1. Tradisi Nenjrag Bumi

Tradisi Nenjrag Bumi, dimana dalam tradisi unik ini seorang bayi yang baru lahir akan diletakkan ditanah, kemudian sang Indung Beurang harus memukulkan palu ketanah dekat si bayi sebanyak 7 kali.Kemudian Indung Beurang juga akan menghentakkan kakinya ketanah sebanyak 3 kali. Adapun tujuan dari tradisi Nenjrag Bumi ini adalah agar kelak nanti sang bayi tersebut tumbuh dan menjadi seorang anak yang dapat menaklukkan kerasnya kehidupan dunia ini.
2. Tradisi Upacara Ekah
Kata ekah sendiri adalah sebuah kata yang berasal dari bahasa Arab yakni dari kata aqiqatun “anak kandung”.
Tradisi upacara Ekah ialah upacara menebus jiwa anak sebagai pemberian Tuhan, atau ungkapan rasa syukur telah dikaruniai anak oleh Tuhan Yang Maha Kuasa sebagaimana juga di ajarkan dalam agama Islam.
Tujuan lain dari tradisi Ekah ini adalah mendo’akan anak tersebut agar kelak menjadi orang yang saleh dan berbakti kepada orang tuanya. Tradisi upacara Ekah ini biasanya diselenggarakan setelah bayi berusia 7 hari, atau 14 hari, atau kadang – kadang juga berusia 21 hari.
Sebagai perlengkapan tradisi upacara tersebut disediakan domba atau kambing untuk disembelih. Apabila bayi tersebut adalah laki – laki maka domba yang di sediakan sebanyak dua ekor, dan jika bayi tersebut adalah perempuan maka domba yang di sediakan cukup satu ekor saja.
Selanjutnya domba tersebut disembelih oleh ahlinya atau yang di sebut sebagai Ajengan dengan pembacaan doa selamat. Kemudian domba tersebut di olah dan dimasak lalu dibagikan kepada tetangga dan kerabat.
3. Tradisi Reuneuh Mundigeun
Tradisi unik tersebut adalah sebuah tradisi ditujukan kepada kaum wanita Sunda yang sedang mengandung, namun usia kandungannya telah mencapai usia 9 bulan 10 hari lebih sebagaimana normalnya usia kehamilan akan tetapi belum juga melahirkan.
Masyarakat suku Sunda menyebut keadaan yang seperti itu wanita hamil yang belum melahirkan tersebut dijuluki dengan sebutan Reuneuh Mundingeun atau yang dalam bahasa Indonesianya adalah Kerbau Bunting.
Seorang wanita yang sedang hamil tersebut akan diarak oleh Indung Beurang (Ibu Siang) dan diharuskan untuk mengelilingi rumah dan kandang kerbau sebanyak 7 kali dengan di iringi oleh bacaan do’a – do’a.
Kemudian wanita yang sedang hamil tersebut akan dimandikan oleh Indung Beurang, setelah itu dia akan disuruh masuk kembali kerumahnya. Walaupun tradisi tersebut sekarang ini sudah jarang di lakukan oleh masyarakat suku Sunda yang tinggal di kota, namun kita masih bisa menjumpai tradisi unik tersebut pada masyarakat pedesaan.
Menurut masyarakat suku Sunda, tujuan dari upacara adat dan tradisi unik ini adalah agar perempuan yang sedang hamil tersebut dapat segera melahirkan dengan selamat, dan supaya dia dijauhkan dari hal-hal yang tidak diinginkan.
4.Tradisi Ngaruwat Bumi
Tradisi unik yang bisa di temui di desa Banceuy, Ngaruwat Bumi merupakan tradisi yang bertujuan untuk mengunkapkan rasa syukur kepada Maha Pencipta dan juga sebagai penghormatan kepada Leluhur.
Ngaruwat Bumi sendiri berasal dari bahasa sunda kata ‘Ngarawat’ yang memiliki arti memelihara atau mengumpulkan.