Indonesia dikenal sebagai negara dengan kekayaan kuliner yang luar biasa. Salah satu makanan yang menjadi ikon kuliner Nusantara adalah soto. Hampir setiap daerah memiliki varian soto dengan cita rasa khasnya masing-masing. Di Jawa Tengah saja, soto hadir dalam berbagai rupa, seperti Soto Semarang, Soto Kudus, Tauto Pekalongan, hingga Soto Seger Boyolali. Namun, ada satu kota di Jawa Tengah yang sering terlewat dari pembahasan soto, yakni Salatiga.

Meski jarang disebut, Salatiga memiliki kuliner soto yang kaya akan sejarah dan keunikan rasa, yaitu Soto Esto. Soto ini tidak hanya menjadi sajian khas, tetapi juga bagian dari sejarah transportasi di kota yang pernah dijuluki De Schoonste Stad van Midden-Java (Kota Terindah di Jawa Tengah).
Soto Esto: Soto Bersejarah dengan Rasa Khas
Soto Esto adalah soto bersantan dengan kuah kekuningan yang dihasilkan dari kunyit dalam bumbunya. Rasa gurih dan rempah yang kuat menjadi ciri khas utama, dengan penggunaan ayam kampung sebagai sumber protein yang mempertahankan otentisitas sejak pertama kali dirintis.
Ciri Khas Soto Esto
- Isiannya: Seporsi Soto Esto berisi nasi, kuah santan gurih, suwiran ayam kampung, taoge, dan taburan daun seledri.
- Topping unik: Soto ini dilengkapi dengan kerupuk karak (kerupuk yang terbuat dari nasi) yang diremuk kasar, menambah tekstur unik saat disantap.
- Lauk pelengkap: Seperti soto pada umumnya, Soto Esto juga disajikan dengan aneka lauk pendamping seperti sate ayam, sate telur puyuh, perkedel, tempe goreng, dan kerupuk.
Asal Usul Nama Esto
Nama Esto berasal dari PO (Perusahaan Otobus) Esto, yang beroperasi di Salatiga sejak era kolonial Belanda. Keterkaitan antara soto ini dan PO Bus Esto bermula dari sejarah panjang sejak tahun 1940, ketika pasangan suami-istri Martosetiko dan Sudarmi mulai merintis usaha soto mereka.
Awalnya, Martosetiko dan istrinya menjajakan soto secara keliling. Mereka biasa berhenti di depan garasi Bus Esto pada sore hari. Berkat rasanya yang lezat, soto racikan mereka menjadi favorit para kru Bus Esto, hingga akhirnya menjadi pelanggan setia. Pada tahun 1953, pemilik Bus Esto memberikan izin kepada Martosetiko untuk berjualan di depan garasi bus. Sejak saat itulah, Soto Esto mulai dikenal luas oleh masyarakat Salatiga.
Jejak Sejarah PO Bus Esto
PO Esto sendiri merupakan salah satu perusahaan otobus legendaris di Salatiga. Berdiri sejak zaman kolonial, bus ini dulunya menjadi salah satu moda transportasi utama yang melayani perjalanan di Jawa Tengah. Keberadaan PO Esto yang sudah tidak beroperasi lagi kini dikenang melalui kuliner khas ini, menjadikan Soto Esto sebagai simbol sejarah transportasi Salatiga.
Keistimewaan Soto Esto di Masa Kini
Soto Esto tidak hanya menjadi makanan khas, tetapi juga diakui sebagai salah satu dari 10 Kuliner Bersejarah (Culinary Heritage) oleh Pemerintah Kota Salatiga. Bersama Soto Kesambi, Soto Esto terus mempertahankan popularitasnya sebagai kuliner legendaris yang menjadi bagian dari identitas Salatiga.
Hingga saat ini, Soto Esto tetap mempertahankan rasa dan tradisi yang sama seperti ketika pertama kali dirintis. Banyak orang yang datang ke Salatiga menjadikan Soto Esto sebagai tujuan kuliner wajib, baik untuk mengenang sejarah maupun menikmati cita rasa khas yang sulit ditemukan di tempat lain.
Soto Esto: Simbol Perpaduan Kuliner dan Sejarah
Keberadaan Soto Esto adalah bukti bagaimana kuliner bisa menjadi penghubung antara masa lalu dan masa kini. Dengan rasa yang otentik dan kisah yang menginspirasi, Soto Esto tidak hanya mengenyangkan perut tetapi juga menceritakan sejarah panjang Salatiga.
Jika Anda mengunjungi Salatiga, jangan lupa mencicipi Soto Esto. Selain menikmati hidangan yang lezat, Anda juga akan merasakan bagaimana sejarah dan budaya tercermin dalam setiap suapan. Soto Esto adalah lebih dari sekadar kuliner—ini adalah warisan yang patut dilestarikan.