Mengenang Samanhoedi Sosok Yang Memberi Andil Besar Pada Abad Ke-20.
Berada di bagian belakang Balai Kelurahan Sondakan berdirilah Museum Samanhoedi untuk mengenang beliau. Sosok yang memberi andil besar dalam riwayat pergerakan nasional pada abad ke-20. Melalui organisasi Sarekat Dagang Islam (SDI), Samanhoedi menjadi salah satu pahlawan nasional.Perjuangannya dianggap membahayakan bagi pemerintah kolonial. Gerakannya dianggap radikal lantaran pemikirannya yang merindukan kesetaraan dan berhasil menggaet ribuan anggota.

Samanhoedi lahir di Sondakan pada 1868 dengan nama kecil Sudarno Nadi. Ia melanjutkan usaha batik ayahnya, Haji Ahmad Zein, yang juga dikenal sebagai saudagar batik di daerah Laweyan. Jasanya yang besar membuat Kelurahan Sondakan membuat jalan, balai, museum, dan event budaya dengan nama Samanhoedi.
Museum Samanhoedi dirintis sejak 2009 oleh Ketua Yayasan Warna Warni Indonesia Krisnina Maharani, istri mantan Ketua DPR Akbar Tandjung. Dua tahun menempati bekas sebuah gudang batik di Jalan Tiga Negeri Kampung Laweyan, akhirnya Museum Samanhoedi diboyong ke lokasinya sekarang. Hanya berukuran 4 x 12 meter. Tak ada benda pribadi maupun koleksi Samanhoedi, melainkan dokumen dan foto-foto rangkaian perjuangannya selama masa pergerakan. Karakternya yang melek literasi tampak dari kliping gambar koran Medan-Prijaji tentang riwayat singkat Haji Oemar Said (HOS) Tjokroaminoto.
Sumber : Pariwisata Solo, Surakarta YAU