Hubungi Kami

“Menelusuri Lokasi Syuting Ikonis di Film-Film Joko Anwar: Dari Rumah Ibu hingga Terowongan Mistis”

Joko Anwar adalah salah satu sutradara besar di Indonesia yang dikenal akan idealismenya dalam menghasilkan karya berkualitas. Tidak hanya cerita yang kuat dan penyutradaraan yang memukau, Joko Anwar juga dikenal memiliki kepekaan luar biasa dalam memilih lokasi syuting untuk film-filmnya. Setiap lokasi yang dipilih tidak hanya berfungsi sebagai latar, tetapi juga menjadi elemen penting yang mendukung atmosfer, cerita, dan karakter film.

@unimma_id

Lokasi-lokasi yang dipilih Joko sering kali memiliki karakter unik dan ikonik, bahkan beberapa di antaranya menjadi perbincangan dan daya tarik tersendiri bagi para penonton. Berikut ini adalah rangkuman enam lokasi syuting ikonis yang menjadi bagian dari film-film Joko Anwar:

1. Gedung Herosase – Pintu Terlarang

Film Pintu Terlarang (2009) menyuguhkan cerita penuh misteri dan adegan yang memacu adrenalin. Salah satu lokasi paling ikonis dari film ini adalah Gedung Herosase, markas dari sebuah sekte misterius. Di dalam gedung inilah karakter Gambir, yang diperankan oleh Fachri Albar, menyaksikan sebuah tayangan menyeramkan di televisi—seorang anak kecil yang meminta tolong.

Gedung ini memiliki arsitektur bergaya Eropa yang tua dan megah, sehingga mendukung kesan menyeramkan dan menegangkan. Lokasi tersebut menjadi simbol utama dari rahasia gelap dalam film, sekaligus memberikan atmosfer kelam yang sangat khas. Sayangnya, lokasi pastinya masih menjadi misteri bagi banyak penggemar, menambah daya tarik Gedung Herosase sebagai elemen penting dalam cerita Pintu Terlarang.

2. Hutan Gunung Pancar – Modus Anomali

Film thriller Modus Anomali (2012) menghadirkan suasana intens dan mencekam sepanjang durasinya. Hampir seluruh adegan dalam film ini berlatar di sebuah hutan, di mana karakter utama (Rio Dewanto) harus bertahan hidup dari ancaman misterius.

Lokasi syuting dilakukan di Hutan Gunung Pancar, Sentul, Jawa Barat. Hutan ini dikenal karena pohon-pohonnya yang tinggi dan rapat, menciptakan suasana sunyi dan terisolasi yang sangat mendukung cerita. Syuting dilakukan selama 10 hari, dengan pengaturan pencahayaan dan sudut kamera yang membuat hutan ini terasa seperti karakter tersendiri dalam film.

3. Rumah Ibu – Pengabdi Setan

Film Pengabdi Setan (2017), yang merupakan remake dari film horor klasik tahun 1980, menampilkan salah satu lokasi paling ikonis dalam sejarah perfilman Indonesia: Rumah Ibu. Rumah ini terletak di Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Rumah bergaya kolonial Belanda ini memiliki desain arsitektur kuno, berada jauh dari pemukiman, dan dikelilingi oleh hutan serta kabut yang sering turun. Kombinasi ini menciptakan atmosfer mistis yang sempurna untuk cerita Pengabdi Setan. Setelah film ini sukses besar, Rumah Ibu menjadi destinasi wisata populer bagi penggemar horor yang ingin merasakan langsung suasana mencekamnya.

4. Desa Angker – Perempuan Tanah Jahanam

Perempuan Tanah Jahanam (2019) menampilkan sebuah desa terpencil yang menjadi latar utama cerita. Desa ini terletak di Banyuwangi, Jawa Timur, dan memiliki bangunan-bangunan tua yang terlihat otentik dan mistis. Lokasi ini mencerminkan suasana sunyi, terisolasi, dan penuh rahasia, sesuai dengan tema cerita film.

Selain lokasi yang tepat, Joko Anwar dan tim produksi bekerja keras untuk menciptakan set tambahan yang memperkuat kesan seram. Desa ini terasa begitu nyata dan hidup, sehingga penonton dapat merasakan ketegangan yang dialami oleh para karakter.

5. Rumah Susun – Pengabdi Setan 2: Communion

Dalam sekuel Pengabdi Setan (2022), Joko Anwar memindahkan latar utama cerita dari rumah tua yang ikonis ke sebuah rumah susun di Jakarta. Rumah susun yang digunakan adalah bangunan mangkrak di daerah utara Jakarta, yang kondisinya sudah lusuh dan tidak terawat.

Bangunan ini tidak hanya mendukung estetika horor dari film, tetapi juga mencerminkan kondisi sosial masyarakat urban. Dengan sudut pengambilan gambar yang cerdik dan pencahayaan yang suram, rumah susun ini menjadi pusat teror baru yang sama mengerikannya dengan Rumah Ibu di film pertama.

6. Terowongan Pangandaran – Siksa Kubur

Film terbaru Joko Anwar, Siksa Kubur, menggunakan sebuah terowongan tua di Pangandaran, Jawa Barat, sebagai salah satu lokasi syuting utama. Terowongan ini dulunya digunakan untuk jalur kereta api pada masa kolonial Belanda, tetapi kini sudah tidak berfungsi dan menjadi bagian dari sejarah daerah tersebut.

Atmosfer gelap dan sempit dari terowongan ini memberikan elemen klaustrofobia yang menambah intensitas cerita. Lokasi ini juga dipilih karena sejarahnya yang misterius, memberikan lapisan tambahan pada suasana menyeramkan yang dibangun dalam film.

Mengapa Lokasi Syuting Penting?

Joko Anwar memahami bahwa lokasi syuting bukan sekadar latar belakang, tetapi elemen penting yang dapat memperkuat cerita dan emosi yang ingin disampaikan. Dengan memilih lokasi-lokasi unik dan ikonis, Joko Anwar mampu menciptakan dunia yang terasa nyata dan mendalam bagi para penonton.

Dari keenam lokasi di atas, masing-masing memiliki keunikan dan kontribusi terhadap cerita film. Tidak hanya itu, lokasi-lokasi tersebut juga berhasil membekas di benak penonton dan menjadi daya tarik tersendiri, baik untuk film maupun daerah tempat lokasi tersebut berada.

unimma

Leave a Reply

  • https://ssg.streamingmurah.com:8048
  • Copyright ©2025 by PT. Radio Unimma. All Rights Reserved
  • http://45.64.97.82:8048
  • Copyright ©2025 by unimmafm. All Rights Reserved
  • http://45.64.97.82:8048/stream
  • Copyright ©2025 by unimmafm All Rights Reserved