1. Museum Monumen Ampera (Monpera)

Monpera berada disamping Jembatan Ampera seberang Ilir atau didepan Masjid Agung Palembang yang juga bersejarah. Dikutip dari situs sumselprov.go.id, Museum Monpera dibangun untuk memperingati serangan dari Agresi Militer Belanda II yang pada saat itu Belanda mengepung Kota Palembang dengan mengerahkan tank dan artileri. Saat sudah direvitalisasi disekeliling dengan nuasan lebih menarik dengan air mancur menari yang baru diresmikan.
2. Benteng Kuto Besak (BKB)
Gagasan Benteng Kuto Besak (BKB) diprakarsai oleh Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) I yang memerintah pada tahun 1724-1758 dan pelaksanaan pembangunannya diselesaikan oleh penerusnya yaitu Sultan Muhammad Bahauddin yang memerintah pada tahun 1776-1803.
Keraton ini berdiri di tanah yang luas, berbentuk persegi panjang menghadap ke Sungai Musi, panjangnya 274,32 meter, dan lebar 182,88 meter, dikelilingi tembok besar yang tingginya mencapai 9,14 meter, tebal 2,13 meter, dengan empat kubu (bastion di setiap sudutnya). Saat ini BKB menjadi komplek militer.
Disekitar BKB ada museum Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang dan Sungai Sekanak yang sudah direvitalisasi menjadi wisata air dan pedestrian.
3. Jembatan Ampera
Ikon utama Kota Palembang terletak di pusat kota menghubungkan dua darat diatas Sungai Musi dari seberang Ilir dan Ulu. Jembatan Ampera dibangun pada tahun 1962 dengan biaya pembangunan yang diambil dari perampasan perang Jepang.
Informasi yang dihimpun dari website Pemkot Palembang, Ampera dibangun dengan panjang 1,117 meter dan lebar 22 M. Sementara tinggi jembatan Ampera adalah 11,5 di atas permukaan air, sedangkan tinggi menara mencapai 63 m dari tanah.
Antar menara memiliki jarak sekitar 75 meter dan berat jembatan berkisar 944 ton.