(876UnimmaFm) Magelang – Menjaga kesehatan bisa dilakukan dengan cara sederhana, salah satunya dengan menjaga kebersihan tangan. Menurut WHO, mencuci tangan adalah proses yang secara mekanis melepaskan kotoran dan kuman dari kulit tangan dengan menggunakan sabun dan air. Selain bisa mencegah terjadinya infeksi, mencuci tangan bisa memutuskan transmisi kuman dari tangan ke tempat lain. Diare merupakan salah satu penakit yang sering terjadi ketika seseorang tidak menjaga kebersihan tangannya. Selain itu menjaga kebersihan tangan bisa mencegah terjangkitnya seseorang pada penyakit influenza. Menjaga kebersihan tangan juga menjadi protokol kesehatan dalam mencegah penularan COVID-19.

Bagi tenaga kesehatan dianjurkan menerapkan 5 waktu cuci tangan yaitu, sebelum kontak dengan pasien, sebelum melakukan tindakan pada pasien, sesudah terpapar cairan tubuh pasien, sesudah berkontak dengan paisen, dan setelah berkontak dengan lingkungan pasien. Meskipun sudah menggunakan sarung tangan, tenaga medis tetap dianjurkan membersihkan tangan sebelum menggunakan sarung tangan. Sementara itu untuk masyarakat umum dianjurkan untuk mencuci tangan saat memasak baik sebelum dan sesudah terutama saat mengolah daging, saat mengganti popok atau membantu anak saat buang air kecil dan buang air besar, setelah menggunakan kamar mandi, setelah bersentuhan dengan hewan, setelah bersin atau batuk, dan setelah memegang uang. Jika ada keluarga yang terpapar COVID-19 dianjurkan juga untuk menjaga kebersihan tangan terutama setelah berkontak dengan pasien dan lingkungan di sekitarnya.
Penularan penyakit melalui tangan bisa dari benda yang setiap hari tersentuh baik secara sengaja ataupun tidak. Hal ini diungkapkan Ns. Yustina Melandari, S.Kep dari RSPI Sulianti Saroso saat talkshow bersama Radio Kesehatan via Radio Unimma FM pada Rabu (5/5).
Cuci tangan dibedakan menjadi dua, yaitu cuci tangan tanpa air dan dengan air. Cuci tangan tanpa air bisa menggunakan hand sanitizer atau hand rub. Sedangkan cuci tangan basah yaitu cuci tangan menggunakan air yang mengalir dan menggunakan sabun. Untuk peruntukannya, jika tangan dalam kondisi kotor dianjurkan untuk mencuci tangan dengan menggunakan sabun. Sedangkan cuci tangan tanpa air dilakukan ketika tangan dalam dalam keadaan kering. Untuk sabun yang digunakan juga perlu diperhatikan kandungannya. Semakin banyak bahan bakteri dalam sabun maka akan membuat bakteri resisten.
Ns Yunita menganjurkan menggunakan sabun cair karena lebih higenis. Namun perlu diperhatikan jika sabun cair sudah habis jangan langsung diisi ulang dengan sabun baru. Cuci kemudian tiriskan botol sebelum isi ulang botol dengan sabun cair baru. Sedangkan untuk sabun batang cari tempat atau wadah sabun yang bisa meneriskan air agar kotoran yang terdapat dalam sabun bisa hilang dengan air yang mengalir. Untuk memaksimalkan perlindungan, keringkan tangan yang baru dicuci dengan sabun dengan menggunakan tisu sekali pakai. Hal ini untuk menimalisir tangan terkontaminasi dengan kuman yang ada di kain pengering yang dipakai secara bergantian.
Meskipun lebih ringkas, masyarakat dihinbau untuk tidak terlalu sering menggunakan hand sanitizer. Karena hand sanitizer terbuat dari bahan kimia jika dipakai terlalu sering bisa meninggalkan residu di tangan kita. Tanda tangan sudah terlalu banyak residu adalah ketika tangan terasa lengket. Jika sudah merasa seperti ini dianjurkan untuk mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir. Ns Yaunita mengingatkan untuk tidak mencuci tangan dengan menggunakan sabun pencuci piring dan detergen. Karena kedua jenis sabun tersebut tidak peruntukan untuk kulit sehingga bisa menimbulkan gangguan pada kulit seperti kemerahan dan iritasi. (rv)