Pada 11 Desember 2024, Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara (Kadispenau) Marsma TNI Ardi Syahri mengungkapkan optimisme TNI Angkatan Udara (AU) terkait pemenuhan kebutuhan teknologi siber dan kecerdasan buatan (AI) untuk mendukung sistem pertahanan udara. Teknologi ini diharapkan sudah dapat terpenuhi pada tahun 2025 setelah evaluasi yang dilakukan pada 2024.

Peran Teknologi Siber dan AI dalam Pertahanan Udara
Dalam penjelasannya, Marsma Ardi menjelaskan bahwa meskipun teknologi siber dan AI dalam pertahanan udara masih belum lengkap, TNI AU memiliki rencana untuk melengkapinya pada 2025. Teknologi yang dimaksud termasuk pengadaan alat laboratorium dan komputer yang akan mendukung pengembangan sistem pertahanan yang berbasis pada kecerdasan buatan dan keamanan siber.
Sistem pertahanan udara masa depan sangat bergantung pada kemampuan untuk memproses data secara cepat dan akurat menggunakan AI serta melindungi data dan infrastruktur dari ancaman siber. Hal ini penting mengingat perkembangan ancaman terhadap pertahanan udara yang semakin kompleks, baik dari pihak negara lain maupun ancaman internal.
Target Program Kerja TNI AU 2024 dan Tantangan yang Dihadapi
Pada tahun anggaran 2024, TNI AU melaksanakan sejumlah program kerja (proker) yang sebagian besar telah tercapai, meskipun ada beberapa kendala terkait dana dan beberapa program yang harus menunggu kebijakan pusat. Marsma Ardi menyebutkan bahwa 80 persen dari target proker TNI AU telah tercapai hingga saat ini.
Pencapaian tersebut, menurutnya, didorong oleh alokasi dana yang lebih besar untuk memperkuat teknologi dan peralatan yang diperlukan. TNI AU berharap bahwa dengan tambahan dana dan kebijakan yang lebih mendukung, teknologi siber dan AI yang diinginkan dapat segera terealisasi dan mendukung kesiapsiagaan pertahanan udara Indonesia.
Tantangan dan Upaya Peningkatan Kesiapsiagaan
Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU), Marsekal TNI M. Tonny Harjono, menekankan pentingnya meningkatkan kesiapsiagaan satuan TNI AU dalam menghadapi tantangan dan ancaman yang semakin beragam di masa depan. Ancaman terhadap kedaulatan udara dan keselamatan negara terus berkembang, baik dalam bentuk serangan konvensional maupun ancaman siber yang semakin canggih.
Ardi menegaskan bahwa untuk menghadapi ancaman tersebut, TNI AU akan terus memperbaharui dan meningkatkan kemampuan teknologi terkini yang berbasis AI dan siber. Inovasi ini akan memperkuat kemampuan deteksi, analisis, dan respons terhadap potensi ancaman yang dapat mengganggu sistem pertahanan udara.
Harapan TNI AU di 2025
Pada 2025, TNI AU menargetkan pemenuhan sepenuhnya terhadap teknologi siber dan AI untuk mendukung sistem pertahanan udara. Teknologi ini diharapkan dapat memperkuat kedaulatan udara Indonesia, mempercepat respons terhadap ancaman, dan meningkatkan efisiensi operasional seluruh sistem pertahanan. Dengan adanya teknologi ini, TNI AU dapat lebih siap menghadapi tantangan yang terus berkembang di dunia yang semakin digital dan terkoneksi ini.
Artikel ini menggambarkan ambisi TNI AU untuk terus berkembang dan menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi yang dapat memperkuat pertahanan udara nasional Indonesia di masa depan.