Soto adalah salah satu hidangan yang sangat digemari oleh masyarakat Indonesia. Setiap daerah di Indonesia memiliki ciri khasnya sendiri dalam menyajikan soto, yang membuatnya unik dan menarik untuk dicicipi. Dua di antaranya yang cukup populer adalah Soto Lamongan dan Soto Betawi. Walaupun keduanya sama-sama enak dan sering dinikmati, terdapat beberapa perbedaan yang mencolok antara keduanya. Apa saja perbedaan tersebut? Yuk, kita ulas lebih dalam!

1. Asal Usul Soto Lamongan dan Soto Betawi
Soto Lamongan berasal dari kota Lamongan, Jawa Timur, dan merupakan salah satu soto khas yang terkenal dengan kuah bening dan daging ayam sebagai bahan utama. Soto ini biasanya disajikan dengan taburan koya (bubuk kerupuk udang) yang memberikan rasa gurih dan tekstur khas pada soto.
Sementara itu, Soto Betawi berasal dari Jakarta, dan merupakan hidangan soto khas yang menggunakan santan dalam kuahnya, membuatnya memiliki rasa yang lebih kaya dan berlemak. Soto Betawi ini juga lebih sering menggunakan daging sapi sebagai bahan utama, meskipun ada juga yang menggunakan jeroan atau campuran daging sapi dan ayam.
2. Perbedaan Bahan Utama
- Soto Lamongan biasanya menggunakan ayam sebagai bahan utamanya. Daging ayam yang direbus akan menghasilkan kaldu yang bening dan ringan. Penyajian soto ini juga seringkali disertai dengan koya yang terbuat dari kerupuk udang yang digiling halus, memberikan rasa gurih yang khas.
- Soto Betawi, berbeda dengan Soto Lamongan, lebih banyak menggunakan daging sapi, terutama daging sapi bagian dalam (jeroan) seperti usus, hati, atau otak sapi, yang memberikan rasa yang lebih kaya dan berlemak. Kuah soto Betawi ini berwarna lebih kekuningan atau putih susu karena mengandung santan, yang memberikan kekayaan rasa dan kelezatan yang lebih pekat.
3. Kuah Soto: Bening vs Kental
Salah satu perbedaan paling mencolok antara kedua jenis soto ini adalah pada kuahnya.
- Soto Lamongan memiliki kuah bening yang ringan dan segar. Kaldu yang dihasilkan dari rebusan ayam dan rempah-rempahnya memberikan rasa yang tidak terlalu kuat, namun tetap lezat dan menyegarkan.
- Soto Betawi memiliki kuah yang lebih kental, berwarna putih atau kekuningan karena penggunaan santan dalam proses pembuatannya. Santan ini memberikan rasa gurih yang lebih kaya dan kental, membuat Soto Betawi terasa lebih berlemak dan kaya cita rasa.
4. Bumbu dan Rempah yang Digunakan
Meskipun keduanya menggunakan bahan dasar rempah-rempah yang mirip, ada beberapa perbedaan dalam penggunaan bumbu yang memengaruhi rasa keduanya.
- Soto Lamongan menggunakan bumbu-bumbu seperti kunyit, serai, lengkuas, dan daun jeruk. Koya yang terbuat dari kerupuk udang dan sedikit bawang goreng juga menjadi pelengkap yang menambah keunikan rasa Soto Lamongan.
- Soto Betawi, di sisi lain, lebih banyak menggunakan bumbu seperti ketumbar, jintan, dan merica, serta tambahan santan dan susu. Penggunaan santan ini yang membuat bumbu-bumbu pada Soto Betawi lebih terasa kental dan memiliki rasa yang lebih berlemak.
5. Cara Penyajian
Cara penyajian Soto Lamongan dan Soto Betawi juga memiliki perbedaan yang mencolok.
- Soto Lamongan disajikan dengan nasi putih atau lontong, taburan koya (kerupuk udang yang digiling halus), dan bawang goreng sebagai pelengkap. Tidak jarang, Soto Lamongan juga dilengkapi dengan irisan jeruk nipis yang bisa diperas langsung ke dalam soto untuk menambah kesegaran.
- Soto Betawi biasanya disajikan dengan nasi putih, dan seringkali juga dilengkapi dengan emping (kerupuk melinjo), serta irisan tomat dan daun bawang yang memberikan rasa segar. Beberapa versi Soto Betawi juga menyediakan sambal cabai rawit untuk menambah cita rasa pedas sesuai selera.
6. Perbedaan Rasa
Perbedaan kuah dan bahan dasar yang digunakan pada kedua soto ini tentu saja memengaruhi rasa keseluruhan dari hidangan tersebut.
- Soto Lamongan menawarkan rasa yang ringan, segar, dan gurih, berkat kuah bening dan tambahan koya yang memberi rasa gurih khas. Daging ayam yang digunakan memberikan rasa yang lembut dan tidak terlalu berlemak.
- Soto Betawi menawarkan rasa yang lebih kaya dan berlemak, berkat penggunaan santan dalam kuahnya. Perpaduan antara daging sapi yang empuk dan kuah santan yang kental memberikan rasa yang lebih pekat dan lebih berat, cocok bagi yang menyukai hidangan dengan rasa gurih yang lebih dalam.
7. Cara Memasak dan Penyajian
Proses memasak kedua jenis soto ini juga sedikit berbeda.
- Soto Lamongan biasanya dimasak dengan merebus ayam hingga empuk, kemudian disajikan dengan kuah kaldu bening yang telah dipersiapkan. Koya ditambahkan saat penyajian, memberikan tekstur yang unik pada setiap suapan.
- Soto Betawi dibuat dengan merebus daging sapi dan jeroannya dalam air yang telah diberi rempah-rempah, lalu dicampur dengan santan untuk memberikan kuah yang kental. Penyajiannya biasanya menggunakan nasi putih dan emping sebagai pelengkap, serta sambal untuk menambah cita rasa.
8. Variasi Soto
Selain Soto Lamongan dan Soto Betawi, ada juga beberapa varian soto lain yang tidak kalah populer di Indonesia. Di antaranya adalah:
- Soto Madura: Memiliki kuah yang lebih kaya bumbu dengan tambahan sambal kacang, seringkali disajikan dengan potongan daging sapi atau ayam.
- Soto Semarang: Memiliki kuah bening dengan rasa yang lebih tajam, dan seringkali disajikan dengan sambal tauco yang memberikan rasa asam dan pedas.
9. Kapan Waktu yang Tepat Menikmati Soto?
Soto merupakan makanan yang sangat fleksibel, dapat dinikmati kapan saja, baik sebagai sarapan, makan siang, atau makan malam. Di banyak daerah, soto juga sering dijadikan hidangan utama dalam acara keluarga atau pertemuan teman-teman. Soto Lamongan, dengan rasa ringan dan segar, sangat cocok untuk dimakan saat cuaca panas atau sebagai menu sarapan. Sementara itu, Soto Betawi yang kaya rasa dan berlemak lebih cocok dinikmati pada malam hari atau ketika cuaca dingin.
Meskipun Soto Lamongan dan Soto Betawi sama-sama menjadi hidangan yang sangat digemari, keduanya memiliki ciri khas dan rasa yang berbeda. Soto Lamongan menawarkan rasa yang lebih ringan dan segar dengan kuah bening dan isian ayam, sementara Soto Betawi lebih kaya dan berlemak dengan kuah santan dan daging sapi. Kedua jenis soto ini layak untuk dicicipi dan memiliki penggemarnya masing-masing. Jadi, mana yang menjadi favorit Anda?