Program Studi Kajian Indonesia pada jenjang Sarjana (S1) adalah sebuah program pendidikan tinggi yang memfokuskan diri pada pengkajian kebudayaan, sejarah, masyarakat, dan identitas Indonesia dalam cakupan yang luas dan mendalam. Program ini tergolong unik karena tidak sekadar mempelajari Indonesia sebagai entitas politik atau geografis, melainkan sebagai medan kultural yang kompleks dan dinamis. Lulusan dari program ini akan mendapatkan gelar akademik Sarjana Humaniora (S.Hum), sesuai dengan nomenklatur umum dalam rumpun ilmu humaniora.

Secara umum, jenjang S1 ini berlangsung selama delapan semester atau empat tahun akademik, dengan total beban studi sekitar 144 SKS (Satuan Kredit Semester). Program ini terbuka bagi lulusan SMA atau setara dari berbagai latar belakang jurusan, baik IPA, IPS, maupun Bahasa, yang memiliki ketertarikan mendalam terhadap isu-isu sosial, budaya, dan kemanusiaan di Indonesia. Dalam prosesnya, mahasiswa diajak memahami Indonesia bukan hanya dari sudut pandang sejarah atau kebudayaan formal, tetapi juga dari aspek masyarakat adat, perubahan sosial, bahasa daerah, budaya populer, serta dinamika digital dalam ruang sosial Indonesia kontemporer.
Keunggulan Program Studi Kajian Indonesia jenjang S1 terletak pada pendekatan interdisipliner, sensitivitas terhadap isu lokal, serta keterkaitannya dengan dinamika sosial dan budaya masyarakat Indonesia
Program Studi Kajian Indonesia jenjang S1 menawarkan keunggulan yang sangat relevan dengan kebutuhan zaman. Pertama, pendekatan yang digunakan bersifat interdisipliner, menggabungkan ilmu sejarah, antropologi, sosiologi, sastra, linguistik, kajian budaya, hingga komunikasi dan media. Pendekatan semacam ini membekali mahasiswa dengan perspektif luas dalam melihat masalah serta kemampuan untuk melakukan analisis yang holistik.
Kedua, program ini memiliki sensitivitas tinggi terhadap isu-isu lokal, yang sering kali tidak terjamah dalam kajian formal. Mahasiswa diajak mendalami isu-isu seperti pelestarian bahasa daerah, ekspresi budaya minoritas, konflik agraria, politik identitas, hingga perubahan budaya akibat globalisasi dan digitalisasi. Kemampuan membaca dan menafsirkan konteks lokal ini menjadikan lulusan Kajian Indonesia lebih peka dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.
Ketiga, prodi ini juga sangat kuat dalam aspek kritis dan reflektif, mendorong mahasiswa untuk mempertanyakan norma, narasi sejarah dominan, serta dinamika kekuasaan dalam masyarakat. Hal ini menghasilkan lulusan yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki empati sosial dan semangat untuk membangun masyarakat yang lebih adil dan inklusif.
Struktur kurikulum Program Studi Kajian Indonesia jenjang S1 dirancang secara bertahap untuk membentuk fondasi teori dan metodologi yang kuat, sekaligus memberi ruang eksplorasi terhadap tema-tema khas keindonesiaan
Kurikulum Kajian Indonesia jenjang S1 umumnya dibagi ke dalam beberapa kelompok besar: mata kuliah dasar, mata kuliah inti, mata kuliah peminatan/pilihan, praktikum lapangan, dan skripsi. Pada tahun pertama (semester 1 dan 2), mahasiswa akan belajar mata kuliah pengantar seperti Pengantar Kajian Indonesia, Sejarah Indonesia, Teori Kebudayaan, Bahasa Indonesia Akademik, dan Filsafat Humaniora. Mata kuliah ini membangun fondasi teoretis dan kritis awal dalam memahami wacana keindonesiaan.
Pada tahun kedua dan ketiga (semester 3–6), mahasiswa memasuki mata kuliah inti dan pilihan, seperti Kajian Identitas dan Nasionalisme, Kajian Gender dan Budaya, Bahasa Daerah Indonesia, Representasi Budaya dalam Media, Antropologi Visual, Kajian Masyarakat Adat, serta Budaya Digital di Indonesia. Di fase ini, mahasiswa diberi kebebasan memilih peminatan atau isu yang ingin digeluti lebih dalam, misalnya budaya lokal, isu perkotaan, atau ekokritik dalam konteks Indonesia.
Kemudian pada semester 7, mahasiswa akan menjalani praktikum lapangan atau magang, baik di lembaga riset, komunitas budaya, LSM, atau instansi pemerintah. Ini menjadi jembatan antara teori yang dipelajari di kampus dengan realitas di lapangan. Terakhir, di semester 8 mahasiswa menyusun dan mempertahankan skripsi yang merupakan karya ilmiah tentang tema keindonesiaan yang mereka pilih.
Manfaat belajar di Program Studi Kajian Indonesia jenjang S1 meliputi penguatan identitas nasional, kemampuan berpikir kritis, dan keterampilan analisis sosial-budaya yang aplikatif di berbagai bidang
Belajar di program ini memberikan banyak manfaat yang tidak hanya terbatas pada dunia akademik, tetapi juga pada kehidupan sosial dan profesional. Pertama, mahasiswa akan mengalami penguatan identitas nasional, karena selama studi mereka akan banyak menggali tentang sejarah lokal, tradisi, bahasa, serta kearifan budaya yang menjadi kekayaan Indonesia. Ini menciptakan kesadaran kebangsaan yang lebih mendalam dan apresiasi terhadap keragaman Indonesia.
Kedua, mahasiswa akan mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan analitis, karena banyak mata kuliah menekankan diskusi, analisis teks, debat ilmiah, serta penulisan akademik. Mereka akan terbiasa mempertanyakan narasi-narasi dominan dan mencari perspektif alternatif dalam memahami fenomena sosial.
Ketiga, prodi ini mengasah keterampilan praktis dalam riset lapangan, penulisan ilmiah, dan komunikasi budaya, yang sangat dibutuhkan di era informasi saat ini. Mahasiswa tidak hanya belajar teori, tetapi juga terjun langsung ke masyarakat untuk mengamati, berdialog, dan memetakan persoalan-persoalan riil yang dihadapi komunitas.
Alasan memilih Program Studi Kajian Indonesia jenjang S1 antara lain karena relevansinya terhadap kehidupan sosial sehari-hari, fleksibilitas karier yang ditawarkan, serta kontribusinya dalam membangun kesadaran kritis dan budaya bangsa
Banyak calon mahasiswa memilih prodi Kajian Indonesia karena melihat relevansi yang tinggi antara materi kuliah dengan kehidupan nyata. Isu-isu seperti konflik agraria, pergeseran nilai dalam masyarakat digital, budaya populer, hingga persoalan identitas sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Prodi ini membuat mahasiswa tidak merasa asing dengan apa yang mereka pelajari, karena semuanya bersumber dari realitas yang mereka alami sendiri.
Selain itu, prodi ini memberikan fleksibilitas karier yang luas, karena lulusan Kajian Indonesia dibekali dengan kemampuan berpikir kritis, riset sosial, analisis wacana, serta sensitivitas budaya—semua keterampilan yang sangat dibutuhkan dalam dunia kerja modern yang serba dinamis.
Yang tak kalah penting, prodi ini memberikan kontribusi besar dalam membangun kesadaran kritis generasi muda, menjadikan mereka tidak hanya sebagai pencari kerja, tetapi sebagai pemikir, penggerak, dan pembaharu dalam masyarakat. Mereka mampu menyuarakan isu-isu yang kerap dilupakan dan memperjuangkan keadilan sosial lewat tulisan, riset, maupun keterlibatan langsung dalam komunitas.
Peluang karier lulusan Program Studi Kajian Indonesia jenjang S1 mencakup bidang pendidikan, kebudayaan, media, riset, pemerintahan, hingga pengembangan masyarakat dan industri kreatif
Lulusan Kajian Indonesia memiliki spektrum karier yang sangat luas, tergantung pada minat dan spesialisasi mereka selama kuliah. Di bidang pendidikan dan akademik, mereka dapat menjadi guru, pengajar nonformal, atau melanjutkan studi ke jenjang S2 untuk menjadi dosen dan peneliti.
Di bidang kebudayaan dan pelestarian warisan, lulusan dapat bekerja sebagai kurator museum, pengembang program pelestarian budaya, pekerja di lembaga adat, atau staf di kementerian kebudayaan. Mereka juga berperan penting dalam pendokumentasian dan revitalisasi bahasa serta budaya lokal.
Di sektor media dan komunikasi, lulusan Kajian Indonesia dapat menjadi jurnalis, penulis, editor, konten kreator, atau konsultan budaya dalam pembuatan film dan dokumenter. Sensitivitas mereka terhadap konteks sosial dan budaya menjadikan mereka aset berharga dalam industri kreatif.
Selain itu, mereka juga bisa bekerja di lembaga pemerintah seperti Bappenas, Kemendikbudristek, atau instansi daerah yang bergerak di bidang sosial dan budaya. Di luar itu, peluang juga terbuka di LSM, organisasi internasional, komunitas pengembangan masyarakat, hingga dunia start-up dan perusahaan kreatif yang memerlukan tenaga dengan pemahaman mendalam terhadap pasar dan budaya lokal.
Program Studi Kajian Indonesia jenjang S1 bukan hanya tempat belajar sejarah atau budaya semata. Ini adalah ruang untuk membentuk pemikiran kritis, memperkuat identitas nasional, serta merancang masa depan Indonesia melalui pemahaman yang lebih dalam terhadap masyarakatnya sendiri. Bagi generasi muda yang ingin menjadi lebih dari sekadar sarjana, tetapi juga intelektual yang berpihak pada masyarakat dan kebudayaan bangsanya, Kajian Indonesia adalah pilihan strategis, relevan, dan inspiratif.