(876UnimmaFm) Magelang – Meski gejala terbilang lebih ringan dibandingkan varian sebelumnya, COVID-19 varian Omicron memiliki transmisi tingkat penularan yang tinggi bahkan dapat menurunkan efektivitas vaksinasi. Masa inkubasi varian ini pun lebih cepat, yaitu sekitar dua sampai tiga hari.
Maka tidak heran, jika varian Omicron kini mendominasi kasus positif COVID-19 di Indonesia. Meski demikian, Dr. dr Erlina Burhan, MSc, Sp.P (K) dari RSUP Persahabatan mengimbau masyarakat agar tidak panik jika mengalami gejala Omicron dan segera mengakses layanan telemedisin jika terkonfirmasi positif COVID-19 untuk mendapatkan resep digital.

“Kalau memang ada gejala, periksa. Kalau positif, ikuti alur saja. Kalau tidak bergejala, itu sudah ada aturannya,” kata Dokter Erlina saat Talkshow Keluarga Sehat bersama Radio Kesehatan pada Selasa, (22/02).
Lima organisasi profesi sudah membuat aturan yang juga diadopsi oleh manajemen klinis yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan. Bagi orang tanpa gejala (OTG) cukup melakukan isolasi mandiri dengan syarat yang sudah ditentukan, yaitu usia pasien kurang dari 45 tahun, tidak memiliki komorbid, dan kamar pasien harus terpisah dari anggota keluarga lainnya. Jika tidak memenuhi syarat tersebut, maka pasien dapat melaporkan diri ke Puskesmas untuk mendapatkan fasilitas isolasi tepusat yang telah disiapkan oleh pemerintah daerah.
Saat melakukan isoman, kata Dokter Erlina, pasien harus melakukan istirahat yang cukup serta makan makanan dengan gizi seimbang agar sistem imun dapat kembali berfungsi optimal. Selain itu, mengonsumsi Vitamin C dan D juga dapat mempercepat penyembuhan.
Dalam hal ini, Dokter Erlina membolehkan pasien untuk melakukan olahraga ringan yang dapat ditoleransi oleh tubuh, misalnya senam rutin. Kemudian pasien dianjurkan untuk rutin berjemur selama 10 sampai 15 menit yang dilakukan pada rentang waktu jam 9 pagi sampai jam 1 siang.
“Dan untuk yang merokok jangan merokok dan jangan konsumsi alkohol. Jangan mentang-mentang isolasi mandiri, (Anda) begadang nonton netflix atau lainnya. Jadi tetap waktu tidur itu 7 sampai 8 jam per hari dan jangan stres,” tegas Dokter Erlina.
Ia sangat menganjurkan agar pasien dapat menjadikan isoman sebagai mid-time untuk melakukan hal-hal positif yang selama ini tidak dapat dilakukan karena sibuk bekerja. Misalnya, membaca buku, menulis puisi, membangun komunikasi yang lebih intens dengan keluarga meski hanya lewat chat atau video call.
“Saya kira harus optimis bahwa varian Omicron ini memang lebih ringan dari Delta, sehingga kemungkinan sembuh juga sangat besar sekali. Jadi pemikiran yang tidak stress dan happy juga mempercepat kesembuhan Anda”, ujarnya.
Namun bagi pasien yang mengalami gejala dengan derajat sedang, berat, dan seterusnya, Dokter Erlina menyampaikan agar pasien segera mendapatkan perawatan dari rumah sakit untuk ditangani lebih lanjut berdasarkan gejala yang dialami oleh pasien.
Sumber: Talkshow Radio Kesehatan Via Unimma FM Magelang