Di balik keindahan alam Gunung Merbabu, terdapat sebuah tradisi kesenian yang sudah melekat kuat di kehidupan masyarakat sekitar, yaitu Tari Soreng. Tari ini berasal dari daerah lereng Gunung Merbabu, lebih tepatnya di Desa Bandungrejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Tari Soreng bukan hanya sekadar tari tradisional, tetapi juga merupakan simbol perjuangan, semangat, dan identitas budaya masyarakat setempat yang telah diwariskan turun temurun sejak tahun 1960.

Asal Usul dan Sejarah Tari Soreng
Tari Soreng memiliki sejarah yang dalam, berakar dari kehidupan prajurit Kadipaten Jipang Panulan yang dipimpin oleh Arya Penangsang dan Patih Ronggo Metahun. Di masa lalu, mereka melakukan gladi perang untuk merebut tahta Kerajaan Demak dari penguasa Brawijaya. Para prajurit ini, yang tinggal di sekitar Lereng Gunung Merbabu dan Gunung Andong, kemudian menjadi inspirasi untuk gerakan tari yang menggambarkan kekuatan dan kegigihan petani serta prajurit dalam menghadapi tantangan alam.
Tari Soreng awalnya dikenal dengan nama Tari Prajuritan, yang menceritakan kisah para prajurit yang sedang bersiap untuk perang. Seiring berjalannya waktu, masyarakat setempat menambah unsur cerita, tokoh, dan kostum pada tarian ini, yang akhirnya melahirkan nama Tari Soreng. Nama “Soreng” sendiri berasal dari salah satu tokoh dalam cerita prajurit Kadipaten Jipang Panulan.
Gerakan dan Makna Tari Soreng
Gerakan dalam Tari Soreng sangat khas, menggambarkan semangat dan kegigihan masyarakat petani serta prajurit dalam bekerja di ladang atau saat menghadapi tantangan hidup. Gerakan kaki dan tangan yang dinamis dan penuh ekspresi menggambarkan ketangguhan dan semangat juang yang kuat. Para penari yang berbaris dengan kompak, menunjukkan bagaimana mereka bekerja sama untuk menghadapi rintangan.
Tari Soreng tidak hanya sekadar gerakan, tetapi juga mengandung makna yang sangat dalam, terutama bagi masyarakat Kabupaten Magelang. Pada setiap penampilannya, Tari Soreng sering digunakan untuk ritual tradisional dan upacara adat, seperti Nyadran Kali, sebuah tradisi yang mengandung unsur doa dan syukur kepada alam.
Pementasan Tari Soreng: Sejarah dan Keunikan
Salah satu pementasan yang paling terkenal dari Tari Soreng adalah saat mendapatkan rekor MURI untuk penampilan 10 ribu penari Soreng secara serentak. Kemeriahan dan kebersamaan para penari yang membawakan tarian ini menjadi bukti betapa dalamnya apresiasi masyarakat terhadap kesenian ini. Tari Soreng biasanya ditampilkan dalam tiga tahap yang berbeda, dengan peran dan makna yang berbeda pula untuk setiap pementasan, menambah kedalaman dan kekayaan tradisi ini.
Tari Soreng juga kerap dipentaskan pada berbagai acara tradisional lainnya, baik di tingkat lokal maupun nasional. Bahkan, kesenian ini mulai dikenal luas di mancanegara, memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia kepada dunia.
Irama dan Kostum yang Memikat
Tari Soreng diiringi dengan gamelan, bende, kendang, dan truntung, menciptakan irama yang membangkitkan semangat dan energi para penari. Musik gamelan yang mengalun dengan ritme semangat ini menjadi pembangkit jiwa bagi setiap orang yang menyaksikannya, menyatu dengan gerakan penari yang penuh ekspresi.
Kostum yang dikenakan oleh para penari Tari Soreng juga menjadi ciri khas tersendiri. Warna merah dan hitam mendominasi pakaian yang digunakan, dengan baju kebaya berlengan pendek, kain batik panjang, dan selendang. Sebagai pelengkap, para penari juga mengenakan penutup kepala dari kain batik yang memberikan kesan tradisional dan otentik.
Pelestarian dan Peran Tari Soreng di Masyarakat
Lereng Gunung Merbabu, dengan tanah yang subur dan alam yang kaya, bukan hanya tempat tinggal bagi masyarakatnya, tetapi juga menjadi tempat melestarikan tradisi. Tari Soreng, yang sudah ada sejak tahun 1960, terus dipertahankan dan dilestarikan oleh warga setempat sebagai bagian dari identitas budaya mereka. Selain itu, tarian ini juga menjadi salah satu cara untuk memperkenalkan kebudayaan Magelang kepada generasi muda dan wisatawan yang datang.
Tari Soreng: Dari Tradisi hingga Panggung Dunia
Keindahan Tari Soreng tidak hanya terletak pada gerakan tariannya, tetapi juga pada makna yang terkandung dalam setiap langkah. Tarian ini menggambarkan perjuangan dan semangat masyarakat yang hidup di kaki Gunung Merbabu, yang telah lama bersatu dengan alam sekitar mereka. Dalam setiap penampilannya, Tari Soreng tidak hanya menjadi hiburan semata, tetapi juga menyampaikan pesan tentang kekuatan, ketangguhan, dan semangat gotong royong.
Tari Soreng kini menjadi salah satu kekayaan budaya Indonesia yang patut diapresiasi dan dilestarikan. Dengan segala keunikan dan pesonanya, Tari Soreng tidak hanya menjadi simbol kebanggaan bagi masyarakat Magelang, tetapi juga menjadi bagian penting dari warisan budaya Indonesia yang dikenal hingga ke mancanegara.
Tari Soreng adalah contoh nyata bagaimana sebuah kesenian tradisional dapat bertahan dan berkembang seiring berjalannya waktu. Dari asal-usulnya yang penuh sejarah hingga kemampuannya untuk meraih pengakuan di tingkat nasional dan internasional, Tari Soreng terus melestarikan nilai-nilai budaya dan tradisi yang sangat berharga. Bagi siapa pun yang berkesempatan mengunjungi Magelang, Tari Soreng adalah salah satu pengalaman budaya yang tak boleh dilewatkan.
