Hubungi Kami

(REVIEW) Imperfect: Karier, Cinta, dan Timbangan (2019)

Film “Imperfect” adalah karya terbaru dari sutradara Ernest Prakasa yang mulai tayang pada 19 Desember 2019. Berawal dari pengalaman pribadi Meira Anastasia, istri Ernest, film ini tidak hanya mencerminkan perjalanan emosional yang mendalam tetapi juga mengangkat isu sosial yang relevan, yaitu body shaming dan self-acceptance.

@unimma_id

Sinopsis dan Plot

Imperfect mengisahkan Rara (diperankan oleh Jessica Mila), seorang wanita yang terlahir dengan tubuh gemuk dan kulit sawo matang, mengikuti gen ayahnya. Di sisi lain, adiknya, Lulu (Yasmin Napper), memiliki penampilan yang lebih sesuai dengan standar kecantikan modern, mengikuti gen ibunya, Debby (Karina Suwandi). Rara sehari-hari harus menghadapi komentar-komentar negatif dari lingkungan sekitar mengenai penampilannya.

Situasi semakin rumit ketika Rara, yang bekerja di sebuah perusahaan kosmetik, memiliki kesempatan untuk promosi jabatan. Namun, bosnya, Kelvin (Dion Wiyoko), mengharuskannya untuk melakukan perubahan besar pada penampilannya. Di tengah konflik internal dan tekanan eksternal, Rara harus memutuskan apakah ia akan mengubah dirinya demi mencapai kesuksesan atau tetap setia pada dirinya sendiri.

Mengadaptasi Isu Berat dengan Sentuhan Komedi

Imperfect tidak hanya menghadirkan isu berat terkait body shaming dan self-acceptance, tetapi juga mengolahnya dengan pendekatan yang hangat dan penuh humor. Ernest Prakasa dan Meira Anastasia, yang juga menulis skenario film ini, berhasil menyajikan pesan penting dengan cara yang menghibur namun tetap mendalam. Film ini menjadi alat komunikasi efektif untuk berbicara tentang penerimaan diri, dengan menghindari pendekatan yang terlalu menggurui.

Maraknya bullying dan body shaming di media sosial menjadi momen yang tepat bagi Meira dan Ernest untuk membawa kisah Imperfect ke layar lebar. Dengan menampilkan karakter-karakter yang menghadapi berbagai bentuk penilaian sosial, film ini memberikan pandangan yang realistis tentang bagaimana body shaming mempengaruhi kehidupan sehari-hari.

Kekuatan Komedi yang Terjaga

Dalam film ini, Ernest Prakasa menghadapi tantangan besar untuk menjaga keseimbangan antara bobot cerita yang serius dan unsur komedi yang menjadi signature-nya. Dengan bantuan Muhadkly Acho sebagai konsultan komedi, Imperfect berhasil menyelipkan humor dengan cermat, menghindari penyinggungan sambil tetap menghibur. Namun, beberapa punchline yang telah ditampilkan di trailer mungkin membuat kejutan dalam film kurang terasa baru.

Karakter dan Transformasi

Film ini menonjolkan karakter-karakter yang tidak hanya berfungsi sebagai protagonis atau antagonis, tetapi sebagai individu dengan lapisan kompleksitas emosional. Misalnya, Rara, yang awalnya pasif terhadap bully yang ia terima, menunjukkan perubahan signifikan dalam sikapnya setelah mengalami transformasi pribadi.

Jessica Mila, yang memerankan Rara, menjalani proses transformasi fisik yang cukup menantang, termasuk penambahan berat badan sebanyak 10 kilogram dan proses make-up yang memakan waktu dua jam setiap hari. Usaha Mila dalam membangun karakter Rara mendapat pujian dari penonton dan kritikus.

Reza Rahadian, yang berperan sebagai Dika, kekasih Rara, juga menyumbangkan lagu “Tak Harus Sempurna” untuk soundtrack film, menambah kedalaman emosional pada karakter Rara dari sudut pandang kekasihnya.

Kehadiran Karakter-Karakter Pendukung

Film ini juga menampilkan berbagai karakter pendukung yang memeriahkan cerita, termasuk Neti (Kiky Saputri), Maria (Zsazsa Utari), Prita (Aci Resti), dan Endah (Neneng Wulandari) sebagai teman Rara yang menghadirkan elemen humor dan kehangatan. Teddy (Ernest Prakasa) sebagai sahabat Dika, serta geng preman kampung yang digawangi oleh Ali (Uus), juga menambah warna pada film ini dengan komedi yang khas.

Musik dan Visual

Dalam hal musik, Ernest dan Meira bekerja sama dengan Ifa Fachir dan Dimas Wibisana untuk menciptakan skor yang sesuai dengan suasana hati setiap adegan. Lagu-lagu dari Fiersa Besari dan Audrey Tapiheru menambah nilai emosional film, memberikan semangat tambahan bagi penonton.

Dari segi visual, Imperfect tidak menonjolkan pemandangan spektakuler tetapi menampilkan realitas sehari-hari yang relevan dan dekat dengan penonton. Ini mengikuti tradisi Ernest Prakasa dalam film-film sebelumnya seperti Ngenest (2015) dan Cek Toko Sebelah (2016), yang berfokus pada kehidupan nyata dan isu sosial.

Imperfect bukan hanya sekadar film hiburan, tetapi juga sebuah gerakan untuk mencintai diri sendiri dan menghargai keunikan individu. Dengan pendekatan yang menghibur namun penuh makna, film ini berhasil mengangkat isu body shaming dengan cara yang ringan namun menyentuh. Film ini menawarkan pelajaran berharga tentang penerimaan diri dan pentingnya mencintai diri sendiri, serta menunjukkan bahwa setiap individu memiliki potensi yang layak dihargai.

Film produksi Starvision ini menjadi tontonan yang tidak hanya menghibur tetapi juga menginspirasi, mendorong penonton untuk lebih bersyukur dan merayakan diri

unimma

Leave a Reply

  • https://ssg.streamingmurah.com:8048
  • Copyright ©2025 by PT. Radio Unimma. All Rights Reserved
  • http://45.64.97.82:8048
  • Copyright ©2025 by unimmafm. All Rights Reserved
  • http://45.64.97.82:8048/stream
  • Copyright ©2025 by unimmafm All Rights Reserved