UNIMMA FM, Magelang – Di era modern ini, pemberian ASI (Air Susu Ibu) eksklusif sering kali terabaikan oleh sebagian besar orang tua. Meski hal ini tampak sepele, kenyataannya, ketidakpedulian terhadap ASI eksklusif memiliki dampak besar terhadap kesehatan dan masa depan generasi mendatang. Melalui program Unimma Talkshow, isu penting ini diangkat dan dibahas secara mendalam, menyoroti pentingnya ASI eksklusif, dampaknya terhadap masa depan bangsa, serta bagaimana pelaksanaan program ASI eksklusif di Indonesia saat ini.

Untuk menjawab berbagai pertanyaan terkait ASI eksklusif, Unimma FM menghadirkan narasumber yang sangat kompeten di bidangnya, ini dia Dr. Heni Setiawati, S.Kep., M.Kes., Dosen Keperawatan Maternitas Fakultas Kesehatan Unimma, dan Nurse Kartika Wijayanti, S.Kep., M.Kep., yang dikenal akrab sebagai Ibu Tika.
Menurut Dr. Heni, Pekan ASI Sedunia merupakan gerakan global yang bertujuan mendukung ibu-ibu di seluruh dunia dalam memberikan ASI kepada bayinya. “Pekan ASI Sedunia diperingati setiap tahun pada tanggal 1 hingga 7 Agustus. Gerakan ini sangat penting untuk meningkatkan kesadaran bahwa menyusui adalah hak dan kewajiban yang harus dipenuhi demi kesehatan anak-anak kita,” jelasnya.
Ibu Tika menambahkan bahwa sejak tahun 1992, Pekan ASI Sedunia telah menjadi bagian dari upaya global untuk mengurangi penggunaan susu formula, yang dapat berdampak negatif terhadap kesehatan bayi, terutama dalam hal pencernaan dan pernapasan. “Meskipun manfaat ASI eksklusif telah banyak diketahui, cakupan pemberian ASI eksklusif di Indonesia masih jauh dari harapan,” tambahnya.
Menurut data yang disampaikan oleh Dr. Heni, cakupan pemberian ASI eksklusif di Indonesia baru mencapai sekitar 72%. Ini berarti masih banyak bayi yang belum mendapatkan haknya untuk menerima ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupannya, padahal ASI mengandung semua nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan optimal.
Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk mendukung pemberian ASI eksklusif, termasuk Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 15 Tahun 2013, yang mengatur tentang kewajiban pemberian ASI eksklusif serta penyediaan ruang laktasi di tempat umum dan tempat kerja.
“Dukungan dari keluarga, masyarakat, dan pemerintah sangat krusial,” kata Ibu Tika. Ia menekankan bahwa suami harus memberikan motivasi kepada istri untuk menyusui, sementara anggota keluarga lainnya, seperti nenek, perlu diedukasi agar tidak memberikan makanan tambahan sebelum waktunya.
Pekan ASI Sedunia mengingatkan kita semua akan pentingnya memberikan ASI eksklusif kepada bayi. Dengan dukungan yang tepat, kita dapat menutup kesenjangan dalam pemberian ASI dan memastikan bahwa setiap bayi mendapatkan haknya. Kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan keluarga sangat dibutuhkan untuk mendukung ibu menyusui di mana pun mereka berada.
Unimma Talkshow hari ini mengakhiri diskusinya dengan pesan penting bagi ibu-ibu muda di luar sana: “Ini adalah momen yang tepat untuk memperkuat komitmen dalam memberikan yang terbaik bagi si kecil. Jangan ragu untuk bertanya dan berkonsultasi, karena kesehatan generasi masa depan ada di tangan kita semua.”