Lebaran identik dengan hidangan khas yang seringkali kita temui setiap tahun, seperti ketupat, opor ayam, rendang, dan sambal goreng. Namun, jika kamu ingin mencoba sesuatu yang berbeda dan membawa nuansa tradisional yang lebih kental, tidak ada salahnya untuk menambahkan burasa (atau dikenal juga sebagai buras) ke dalam menu sajian Lebaran kamu.
Burasa adalah salah satu makanan khas dari suku Bugis yang memiliki cita rasa gurih dan unik, dan sangat cocok sebagai pendamping berbagai hidangan berkuah yang biasa disajikan saat Lebaran. Kuliner ikonis ini tidak hanya enak, tetapi juga sarat dengan budaya dan tradisi yang patut dilestarikan. Mari kita mengenal lebih dalam mengenai burasa dan bagaimana menyajikannya dalam perayaan Lebaran yang istimewa.
Apa Itu Burasa?
Burasa (atau buras dalam bahasa Bugis) adalah makanan berbahan dasar beras yang dimasak dengan santan, memberikan rasa gurih dan tekstur lembut yang cocok untuk berbagai hidangan berkuah. Makanan ini sangat populer di Sulawesi Selatan, terutama di kalangan masyarakat Bugis, dan sering dijadikan sajian istimewa dalam berbagai acara besar dan perayaan, seperti Idulfitri, Iduladha, tahlilan, hingga perayaan adat seperti pertunangan dan pernikahan.
Burasa mirip dengan ketupat, namun memiliki ciri khas dalam cara pembuatan dan rasa yang lebih gurih karena dimasak dengan santan. Selain itu, bentuknya juga sedikit lebih besar dan lebih padat daripada ketupat biasa. Burasa biasanya dibungkus dengan daun pisang yang diikat menggunakan tali rafia atau daun pisang itu sendiri, dan kemudian direbus hingga matang. Pembuatan burasa membutuhkan ketelatenan, karena semakin lama proses memasaknya, semakin nikmat hasilnya.
Proses Pembuatan Burasa
Pembuatan burasa dimulai dengan beras yang dimasak bersama santan dan sedikit garam, menghasilkan nasi yang agak lembek dan kaya rasa. Beras yang telah dimasak kemudian dibungkus dengan daun pisang dalam ukuran besar dan diikat dengan tali rafia atau daun pisang. Burasa ini kemudian direbus selama minimal 45 menit. Namun, para ahli kuliner Bugis sering kali menyarankan agar burasa dimasak lebih lama, bahkan hingga 3 jam menggunakan kayu bakar untuk menghasilkan rasa yang lebih kaya dan aroma yang lebih menggugah selera. Keistimewaan lain dari burasa adalah bahwa semakin lama dimasak, semakin awet dan tahan lama pula makanan ini.
Proses memasak dengan kayu bakar ini juga dipercaya memberikan rasa yang lebih khas dan aroma yang berbeda dibandingkan dengan merebusnya menggunakan kompor gas. Beberapa orang bahkan menganggap bahwa burasa yang dimasak dengan kayu bakar memiliki keistimewaan dalam hal ketahanan dan kualitas rasa, yang menjadikannya lebih cocok untuk acara-acara besar yang memerlukan makanan dengan daya tahan lama.
Keistimewaan Burasa sebagai Sajian Lebaran
Burasa merupakan salah satu makanan yang wajib ada dalam menu Lebaran bagi masyarakat Bugis. Makanan ini tidak hanya memiliki rasa yang lezat, tetapi juga sarat dengan makna budaya. Di dalam setiap perayaan besar seperti Idulfitri dan Iduladha, burasa menjadi simbol kebersamaan dan kehangatan dalam keluarga, serta melambangkan rasa syukur atas nikmat yang diberikan oleh Tuhan.
Selain itu, burasa juga sering disajikan dalam acara adat atau keagamaan seperti tahlilan dan pernikahan. Setiap kali acara besar digelar, burasa menjadi hidangan yang menyatukan keluarga dan tamu undangan dalam suasana yang penuh dengan kebahagiaan dan perayaan.
Makanan Pendamping yang Cocok untuk Burasa
Karena burasa terbuat dari beras yang dimasak dengan santan, makanan ini biasanya tidak dimakan begitu saja. Burasa sering dipadukan dengan berbagai hidangan berkuah yang kaya rasa. Berikut adalah beberapa makanan yang sangat cocok disantap bersama burasa:
- Kari Ayam
Kari ayam dengan kuah yang kaya akan rempah sangat cocok menjadi pelengkap burasa. Rasa gurih dan pedas dari kari ayam berpadu sempurna dengan tekstur lembut dan gurih burasa. - Sayur Lodeh
Sayur lodeh yang terbuat dari sayuran seperti labu, terong, dan kacang panjang dengan kuah santan kental memberikan rasa segar dan gurih yang melengkapi kenikmatan burasa. Gabungan keduanya sangat cocok untuk menemani saat-saat buka puasa atau makan siang di hari raya. - Coto Makassar
Salah satu masakan khas Makassar yang sangat populer di Indonesia, coto Makassar adalah sup daging sapi yang dimasak dengan rempah-rempah khas. Coto Makassar yang berkuah kental ini sangat lezat jika dipadukan dengan burasa yang gurih. - Sop Konro
Sop konro adalah hidangan berkuah dari iga sapi yang dimasak dengan bumbu rempah khas Bugis. Kuah sop yang kaya rasa sangat cocok untuk dipadukan dengan burasa, memberikan perpaduan rasa yang sangat menggugah selera. - Bakso
Meskipun bakso adalah hidangan yang lebih umum di seluruh Indonesia, namun bakso juga sangat enak jika disantap bersama burasa. Kuah kaldu bakso yang ringan namun penuh rasa sangat cocok untuk melengkapi makanan khas Bugis ini.
Burasa dalam Tradisi dan Budaya Bugis
Makanan khas Bugis ini bukan hanya soal rasa, namun juga bagian dari budaya dan tradisi. Dalam perayaan besar atau acara adat, burasa menjadi simbol kerukunan dan kebersamaan. Tidak jarang, burasa juga dihadirkan sebagai bagian dari hidangan pesta dalam acara pernikahan atau pertunangan, di mana burasa melambangkan kemakmuran dan kebahagiaan. Keberadaan burasa di meja makan, terutama saat Lebaran, membawa kenangan indah dan menghubungkan generasi muda dengan tradisi yang telah lama ada.
Burasa adalah makanan khas Bugis yang wajib ada saat Lebaran atau acara besar lainnya. Dengan rasa gurih dan tekstur lembut yang khas, burasa adalah pendamping sempurna untuk berbagai hidangan berkuah. Selain itu, burasa juga kaya akan makna budaya, menjadi simbol kebersamaan dan tradisi yang lekat dengan masyarakat Bugis. Jadi, jika kamu ingin menambah variasi dalam sajian Lebaran tahun ini, burasa bisa menjadi pilihan yang tepat untuk menghadirkan nuansa tradisional yang berbeda dan menggugah selera.