Bandungan, sebuah kecamatan yang terletak di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, selama ini dikenal sebagai destinasi wisata yang menawarkan berbagai daya tarik, mulai dari Pasar Bunga Bandungan yang memanjakan pecinta tanaman hias hingga Candi Gedongsongo yang menyimpan sejarah dan keindahan alam. Selain itu, Bandungan juga terkenal dengan oleh-oleh khasnya, yaitu Tahu Serasi, yang telah menjadi favorit para wisatawan. Namun, kini ada satu lagi oleh-oleh baru yang tak kalah lezat dan menarik perhatian wisatawan, yaitu Torakur.

Torakur adalah makanan khas Bandungan yang memiliki rasa unik, yaitu tomat rasa kurma. Seiring dengan semakin berkembangnya sektor pariwisata dan kuliner di Bandungan, Torakur menjadi salah satu pilihan oleh-oleh yang banyak dicari dan diminati oleh para pengunjung. Rasanya yang manis dan teksturnya yang mirip dengan kurma membuat Torakur menjadi salah satu inovasi kuliner yang layak untuk dicoba.
Apa Itu Torakur?
Torakur adalah singkatan dari Tomat Rasa Kurma. Sesuai dengan namanya, Torakur terbuat dari bahan dasar tomat segar yang diolah sedemikian rupa sehingga rasanya mirip dengan kurma. Tomat yang digunakan berasal dari para petani lokal di sekitar Bandungan, menjadikannya produk yang tidak hanya unik tetapi juga mendukung ekonomi masyarakat setempat. Dengan olahan yang tepat, tomat ini bisa memiliki rasa manis yang menyerupai kurma, meskipun bentuk dan tekstur aslinya jelas berbeda.
Proses Pembuatan Torakur
Proses pembuatan Torakur cukup panjang dan memerlukan ketelatenan. Untuk menghasilkan Torakur yang lezat, bahan utama yang digunakan adalah tomat yang telah matang dan segar. Berikut adalah tahapan dalam pembuatan Torakur:
- Pemilihan dan Persiapan Tomat: Tomat yang digunakan harus dalam kondisi matang sempurna dan segar. Setelah dipilih, tomat dicuci bersih untuk menghilangkan kotoran dan sisa pestisida.
- Rendam dengan Air Kapur: Tomat kemudian ditusuk-tusuk untuk memudahkan proses penyerapan air kapur. Setelah itu, tomat direndam dalam air kapur selama semalam. Proses ini membantu untuk menjaga tekstur tomat agar tetap kenyal setelah proses pemasakan.
- Penghilangan Biji: Setelah direndam, biji tomat akan dibuang dan tomat dibersihkan kembali hingga benar-benar bersih dari sisa biji dan kotoran lainnya.
- Rebus dengan Air Gula: Tomat yang telah dibersihkan kemudian direbus dalam air gula untuk memberikan rasa manis alami. Proses pemasakan dengan air gula ini juga berfungsi untuk mengawetkan tomat.
- Pengeringan: Setelah direbus, tomat yang telah terendam air gula akan ditiriskan dan dijemur hingga setengah kering. Proses pengeringan ini penting untuk mendapatkan tekstur yang lebih kenyal dan rasa yang lebih menyerap.
- Pembentukan dan Pengeringan Akhir: Setelah dijemur setengah kering, tomat akan dibentuk menyerupai kurma, baik dalam bentuk maupun teksturnya. Tomat yang telah dibentuk kemudian dijemur lagi hingga kering sempurna, sehingga bisa bertahan lebih lama.
- Pengemasan: Setelah kering, Torakur dikemas dengan rapi, umumnya menggunakan kardus atau kemasan plastik yang menarik agar mudah dibawa sebagai oleh-oleh.
Proses pembuatan Torakur ini memakan waktu sekitar satu minggu, mulai dari pemilihan tomat hingga menjadi Torakur yang siap dijual.
Ciri Khas Torakur: Manis dan Tanpa Pengawet
Salah satu daya tarik utama Torakur adalah kualitas bahan alami yang digunakan. Torakur tidak mengandung bahan pengawet, pewarna, atau perasa buatan. Rasa manis alami yang dimiliki Torakur berasal dari gula alami yang digunakan dalam proses perebusan. Ini menjadikan Torakur sebagai camilan yang tidak hanya lezat, tetapi juga aman untuk dikonsumsi. Karena tanpa bahan pengawet, Torakur dapat bertahan hingga 6 bulan jika disimpan dalam kondisi yang tepat.
Salah satu perbedaan utama antara Torakur dan kurma asli adalah pada bijinya. Torakur tidak memiliki biji, sehingga lebih mudah untuk dinikmati tanpa harus repot membuang bijinya. Bentuknya yang mirip dengan kurma dan rasa manisnya yang khas menjadikannya sebagai alternatif menarik bagi mereka yang menyukai rasa manis alami.
Asal Mula Torakur: Inovasi dari Sri Ngestiwati
Torakur pertama kali dirintis oleh Sri Ngestiwati pada tahun 2002. Awalnya, ia merasa prihatin dengan anjloknya harga tomat di daerah Bandungan, yang saat itu hanya dihargai sekitar 250 rupiah per kilogram. Melihat potensi besar yang dimiliki oleh tomat lokal, Ngestiwati mulai mencari cara untuk mengolah tomat tersebut menjadi produk yang lebih bernilai.
Setelah mencoba berbagai cara, ia menemukan bahwa dengan mengolah tomat menjadi manisan yang mirip dengan kurma, ia dapat menciptakan produk yang tidak hanya memiliki rasa yang unik, tetapi juga bisa bertahan lama tanpa menggunakan bahan pengawet. Torakur pun lahir sebagai solusi kreatif dan inovatif untuk meningkatkan nilai jual tomat lokal.
Keberhasilan Torakur buatan Sri Ngestiwati membawa dampak besar bagi ekonomi lokal. Torakur mulai dikenal luas di kalangan wisatawan, dan kemudian berbagai merk Torakur bermunculan. Pemerintah Kabupaten Semarang pun akhirnya mengakui Torakur sebagai makanan khas Bandungan yang patut dilestarikan dan dijaga.
Torakur Kini: Oleh-Oleh Khas Bandungan yang Populer
Saat ini, Torakur sudah menjadi oleh-oleh yang mudah ditemukan di berbagai toko oleh-oleh dan warung kuliner di sekitar Bandungan. Wisatawan yang datang ke Bandungan kini tak hanya membawa pulang Tahu Serasi, tetapi juga Torakur sebagai oleh-oleh yang khas. Berbagai merk Torakur pun telah bermunculan, namun kesemuanya tetap mempertahankan resep asli yang dibuat oleh Sri Ngestiwati.
Torakur kini tak hanya populer di kalangan wisatawan lokal, tetapi juga mulai dikenal di luar daerah. Banyak orang dari luar Jawa Tengah yang tertarik membeli Torakur sebagai oleh-oleh khas dari Bandungan, menjadikannya salah satu produk kuliner unggulan dari daerah ini.
Torakur, makanan khas Bandungan yang terbuat dari tomat rasa kurma, telah menjadi salah satu oleh-oleh yang wajib dicoba bagi siapa saja yang berkunjung ke Bandungan. Dengan rasa manis yang alami, tanpa bahan pengawet, dan proses pembuatan yang membutuhkan ketelatenan, Torakur menawarkan pengalaman kuliner yang unik dan lezat. Berkat inovasi dari Sri Ngestiwati, Torakur kini menjadi simbol dari kreativitas dan keberhasilan masyarakat Bandungan dalam mengolah hasil pertanian lokal menjadi produk yang bernilai tinggi. Jadi, jika Anda berkunjung ke Bandungan, pastikan untuk membawa pulang Torakur sebagai oleh-oleh khas yang tak terlupakan!