Live A Live” selama hampir tiga dekade menjadi legenda bagi para penggemar RPG Barat. Game ini merupakan salah satu proyek pertama dari sutradara Takashi Tokita, yang kemudian juga mengarahkan game populer seperti Chrono Trigger dan Parasite Eve serta berperan penting dalam berbagai seri Final Fantasy. Namun, berbeda dari judul-judul lainnya, Live A Live tidak pernah dirilis di luar Jepang, yang membuat para penggemar Barat hanya bisa membayangkan bagaimana rasanya memainkan game tersebut. Hampir 28 tahun kemudian, Square Enix dan Nintendo akhirnya memutuskan untuk membawa Live A Live ke Barat dalam bentuk remake “HD-2D” untuk Nintendo Switch. Walaupun tetap menarik untuk dimainkan pada 2022, remake ini juga memiliki beberapa kekurangan.

Secara keseluruhan, Live A Live adalah salah satu game dengan struktur yang unik. Alih-alih berfokus pada satu karakter, game ini menampilkan delapan protagonis berbeda yang hidup di periode waktu yang berlainan. Setiap cerita dalam Live A Live hanya berdurasi beberapa jam dan berfokus pada karakter yang beragam, seperti manusia gua di zaman prasejarah, koboi di era wild west, hingga robot di masa depan yang jauh. Keberagaman alur cerita dan lokasi ini membuat Live A Live terasa segar sepanjang permainan.
Kelebihan dan Kekurangan Format Unik
Sementara pendekatan dengan banyak karakter di berbagai periode waktu menjadi salah satu kelebihan Live A Live, hal ini juga menjadi kelemahan. Berpindah dari satu karakter ke karakter lain setiap beberapa jam membuat game ini terasa sedikit terpecah-pecah, terutama karena ini adalah RPG. Membangun karakter dengan mengalahkan musuh, hanya untuk kemudian harus mengatur ulang semua kemajuan ketika beralih ke karakter baru di era yang berbeda, bisa menjadi hal yang agak mengganggu. Selain itu, setiap kali Anda memasuki periode waktu baru, Anda harus segera memahami dunia dan karakter di sekitarnya, seperti memainkan delapan bagian tutorial pembuka yang berurutan, yang seringkali menjadi bagian yang kurang disukai oleh para pemain game.
Live A Live juga kesulitan membangun alur cerita yang kohesif hingga mendekati akhir permainan. Tanpa mengungkapkan terlalu banyak, semua cerita dalam game ini memang akan saling berhubungan dengan cara yang menarik. Namun, tidak ada cukup dasar dalam cerita-cerita individu untuk membuat pertemuan akhirnya terasa memuaskan. Meski demikian, cara game ini akhirnya menyatukan semuanya cukup mengejutkan. Jika Anda belum mengetahui cerita Live A Live, beberapa plot twist yang menarik akan muncul di akhir cerita.
Penulisan dan Akting Suara yang Kuat
Meskipun ada beberapa kekurangan, penulisan cerita dalam Live A Live sangat kuat. Setelah menunggu selama hampir 30 tahun untuk mendapatkan lokalisasi bahasa Inggris yang layak, hasil akhirnya cukup memuaskan. Selain itu, akting suara dalam Live A Live, jika dibandingkan dengan game lain di genre yang sama, terbilang solid. Akting suara tidak ada dalam versi asli game ini, sehingga sangat bagus melihat Square Enix menghadirkannya dengan baik dalam remake untuk Nintendo Switch ini.
Sistem Pertempuran yang Klasik dan Visual Menawan
Dalam hal gameplay, Live A Live adalah RPG klasik dengan sistem turn-based pada grid. Setiap karakter yang Anda kendalikan dalam game ini memiliki serangan dan kemampuan unik, yang berarti taktik permainan Anda akan cukup bervariasi. Sama seperti aspek lainnya, variasi karakter ini membuat pertempuran terasa segar dan tidak membosankan.
Satu hal yang terasa aneh tentang pertempuran dalam Live A Live adalah ketidakkonsistenan dalam tingkat kesulitannya. Beberapa bagian dalam game ini cukup mudah dan tidak memerlukan banyak pemikiran taktis, sementara bagian lainnya bisa cukup sulit dan mengharuskan Anda untuk bertarung melawan musuh kecil untuk meningkatkan level karakter sebelum melawan bos tertentu. Hal ini mungkin disebabkan oleh desain game yang terkadang terlalu linear di beberapa bagian, tetapi tetap membuat pertempuran terasa berfluktuasi dalam hal tingkat kesulitannya.
Sebagai remake, tampilan visual Live A Live sangat mirip dengan apa yang pernah kita lihat dari Square Enix di Octopath Traveler dan Triangle Strategy. Gaya visual HD-2D yang digunakan di sini terlihat sangat baik dan memberikan tampilan baru yang mengagumkan jika dibandingkan dengan versi aslinya. Square Enix telah mengungkapkan rencana untuk meremake lebih banyak judul lama dengan gaya visual yang sama, dan ini adalah kabar baik bagi penggemar.
Soundtrack dari Komposer Legendaris Yoko Shimomura
Di luar aspek visual, soundtrack Live A Live adalah salah satu highlight dalam game ini. Hal ini tidak mengejutkan, mengingat musiknya dikomposisi oleh Yoko Shimomura, yang juga merupakan komposer di balik game-game terkenal seperti Street Fighter II dan Kingdom Hearts. Karyanya di Live A Live sangat bagus dan sekali lagi menunjukkan mengapa Shimomura adalah salah satu komposer video game paling dihormati.
Meskipun ada beberapa kekurangan, Live A Live tetap memberikan pengalaman yang menyenangkan. Terlepas dari usianya, ini adalah salah satu RPG yang paling inovatif dan kreatif yang pernah ada, dan menunjukkan asal mula beberapa ide Square Enix di proyek-proyek mendatang. Mereka yang telah menunggu bertahun-tahun untuk merasakan Live A Live pasti akan puas dengan remake ini, dan siapa pun yang mencari RPG baru untuk dimainkan juga akan menemukan banyak hal menarik di sini.