Butiran pasir putih yang terinjak kaki telanjangku seolah terapi kejut saraf yang dihadiahkan oleh Sang pencipta.

Seorang balita berlari mendekati pantai yang gelombangnya selalu menderu tanpa lelah.Ia berbicara dalam bahasa yang tidak kumengerti.
Eureka…kemudian ternyata komunikasi kami tersambung dengan penuh kehangatan dan canda. Meskipun dengan bahasa yang hanya kami berdua saja yang mengerti.
Disudut pantai sebelahnya…
Tampak sepasang pemuda berpose bergantian dengan latar senja yang semakin berat ke barat. Pose-pose terbaik entah itu mungkin untuk memberikan kejutan bagi seseorang yang selalu merindukannya.
Ternyata…
Air pantai sebening kaca yang masih hangat dan tenang itu tidak mampu mencegahku untuk menceburkan diri.
Tampak ikan-ikan kecil berlarian bermain dengan riangnya. Lamun laut berwarna hijau terang seperti selalu melambaikan tangannya.
Kemudian…
Langit di ufuk barat berubah menjadi emas gading dengan rona pink menggoda.
Dan jangkrik gunung seperti beradu keras melantunkan syair terbaiknya karena sebentar lagi selimut malam akan datang.
Sedang diujung horizon sana tampak kapal nelayan sedang kembali untuk mempersembahkan hasil ikan terbaiknya kepada anak dan istrinya yang menunggu dirumah dengan rindu.
Dibibir pantai sepasang kekasih terlihat bergandengan tangan penuh cinta
Semua terjadi sejenak diantara momen sang surya akan turun ke peraduannya.
https://www.kompasiana.com