TNI Angkatan Udara (AU) menargetkan pemenuhan penuh peralatan teknologi untuk mendukung siber dan kecerdasan buatan (AI) dalam sistem pertahanan udara pada tahun 2025. Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara (Kadispenau) Marsma TNI Ardi Syahri menyatakan bahwa meskipun teknologi ini sudah dalam tahap pengembangan, belum semua peralatan yang dibutuhkan tersedia. Namun, dengan adanya evaluasi yang telah dilakukan pada 2024, pihaknya optimis bisa memenuhi target tersebut pada tahun depan.

Pentingnya Teknologi Siber dan AI dalam Pertahanan Udara
Menurut Marsma Ardi, teknologi siber dan AI sangat vital untuk meningkatkan efektivitas sistem pertahanan udara Indonesia yang semakin berkembang. Laboratorium canggih dan peralatan komputer khusus yang mendukung kedua teknologi ini menjadi bagian penting dari pembangunan infrastruktur pertahanan udara yang lebih maju. Pengadaan peralatan tersebut diharapkan dapat memperkuat kemampuan deteksi, analisis data, dan respons terhadap ancaman yang datang, baik dari udara maupun siber.
Sistem berbasis AI akan mampu menganalisis ancaman udara secara lebih cepat dan akurat, sementara teknologi siber akan berfungsi untuk mengamankan seluruh komunikasi dan sistem pertahanan udara dari potensi serangan dunia maya yang semakin meningkat.
Evaluasi Program Kerja dan Kendala yang Dihadapi
Marsma Ardi juga menyampaikan bahwa program kerja TNI AU pada tahun anggaran 2024 sudah terlaksana dengan baik, meskipun beberapa program mengalami kendala. Salah satu tantangan yang dihadapi adalah terbatasnya dana serta adanya program lintas tahun yang harus menunggu kebijakan pusat untuk dilaksanakan. Kendati demikian, dia memastikan bahwa 80 persen target program kerja untuk tahun ini telah tercapai, dan hal ini menjadi acuan dalam merencanakan dan memperbarui program ke depan.
“Dengan penambahan dana yang memadai, kami akan terus melengkapi dan memperbarui teknologi yang dibutuhkan dalam program pertahanan udara,” ungkap Ardi.
Ancaman dan Tantangan Pertahanan Udara yang Semakin Kompleks
Di tengah perkembangan ancaman yang semakin kompleks, terutama di wilayah udara dan siber, TNI AU menilai bahwa kesiapsiagaan harus terus ditingkatkan. Menurut Ardi, Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI M. Tonny Harjono telah mengingatkan seluruh jajaran TNI AU untuk selalu siap menghadapi ancaman dan gangguan dalam pertahanan udara Indonesia.
“Tantangan dalam menghadapi ancaman semakin besar, terlebih dengan kemajuan teknologi yang pesat. Oleh karena itu, kita harus terus berinovasi dengan meningkatkan teknologi pertahanan udara berbasis AI dan siber yang lebih canggih dan efektif,” tegas Ardi.
KSAU juga telah menekankan pentingnya pemanfaatan teknologi terkini dalam menghadapi berbagai ancaman, termasuk serangan siber dan pesawat tanpa awak (drone) yang semakin sering digunakan untuk menguji sistem pertahanan udara Indonesia.
Meningkatkan Kemampuan Sumber Daya Manusia
Selain pengadaan peralatan canggih, pembangunan sumber daya manusia juga menjadi fokus utama TNI AU. Ardi menyatakan bahwa dalam menghadapi tantangan teknologi yang semakin berkembang, personel TNI AU harus terus dibekali dengan keterampilan dan pengetahuan terkini dalam dunia teknologi, baik di bidang siber maupun AI.
“Pelatihan intensif dan pengembangan kapasitas personel akan menjadi kunci dalam memaksimalkan penggunaan teknologi baru ini. Kami tidak hanya fokus pada pengadaan alat, tetapi juga pada penguatan kualitas sumber daya manusia yang mampu mengoperasikan teknologi ini dengan efektif,” kata Ardi.
Rencana 2025: Penyempurnaan Infrastruktur dan Teknologi Pertahanan Udara
TNI AU memandang tahun 2025 sebagai titik balik penting dalam pemenuhan sistem pertahanan udara yang berbasis teknologi canggih. Semua elemen, mulai dari sistem radar, komputerisasi pertahanan, hingga keamanan siber, akan terintegrasi dengan teknologi terbaru untuk menciptakan pertahanan udara yang lebih tangguh dan responsif.
Dengan pemenuhan penuh teknologi siber dan AI, TNI AU berharap dapat mengatasi berbagai ancaman dengan lebih cepat, tepat, dan aman. Harapannya, pada tahun 2025, Indonesia akan memiliki sistem pertahanan udara yang tidak hanya canggih tetapi juga lebih siap menghadapi segala bentuk ancaman di ruang udara nasional.
Pencapaian 2025 sebagai tahun pemenuhan teknologi canggih dalam pertahanan udara Indonesia, termasuk penerapan AI dan siber, menjadi langkah besar bagi TNI AU dalam menghadapi ancaman yang semakin kompleks. Dengan dukungan peralatan mutakhir dan pengembangan SDM yang terus meningkat, Indonesia akan memiliki pertahanan udara yang semakin cerdas, aman, dan siap menghadapi tantangan global yang datang.
Melalui langkah ini, TNI AU tidak hanya memperkuat pertahanan nasional, tetapi juga menunjukkan komitmennya untuk berada di garis depan dalam mengadopsi teknologi mutakhir dalam sistem pertahanan udara modern.