Sejarah Korea Selatan tak lepas dari perang dan penjajahan yang membawa dampak besar bagi perkembangan negara tersebut. Salah satu periode yang mengubah segalanya adalah Perang Korea yang berlangsung antara 1950 hingga 1953, yang memisahkan Korea menjadi dua negara, yaitu Korea Utara dan Korea Selatan. Perang ini mengakibatkan kehancuran besar-besaran dan banyak korban jiwa. Namun, meskipun dilanda penderitaan, Korea Selatan berhasil bangkit dan membangun kembali negaranya.

Di balik kisah kelam tersebut, terdapat sekelompok individu yang berhasil menangkap momen bersejarah dalam bentuk gambar. Salah satunya adalah seorang fotografer muda bernama Marie Ann Han Yoo. Foto-foto yang ia ambil selama tinggal di Korea Selatan pada 1956-1957 tidak hanya menggambarkan kehidupan sehari-hari, tetapi juga menampilkan pemandangan langka yang kini menjadi jejak sejarah pascaperang di Korea Selatan. Setelah sekian lama, foto-foto tersebut ditemukan kembali pada tahun 2013, dan kini menjadi salah satu warisan visual yang sangat berharga.
Penemuan Foto Langka di 2013
Pada tahun 2013, Marie Ann Han Yoo yang kini berusia 77 tahun sedang merapikan barang-barangnya saat dia menemukan sebuah koper tua yang sudah terabaikan di lemari rumahnya di Memphis, Amerika Serikat. Koper tersebut terlihat berdebu dan telah lama tidak disentuh. Ketika dibuka, koper itu berisi sejumlah slide berisi foto-foto yang diambil oleh Marie selama perjalanan ke Korea Selatan pada dekade 1950-an.
Putri Marie, Stephanie Han, mengingat kembali bagaimana mereka menemukan koper tersebut, “Kopernya dari Korea, dan itu penuh dengan slide.” Slide-slide tersebut berisi gambar-gambar berwarna yang langka dan memperlihatkan kehidupan di Korea Selatan yang sedang berusaha bangkit setelah Perang Korea. Foto-foto tersebut mencatat momen-momen penting yang jarang ditemukan dalam arsip sejarah visual.
Kehidupan Pascaperang di Mata Seorang Fotografer Muda
Marie Ann Han Yoo, yang saat itu berusia 20 tahun, datang ke Korea Selatan untuk menemani ibunya, yang bekerja sebagai direktur hubungan masyarakat untuk sebuah hotel terkenal di Seoul. Ibunya memiliki hubungan dekat dengan presiden Korea Selatan saat itu, Syngman Rhee, yang membuat mereka sering berinteraksi dengan elit politik dan sosial. Marie, yang lahir di Hawaii dari keluarga imigran Korea pertama di Amerika Serikat, belum pernah bepergian ke luar negeri sebelumnya, sehingga kesempatan untuk mengunjungi Korea Selatan menjadi pengalaman yang sangat berharga baginya.
Dengan rasa ingin tahu yang tinggi, Marie membeli sebuah kamera untuk mendokumentasikan perjalanannya di Korea Selatan. “Saya ingin mengabadikan momen tertentu pada waktunya,” ujar Marie. Bagi Marie, foto-foto yang ia ambil hanya dianggap sebagai foto perjalanan biasa tanpa niat lain. Namun, siapa sangka bahwa gambar-gambar tersebut justru memiliki nilai historis yang sangat penting.
Pemandangan Langka Pascaperang Korea Selatan
Foto-foto yang diambil oleh Marie memperlihatkan pemandangan pascaperang yang langka. Beberapa gambar menunjukkan kehidupan sehari-hari orang-orang biasa, seperti seorang wanita mengenakan hanbok merah muda cerah yang berjalan di luar stasiun bus, atau seorang pria muda yang membawa tumpukan jerami besar di punggungnya sambil menatap kamera. Selain itu, ada pula gambaran tentang demonstrasi politik, kegiatan militer, serta tokoh-tokoh penting yang menandai perubahan drastis di Korea Selatan.
Foto-foto ini menggambarkan kehidupan di Seoul, ibu kota Korea Selatan, yang masih berada dalam proses pembangunan setelah kehancuran akibat perang. Meski demikian, momen-momen dalam gambar tersebut menunjukkan semangat juang masyarakat Korea yang tidak menyerah dan terus berusaha membangun kembali negara mereka.
Nilai Historis Foto-Foto Marie Ann Han Yoo
Setelah lebih dari 65 tahun, foto-foto Marie akhirnya ditemukan kembali dan dipuji karena memberikan gambaran yang jelas tentang periode pascaperang Korea Selatan. Foto-foto ini dianggap sebagai rekaman visual yang sangat jarang ditemukan, terutama karena mayoritas dokumentasi pascaperang Korea lebih banyak berupa foto hitam putih.
“Jarang sekali menemukan foto berwarna dari era sejarah Korea ini,” kata Jae Won Chung, asisten profesor studi Korea di Universitas Rutgers. “Ketajaman warna dan ekspresi wajah pada gambar ini memberi kita gambaran hidup dari subjek yang ada di dalamnya.”
Keberadaan foto-foto tersebut juga sangat berarti karena menunjukkan perspektif seorang fotografer wanita, yang selama ini kurang diperhatikan dalam dunia fotografi, baik di dalam maupun di luar Korea. Marie Ann Han Yoo menjadi salah satu contoh langka fotografer wanita yang berhasil mendokumentasikan sejarah, terutama dalam periode pascaperang yang penuh tantangan.
Pameran Foto dan Pengakuan terhadap Warisan Sejarah
Saat ini, Marie bersama dengan putrinya telah mengatur beberapa pameran, baik digital maupun fisik, untuk memamerkan foto-foto yang telah ditemukan kembali. Foto-foto tersebut dipamerkan melalui berbagai organisasi, termasuk Masyarakat Korea dan asosiasi veteran, untuk mengenalkan sejarah Korea Selatan pascaperang kepada generasi masa kini.
Marie sendiri menekankan bahwa perspektif yang ia tangkap pada saat itu hanyalah dari sudut pandang seorang fotografer muda yang penuh rasa ingin tahu, namun kini gambar-gambar tersebut telah menjadi dokumen sejarah yang sangat berarti.
Foto-foto yang diambil oleh Marie Ann Han Yoo memberikan kita sebuah pandangan langka dan berharga mengenai kehidupan masyarakat Korea Selatan pascaperang. Meskipun Marie hanya melihatnya sebagai foto perjalanan biasa pada waktu itu, kini gambar-gambar tersebut memiliki nilai historis yang tinggi. Penemuan koper yang penuh dengan slide foto ini mengingatkan kita betapa pentingnya dokumentasi visual dalam melestarikan memori sejarah, terutama dari sebuah periode yang penuh perjuangan dan transformasi besar bagi suatu bangsa.