1. Fort Marlborough

Salah satu bangunan bernilai sejarah di Bengkulu adalah Benteng Marlborough. Gubernur Joseph Callet adalah pendiri dan pelopor gedung ini. Gedung ini merupakan gedung yang dirancang oleh sekutu Inggris East India Company (EIC). Diperlukan waktu enam tahun untuk membangun gedung putih kokoh ini, dari tahun 1713 hingga 1719.
Pada tahun 1825-1942, akibat persaingan dan kerusuhan perang, gedung ini diambil alih oleh Hindia Belanda. Karena Inggris harus mundur sebagai akibat dari “kesepakatan politik”, beberapa aset lain juga dipisahkan dari Inggris. Bagi Indonesia perubahan ini tidak terlalu berdampak positif, dampak selanjutnya bahkan lebih negatif, Belanda ternyata lebih agresif menjadi lintah darat dari pada Inggris.
Satu hal yang mungkin menjadi nilai tersendiri dari bangunan ini adalah Benteng Marlborough merupakan benteng terkuat kedua di Timur yang dimiliki oleh Inggris setelah St. Petersburg. George di Madras, India. Bangunan yang kokoh dan bertahan hingga saat ini menjadi salah satu bukti kuatnya bangunan ini. Gedung ini terus menjadi subjek perjuangan Sekutu, Jepang, dan Pejuang Kemerdekaan hingga akhirnya menjadi milik polisi pada tahun 1950 sebelum diserahkan kepada Kementerian Pendidikan sebagai bangunan cagar budaya.
2. Masjid Jami’ Bengkulu Karya Indah Bungkarno
Masjid hadiah dan kenang-kenangan Bung Karno berjarak 1,2 km dari Benteng Marlborough. Masjid ini berbentuk seperti limas dengan dinding yang sangat rendah sehingga bisa dilihat dari jauh. Masjid ini terlihat sangat mirip dengan piramida di Mesir. Pada tahun 1938, masjid ini didesain ulang dan masyarakat ikut berperan dalam pembiayaan pembangunan masjid dan Bung Karno pimpin langsung yang menjadi arsitek masjid. Salah satu yang unik dari masjid ini adalah perpaduan budaya Tionghoa dan Jawa, dimana atap limas khas Jawa berpadu dengan arsitektur khas Tionghoa. Itu adalah pertanda pernikahan antar budaya yang bekerja sama di gedung masjid ini.
3. Rumah Fatmawati
Sebagai putri asli Bengkulu, Fatmawati menjadi terkenal berkat jajaran redaksi Ir. Sukarno, presiden pertama Republik Indonesia. Ibu Fatmawati adalah ibu dari Presiden ke-5 Indonesia, Megawati Sukarno Putri. Yang paling mengesankan, Bendera Saka yang menjadi pengingat suvenir merah putih yang berkibar di hari pengumuman 17 Agustus 1945 itu merupakan kain dari benang dan jarum buatan tangan. Mulai tahun 1938, seorang bernama Soekarno yang diasingkan ke Bengkulu harus singgah dan tinggal di sana karena taktik dan strategi politik penjajah. Disini Bung Karno memulai hidup barunya dengan tidak melakukan apa-apa, singgah di Bengkulu bahkan melakukan banyak hal, mulai membangun masjid, dan juga sempat menikahi seorang gadis yang kemudian turut mewarnai sejarah merah putih. Di belakang pria besar itu adalah wanita yang kuat.
Pelajari sejarah kain merah dan putih. Rumah Fatmawati kini menjadi tempat wisata yang dilestarikan. Rumah saksi berada di Anggut, Kota Bengkulu, sekitar 600 meter dari Rumah Sukarno. Koleksi yang ada di dalam rumah tersebut bermacam-macam, antara lain foto Fatmawati, pakaian, barang interior, furniture dan lainnya.
4. Tempat Pengasingan Bung Karno
Sepanjang sejarahnya, tokoh sekaligus bapak proklamator Bung Karno karena kelincahan dan keberaniannya dalam melawan penjajahan pernah diasingkan ke Bengkulu. Ia tinggal di sebuah rumah milik warga Tionghoa bernama Tan Eng Cian. Peristiwa pengasingan Bung Karno terjadi pada tahun 1938-1942. Rumah itu berada di jalan dekat Benteng Marlborough.
5. Thomas Parr Monument
Terletak 170 meter di tenggara Fort Marlborough. Luas bangunannya 70 m, dan ketinggian tugu ini mencapai 13,5 m. Tugu megah ini merupakan penanda masa lalu yang terjadi di Bengkulu. Dimana pada tahun 1808 gedung ini dibangun oleh pemerintah Inggris untuk memperingati kejadian pembunuhan seorang pemimpin Inggris yang bersenjatakan senjata besi. Kekejamannya digambarkan melampaui kemanusiaan melalui berbagai pembantaian dan pembunuhan yang dilakukannya terhadap masyarakat Bengkulu. Penguasa yang dikenal dengan nama Thomas Parr ini akhirnya mati demi perjuangan rakyat Bengkulu. Ia menguasai Bengkulu dari 1805 hingga 1807.
Setelah tragedi itu, tentara Inggris tetap diam. Dengan pasukan yang hadir, para tentara menyerbu desa dan membunuh orang secara membabi buta, bahkan dikatakan bahwa ternak tidak luput dari emosi tentara Inggris. Balas dendam ini mengakibatkan pertumpahan darah dan kematian banyak orang. karena jenazah Thomas Parr sendiri dimakamkan secara diam-diam di salah satu area tersembunyi Benteng Marlborough karena takut diusir dan dihancurkan oleh masyarakat.