Hubungi Kami

Yangko: Makanan Khas Magelang yang Mendunia dengan Berbagai Varian Rasa

Magelang, sebuah kota yang dikenal dengan Candi Borobudur, juga terkenal dengan ragam kuliner khasnya yang memikat. Salah satu makanan ringan yang cukup populer dan banyak dijumpai di Magelang adalah Yangko. Meskipun tidak berasal asli dari Magelang, Yangko kini telah menjadi bagian dari kuliner ikonik kota ini dan bahkan dikenal di luar daerah.

@unimma_id

Yangko terbuat dari tepung ketan yang lembut, diisi dengan kacang tanah tumbuk yang gurih, dan kemudian dibentuk menjadi potongan-potongan kecil yang lezat. Makanan ini pada awalnya mungkin mirip dengan kue moci yang sering kita temui di berbagai daerah, tetapi Yangko memiliki tekstur yang lebih lembut dan kenyal. Kini, Yangko hadir dalam berbagai varian rasa yang lebih inovatif dan menarik, menjadikannya pilihan oleh-oleh yang populer bagi wisatawan yang berkunjung ke Magelang.

Perjalanan Usaha Yangko Eco Eka Borobudur

Salah satu produsen Yangko yang terkenal di Magelang adalah Yangko Eco Eka Borobudur, sebuah usaha rumahan yang berlokasi di Dusun Tingal Wetan, Desa Wanurejo, Kecamatan Borobudur. Usaha ini dimulai oleh pasangan Eka Yulya Astuti dan Agung Sulistyo pada tahun 2019. Meski awalnya mereka hanya membuat Yangko untuk keperluan Lebaran, pandemi COVID-19 menjadi titik balik yang mengubah arah usaha mereka.

Eka mengungkapkan bahwa sebelum pandemi, mereka hanya membuat Yangko secara musiman. Namun, dengan berjalannya waktu dan berkat dorongan dari kebutuhan pasar, Eka memutuskan untuk berinovasi dan mengembangkan usaha tersebut. Ia mulai membuat Yangko dalam berbagai rasa, mengikuti resep tradisional dari ibunya yang sudah turun-temurun. Keberhasilan inovasi ini tidak lepas dari minat wisatawan yang datang berkunjung ke Candi Borobudur, yang selalu mencari oleh-oleh khas Magelang.

Varian Rasa dan Inovasi Produk

Salah satu faktor yang membedakan Yangko Eco dengan produk sejenis lainnya adalah beragamnya varian rasa yang ditawarkan. Kini, Yangko hadir dengan 12 rasa berbeda, mulai dari varian tradisional seperti kacang tanah, wijen, hingga varian yang lebih modern dan unik seperti coklat, matcha, dan durian. Bahkan, Yangko tidak hanya dijual dalam bentuk kotak persegi seperti biasanya, tetapi juga tersedia dalam bentuk yang lebih kreatif, memberikan pengalaman berbeda bagi konsumen.

Yangko Eco Eka Borobudur memproduksi sekitar 1.000 kotak Yangko setiap harinya, dengan harga standar Rp15.000 per kotak berisi 24 potong. Dalam satu kotak, pembeli bisa menikmati hingga enam rasa yang berbeda. Namun, karena dibuat tanpa bahan pengawet, Yangko hanya bisa bertahan selama tiga hari saja, sehingga harus segera dinikmati atau dikonsumsi.

Keunikan lain dari Yangko ini adalah tidak hanya dijual secara langsung di toko yang terletak dekat dengan Candi Borobudur, tetapi juga dipasarkan melalui jalur online dan reseller yang tersebar di berbagai daerah, seperti Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, dan Palembang. Kini, jumlah reseller yang menjual Yangko sudah mencapai sekitar 200 orang, yang menunjukkan popularitas yang semakin meningkat.

Peningkatan Penjualan Melalui Program Lapak Ganjar

Salah satu langkah penting dalam mengembangkan usaha ini adalah keterlibatan Yangko Eco dalam program Lapak Ganjar yang digagas oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Program ini bertujuan untuk mempromosikan produk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lokal, yang menjadi lifeblood perekonomian daerah. Eka mengungkapkan bahwa sebelum mengikuti Lapak Ganjar, usaha Yangko hanya mampu memproduksi puluhan porsi per hari dengan pasar yang terbatas di sekitar Magelang.

Namun, setelah dipromosikan melalui Lapak Ganjar, permintaan terhadap Yangko Eco meningkat hingga 80%. Program ini membantu meningkatkan visibilitas produk mereka, tidak hanya di Jawa Tengah, tetapi juga di luar daerah. Bahkan, banyak konsumen dari luar kota yang mengetahui produk ini melalui media sosial dan kemudian membeli Yangko secara online.

“Sejak direpost oleh Ganjar, pesanan Yangko Eco melesat, dan kami bisa memproduksi lebih banyak. Dari yang awalnya hanya puluhan, kini kami bisa memproduksi seribu porsi sehari,” ujar Eka. Tidak hanya meningkatkan produksi, program ini juga memungkinkan Eka untuk mempekerjakan belasan karyawan dari sekitar desa Wanurejo, yang membantu memenuhi permintaan yang semakin meningkat.

Respon Positif dari Konsumen dan Reseller

Salah satu reseller yang memasarkan Yangko Eco adalah Vivi Christiana, seorang penyedia jasa titip (jastip) dari Tangerang. Vivi mengaku tertarik dengan Yangko Eco setelah melihatnya di media sosial, terutama karena produk ini memiliki rasa yang berbeda dari yang lainnya. “Yangko di Borobudur ini unik, rasanya enak, dan berbeda dengan yang ada di daerah lain. Kami ingin menawarkan yangko ini kepada konsumen di Tangerang,” ujar Vivi.

Menurut Vivi, Lapak Ganjar sangat membantu kalangan reseller seperti dirinya untuk menemukan produk UMKM yang menarik dan berkualitas. Produk-produk lokal seperti Yangko Eco menjadi salah satu yang banyak diburu karena selain enak, produk ini juga memiliki potensi untuk berkembang pesat di pasar luar daerah.

Yangko Sebagai Obyek Wisata Kuliner Magelang

Yangko, bersama dengan produk-produk lokal lainnya, kini menjadi bagian dari wisata kuliner yang tak boleh dilewatkan oleh para pengunjung Candi Borobudur. Selain sebagai oleh-oleh khas Magelang, Yangko juga merupakan bukti betapa pentingnya inovasi dalam mempertahankan tradisi kuliner lokal. Keberhasilan Eka Yulya Astuti dan Agung Sulistyo dalam mengembangkan usaha Yangko Eco Borobudur bisa menjadi inspirasi bagi para pelaku UMKM lainnya untuk terus berinovasi dan memanfaatkan peluang yang ada.

Dengan berbagai varian rasa dan pengemasan yang menarik, Yangko Eco tidak hanya menjadi makanan ringan, tetapi juga menjadi bagian dari pengalaman wisatawan yang datang ke Magelang. Jadi, jika Anda berkunjung ke Candi Borobudur, jangan lupa membawa pulang Yangko Eco Eka Borobudur sebagai oleh-oleh yang pasti akan menggugah selera Anda dan orang-orang terdekat.

Yangko Eco Eka Borobudur adalah contoh sukses dari inovasi kuliner yang memadukan tradisi dan kreativitas. Berawal dari usaha kecil di tengah pandemi, kini Yangko Eco menjadi produk UMKM yang berkembang pesat berkat pemanfaatan teknologi dan program promosi yang efektif. Tidak hanya membantu ekonomi lokal, Yangko kini menjadi bagian dari daya tarik kuliner Magelang yang patut dicoba oleh setiap wisatawan yang datang.

unimma

Leave a Reply

  • https://ssg.streamingmurah.com:8048
  • Copyright ©2025 by PT. Radio Unimma. All Rights Reserved
  • http://45.64.97.82:8048
  • Copyright ©2025 by unimmafm. All Rights Reserved
  • http://45.64.97.82:8048/stream
  • Copyright ©2025 by unimmafm All Rights Reserved