Hubungi Kami

Mulan: Dari Legenda ke Layar Lebar – Menggali Perbedaan dan Keterhubungan Budaya

 

@unimma_id

Penulis: Jawahir Gustav Rizal | Editor: Jihad Akbar
KOMPAS.com – Pada Sabtu, 5 September 2020, film Mulan menjadi trending topic di media sosial Twitter, dengan lebih dari 307.000 cuitan terkait film live-action garapan Disney tersebut. Perdebatan ini muncul seiring dengan penayangan perdana film tersebut di layanan streaming Disney+ pada 4 September 2020. Film ini merupakan remake dari film animasi populer Disney yang dirilis pada tahun 1998.

Kisah Mulan: Antara Realitas dan Adaptasi
Film Mulan (2020) mengisahkan tentang Hua Mulan, seorang pahlawan perempuan dari Tiongkok yang menyamar sebagai pria untuk membela tanah airnya dari ancaman penjajah. Dalam film ini, Kaisar Tiongkok mengeluarkan dekrit yang mengharuskan satu orang dari setiap keluarga untuk bergabung dengan Tentara Kekaisaran guna mempertahankan negara dari serangan musuh. Mulan, putri tertua dari seorang pejuang, menggantikan ayahnya yang sakit, berperan sebagai Hua Jun, dan menghadapi berbagai tantangan untuk membuktikan kemampuannya.

Perbedaan antara Film Animasi dan Versi Live Action
Dilansir dari Rotten Tomatoes, versi animasi Mulan (1998) dikenal sebagai film klasik dan favorit penonton. Namun, adaptasi live-action yang dirilis pada 2020 menampilkan beberapa perubahan signifikan. Film animasi menambahkan elemen yang populer di kalangan penonton barat, seperti karakter sahabat Mulan yang berupa naga bernama Mushu, serta subplot romantis dengan karakter Li Shang.

Di sisi lain, versi live-action berusaha untuk lebih akurat secara historis dengan menghilangkan elemen-elemen tersebut. Film ini didasarkan pada Balada Mulan, cerita rakyat Tiongkok kuno, yang menceritakan kisah pejuang wanita Mulan di Tiongkok pada masa dinasti Utara dan Selatan (420-589 M). Dalam balada kuno, Mulan bertempur melawan penjajah Rouran, berbeda dari versi animasi yang menampilkan musuh Huns.

Konteks Budaya dan Sejarah
Adaptasi live-action ini berusaha untuk lebih setia pada teks asli Balada Mulan dan menghormati budaya Tiongkok. Sutradara Niki Caro, yang melakukan penelitian mendalam sebelum pembuatan film, berbicara tentang pentingnya cerita ini bagi masyarakat Tiongkok. “Saya jelas tidak menyadari betapa pentingnya kisah ini bagi masyarakat China Daratan. Semua anak sekolah mempelajarinya,” kata Caro. Dia juga menyebutkan bahwa banyak orang yang ditemuinya mengklaim bahwa Mulan berasal dari desa mereka, menegaskan betapa mendalamnya hubungan budaya dengan cerita ini.

Keputusan untuk menghilangkan karakter seperti Mushu diambil karena penonton di Tiongkok menganggap karakter tersebut sebagai penghinaan terhadap naga, yang merupakan hewan suci dalam mitologi Tiongkok. Selain itu, adegan-adegan ikonik dari film animasi, seperti Mulan memotong rambutnya dan memanjat tiang untuk mengambil anak panah, juga dihilangkan untuk menghindari kesalahan sejarah dan menjaga keakuratan budaya.

Apakah Mulan Sosok Nyata?
Pertanyaan mengenai keberadaan Mulan sebagai sosok nyata masih menjadi perdebatan. China Highlights, sebuah perusahaan tur, mengonfirmasi adanya dokumen sejarah yang menunjukkan adanya perang antara negara bagian Wei Utara dan Rouran. Selain itu, Majalah Smithsonian melaporkan penemuan bukti fisik yang menunjukkan bahwa pejuang wanita pernah ada di wilayah yang kini disebut Mongolia. Meskipun Balada Mulan tidak mengandung unsur supernatural, sehingga mengisyaratkan kemungkinan kisah ini berbasis pada fakta, tidak ada bukti konkret yang membuktikan keberadaan Mulan secara historis.

Pengaruh dan Warisan Budaya
Meski ada keraguan mengenai keberadaan historisnya, Balada Mulan telah menginspirasi berbagai adaptasi film dan pertunjukan panggung sepanjang abad ke-20. Film Disney (1998) dan remake live-action (2020) memperlihatkan bagaimana cerita rakyat ini terus relevan dan menarik bagi berbagai generasi dan budaya. Adaptasi ini memperkaya pemahaman kita tentang bagaimana legenda kuno dapat diadaptasi untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan penonton modern, sambil tetap menghormati akar budaya dan sejarahnya.

Post Unimma

Leave a Reply

  • https://ssg.streamingmurah.com:8048
  • Copyright ©2025 by PT. Radio Unimma. All Rights Reserved
  • http://45.64.97.82:8048
  • Copyright ©2025 by unimmafm. All Rights Reserved
  • http://45.64.97.82:8048/stream
  • Copyright ©2025 by unimmafm All Rights Reserved