1. Bakso Babat Taman Sari
Berlokasi di Jalan Diponegoro No 105, Bakso Babat Taman Sari telah beroperasi sejak 1965. Awalnya, tempat makan ini berada di dekat Bakso Babat TK Gigi sebelum akhirnya pindah ke Jalan Taman Sari. Menu utama yang disajikan di sini adalah bakso babat, bakso kikil, bakso campur, bakso bakmi, bakso bihun, dan bakso pangsit. Tekstur bakso yang kenyal dipadukan dengan kuah kaldu sapi yang gurih menjadikannya salah satu kuliner favorit masyarakat setempat.
2. Sambal Tumpang Koyor Bu Kori
Sambal Tumpang Koyor Bu Kori bisa ditemukan di Pasar Anyar, Kelurahan Kauman Kidul. Kuliner ini terkenal karena mempertahankan cita rasa khas sejak pertama kali diperkenalkan pada tahun 1950. Kini, usaha ini telah dikelola oleh generasi ketiga. Sambal tumpang merupakan hidangan berbahan dasar tempe bosok (tempe fermentasi) yang dimasak dengan santan dan aneka bumbu, kemudian disajikan bersama koyor (urat sapi). Kombinasi rasa gurih, pedas, dan sedikit asam menciptakan sensasi unik bagi para penikmatnya.
3. Ronde Sekoteng Jago
Dibuka sejak 1964, Ronde Sekoteng Jago yang berlokasi di Jalan Jenderal Sudirman No 9 menjadi pilihan tepat untuk menghangatkan badan di tengah hawa sejuk Salatiga. Minuman ini terdiri dari bola-bola ketan yang berisi kacang tanah, disajikan dalam kuah jahe hangat dengan tambahan kacang putih presto, manisan buah, dan kulit jeruk. Kedai ini juga menyediakan mi kopyok sebagai alternatif bagi pengunjung yang ingin menikmati hidangan lain.
4. Kopi Babah Kacamata
Nama unik dari tempat ini berasal dari pemilik pertamanya, Warsono, yang kala itu menjadi satu dari sedikit orang yang mengenakan kacamata di Salatiga. Sejak 1965, Kopi Babah Kacamata yang berlokasi di Jalan Kalinyamat No 16 telah menjadi tempat favorit bagi pecinta kopi. Racikan khas yang digunakan di sini mampu memberikan cita rasa kopi yang kuat namun tetap seimbang, menjadikannya pilihan sempurna untuk dinikmati di pagi atau sore hari.
5. Roti Tegal
Dibangun oleh Agus Cahyono dan Budi Santoso pada tahun 1950, Roti Tegal kini telah dikelola oleh generasi ketiga. Keistimewaan roti ini terletak pada penggunaan telur ayam kampung dan bahan alami tanpa pengawet. Salah satu menu spesialnya adalah roti keju atau oliebol, yang memiliki tekstur lembut dan rasa gurih khas. Cocok dinikmati untuk sarapan atau sebagai camilan sore hari.
6. Enting-enting Gepuk Cap Klenteng & 2 Hoolo
Sebagai produsen enting-enting tertua di Salatiga, tempat ini telah beroperasi sejak 1929. Awalnya, usaha ini didirikan oleh Sunarso di dalam area klenteng. Enting-enting gepuk terbuat dari kacang tanah dan gula jawa yang diolah secara tradisional untuk menghasilkan tekstur renyah dan rasa manis yang khas. Hingga kini, usaha ini tetap dikelola oleh generasi ketiga yang menjaga kualitas dan keaslian resepnya.
7. Soto Esto
Soto Esto, yang berlokasi di Jalan Langensuko No 4, telah berdiri sejak 1953 dan menjadi salah satu ikon kuliner Salatiga. Hidangan ini terkenal dengan kuah santannya yang tidak terlalu kental, tetapi tetap gurih dan segar. Disajikan dengan pilihan tambahan seperti gorengan, sate-satean, dan kerupuk karak, soto ini selalu ramai dikunjungi oleh wisatawan maupun warga lokal.
8. Soto Kesambi
Berbeda dengan Soto Esto, Soto Kesambi memiliki suasana old-style yang menambah pengalaman kuliner menjadi lebih berkesan. Terletak di Jalan Gladakan No 682, tempat ini menyajikan soto ayam dengan aneka pelengkap seperti gorengan, ayam goreng, jeroan, dan rongkong. Dengan usia lebih dari 30 tahun, Soto Kesambi tetap menjadi destinasi favorit bagi pencinta kuliner tradisional.
9. Getuk Kethek
Getuk Kethek, yang terletak di Jalan Agrotunggal No 9, Kampung Ledok, dikenal sebagai salah satu makanan khas Salatiga. Nama “kethek” berasal dari monyet yang dahulu dipelihara di tempat ini. Getuk ini dibuat tanpa bahan pengawet, memiliki cita rasa manis dan tekstur pulen. Usaha ini telah berjalan sejak tahun 1980-an dan kini dikelola oleh generasi kedua.
10. Pondok Dahar Mbah Rakinem
Pondok Dahar Mbah Rakinem, yang beralamat di Jalan Nakula Sadewa III No 13, terkenal dengan menu tumpang koyornya. Berdiri sejak 1970-an, tempat ini mempertahankan kelezatan tumpang koyor dengan kombinasi tahu, koyor, dan kuah yang gurih, pedas, serta manis. Hidangan ini biasanya disajikan dengan bubur atau nasi. Keunikan rasa dan atmosfer tradisional menjadikan tempat ini sebagai salah satu destinasi kuliner yang wajib dikunjungi.
Kuliner legendaris di Salatiga bukan hanya sekadar makanan, tetapi juga bagian dari sejarah dan budaya kota ini. Masing-masing hidangan memiliki kisah unik yang diwariskan dari generasi ke generasi. Dari bakso babat yang sudah eksis sejak 1965 hingga enting-enting gepuk yang telah ada sejak 1929, setiap kuliner mencerminkan kekayaan kuliner Nusantara yang harus tetap dijaga dan dilestarikan. Jika berkunjung ke Salatiga, jangan lewatkan kesempatan untuk mencicipi warisan rasa yang tak lekang oleh waktu ini!