
Tempat Wisata Budaya Lombok – Lombok adalah tujuan wisata yang digemari banyak wisatawan lokal maupun mancanegara. Serupa dengan Bali, Lombok menawarkan eksotisme wisata alam seperti pantai, gunung, hingga air terjun.
Memang, saat ini Lombok merupakan destinasi yang cukup naik daun, apalagi sejak kawasan Mandalika ditetapkan sebagai salah satu Destinasi Wisata Super Prioritas oleh Kemenparekraf.
Nah, kalau kamu berencana ke Lombok dalam waktu dekat, setelah memilih vila di Lombok yang kamu impikan, cobain wisata seru dengan cara yang berbeda kuy! Iya, kamu bisa mencoba untuk wisata budaya selama di Lombok. Ada banyak kebudayaan unik yang dapat kamu temukan di Lombok, lho!
Rekomendasi Tempat Wisata Budaya di Lombok yang Wajib Dikunjungi
Sobat tiket, siap untuk eksplorasi wisata budaya Lombok? Ini dia rekomendasinya, baca selengkapnya di bawah ya!
1. Mengintip Kehidupan Suku Sasak di Desa Rambitan Sade
Salah satu destinasi wisata budaya yang paling populer adalah Desa Rambitan Sade. Di sini, kamu bisa melihat langsung kehidupan suku Sasak, mulai dari tradisi turun-temurun yang masih diterapkan hingga rumah tradisionalnya yang unik lho.
Rumah tradisional ini terbuat dari tiang-tiang kayu penyangga, alang-alang kering sebagai atap, dan dinding bambu. Uniknya, suku Sasak punya kebiasaan mengepel lantai rumahnya dengan kotoran kerbau lho! Tradisi ini dipercaya dapat mengusir nyamuk dari rumah lho! Unik ya?
Di sini, kamu pun bisa melakukan beberapa aktivitas menarik, mulai dari menyaksikan tradisi menenun (kamu pun bisa ikut mencobanya!), menonton pertunjukan Gendang Beleq pada waktu tertentu, berfoto dengan pakaian adat suku Sasak, hingga membeli cendera mata.
Jika ingin melihat bagaimana kehidupan budaya suku Sasak, Desa Sade yang terletak di Lombok Tengah ini bisa jadi persinggahanmu. Sedikit tips, kamu bisa menggunakan mobil sewaan, agar puas menjelajah destinasi wisata budaya berikutnya.
2. Belajar Tenun Kain di Desa Sukarara
Desa lain yang juga terkenal sebagai sentra kain tenun di Lombok adalah Desa Sukarara. Lokasinya nggak jauh dari Desa Sade, lho. Saat memasuki desa ini, mata kamu akan dimanjakan oleh warna-warni kain tenun Lombok yang sangat semarak dan indah.
Di sini, kamu akan melihat banyak perempuan yang menenun di depan rumah. Memang, menenun sudah menjadi tradisi turun-temurun bagi perempuan di Desa Sukarara. Sstt… tradisi ini merupakan syarat wajib bagi perempuan Sasak yang mau menikah lho!
Oh iya, uniknya lagi, pembuatan kain ini masih menggunakan alat-alat tradisional. Yup, kainnya homemade, sobat tiket! Makanya, pembuatan satu kain memakan waktu yang cukup lama, sekitar 3 minggu hingga 5 bulan, tergantung tingkat kesulitannya.
Kalau sudah puas berkeliling melihat tradisi tenun (sekaligus mencoba belajar menenun), kamu bisa menghadiahi diri sendiri maupun orang tercinta dengan kain tenun khas Sukarara! Kamu pun bisa sekaligus berfoto mengenakan kain tenunnya di rumah adat suku Sasak lho!
Untuk menuju desa ini, kamu bisa menggunakan kendaraan pribadi dengan menempuh jalur Mataram-Cakranegara-Kediri-Sukarara. Dengan angkutan umum, kamu bisa memilih jurusan Mataram-Bertais dan Bertais-Praya.
3. Menyaksikan Festival Bau Nyale yang Unik di Pantai Kuta
Sobat tiket, pernah mendengar tentang legenda Putri Mandalika? Konon, Putri Mandalika merupakan seorang putri yang berparas cantik dan baik hati. Kecantikannya pun memikat pangeran-pangeran dari berbagai kerajaan, hingga banyak yang akhirnya melamar sang putri.
Putri Mandalika tidak mau ada perpecahan akibat menerima hanya satu lamaran, akhirnya sang putri memutuskan untuk menceburkan diri ke laut di Pantai Seger. Setelah itu, banyak cacing atau nyale yang bermunculan dari laut. Warga percaya cacing ini merupakan jelmaan sang putri.
Nah, biasanya nyale ini banyak bermunculan satu kali dalam setahun. Pada momen tersebut, masyarakat Lombok mengadakan Festival Bau Nyale di sekitar Pantai Kuta dan Pantai Seger yang terletak di timur Pantai Kuta.
Di festival ini, warga setempat bersama-sama menangkap nyale untuk kemudian ditaburkan di sawah, atau diolah menjadi makanan. Kalau mau menyaksikan Festival Bau Nyale, kamu bisa datang ke Mandalika sekitar bulan Februari-Maret ya, sobat tiket!
4. Melihat Proses Pembuatan Gerabah Tradisional Lombok di Desa Banyumulek
Kalau tadi kita sudah melihat pembuatan tenun, kali ini tiket.com akan mengajakmu menyaksikan proses pembuatan gerabah tradisional di Desa Banyumulek. Di sini, kamu akan menemukan sebagian besar warga desa yang berprofesi sebagai pengrajin gerabah lho!
Ada beragam gerabah tanah liat dengan banyak bentuk, mulai dari yang kecil hingga paling besar. Selain gerabah, ada kerajinan tangan lain seperti hiasan dinding, pajangan, vas bunga, gantungan kunci, dan masih banyak lainnya.
Salah satu produk paling khas di Desa Banyumulek adalah Kendi Maling. Kerennya, kendi ini berlubang pada bagian dasarnya. Tujuannya untuk memasukkan air ke dalam kendi, namun desain khusus kendi ini akan membuat air nggak akan keluar lagi dari lubang. Unik ya?
Oh iya, kamu nggak hanya bisa melihat pengrajin yang sedang membuat gerabah, tapi kamu bisa sekaligus membeli kerajinan yang ada lho. Jangan lupa beli beberapa buah tangan untuk kerabat dan keluarga ya!
5. Desa Beleka, Pusat Kerajinan Berbahan Dasar Anyaman Rotan
Di Lombok, kamu dapat menemui banyak desa dengan produk kerajinan tangan. Salah satunya adalah Desa Beleka, sobat tiket. Bedanya dengan Desa Banyumulek, desa ini memproduksi kerajinan tangan berbahan dasar anyaman!
Desa Beleka ini merupakan desa sentra industri yang tertua dan terbesar di Pulau Lombok lho! Di sini, kamu bisa menyaksikan para pengrajin menganyam rotan hingga menghasilkan berbagai produk seperti peralatan rumah tangga, hiasan dinding, atau pernak-pernik dekorasi.
Salah satu hasil kerajinan khas Desa Beleka adalah cupu, wadah bulat yang biasa digunakan sebagai tempat tembakau di upacara Bendulang. Kamu juga dapat menemukan gandek, tas tradisional yang terbuat dari anyaman kulit bambu dengan tutup kayu.
Kalau mampir ke Desa Beleka, kamu bisa membeli beberapa kerajinan tangannya ya, sekaligus mendukung perekonomian warga desa setempat.
https://blog.tiket.com