Muhammadiyah, sebagai salah satu organisasi Islam besar di Indonesia, telah menetapkan bahwa awal puasa Ramadan 1446 Hijriah dimulai pada Sabtu, 1 Maret 2025. Keputusan ini didasarkan pada Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT) yang telah diterapkan sejak 1 Muharram 1446 Hijriah. Dengan demikian, umat Islam, khususnya warga Muhammadiyah, dapat mempersiapkan diri untuk menyambut bulan suci Ramadan dengan penuh kesungguhan.

Berdasarkan maklumat yang dikeluarkan oleh Muhammadiyah, beberapa tanggal penting dalam kalender Islam telah ditetapkan. Awal Ramadan jatuh pada 1 Maret 2025, sementara Hari Raya Idul Fitri atau 1 Syawal 1446 H akan dirayakan pada Minggu, 30 Maret 2025. Selain itu, awal Zulhijah akan jatuh pada 28 Mei 2025, diikuti oleh Hari Arafah pada 5 Juni 2025 dan Hari Raya Idul Adha pada 6 Juni 2025. Penetapan ini memberikan pedoman bagi umat Islam dalam menjalankan ibadah dengan tepat.
Dalam menyambut bulan suci ini, Muhammadiyah mengajak umat Islam untuk bersiap secara mental dan spiritual. Konsep “Tarhib Ramadan” menekankan pentingnya menyambut bulan penuh berkah ini dengan kegembiraan dan kesiapan. Kata “Tarhib” berasal dari bahasa Arab yang berarti menyambut dengan hati yang lapang, mencerminkan sikap yang seharusnya dimiliki setiap Muslim saat memasuki bulan Ramadan.
Puasa Ramadan sendiri merupakan kewajiban yang telah ditetapkan sejak tahun kedua Hijriyah setelah Rasulullah SAW hijrah ke Madinah. Dalam QS Al-Baqarah ayat 183, Allah SWT memerintahkan orang-orang beriman untuk berpuasa agar mereka mencapai ketakwaan yang lebih tinggi. Ayat ini memberikan pesan khusus bagi umat Islam untuk menjalankan ibadah ini dengan penuh kesadaran dan keikhlasan.
Bulan Ramadan dikenal dengan berbagai sebutan yang menggambarkan keutamaannya. Disebut sebagai “Syahrus Shiyam” atau bulan puasa, di mana hanya orang beriman yang diwajibkan menjalankannya. Selain itu, Ramadan juga dikenal sebagai “Syahrul Maghfirah,” bulan penuh pengampunan, di mana umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak istighfar dan memohon ampunan kepada Allah SWT.
Ramadan juga disebut sebagai “Syahrul Quran,” karena di bulan inilah Al-Qur’an pertama kali diturunkan. Oleh karena itu, umat Islam dianjurkan untuk lebih banyak membaca dan mempelajari kitab suci sebagai bentuk mendekatkan diri kepada Allah. Selain itu, bulan ini juga dikenal sebagai “Syahrul Sadaqah,” yang menekankan pentingnya bersedekah, baik dalam bentuk materi maupun kepedulian sosial terhadap sesama.
Selain sebagai bulan ibadah, Ramadan juga merupakan “Syahrul Usra,” bulan keluarga. Ini menjadi momen yang tepat untuk mempererat hubungan antaranggota keluarga, membangun komunikasi yang lebih harmonis, dan menciptakan kebersamaan dalam lingkungan keluarga dan masyarakat. Selain itu, bulan suci ini juga menjadi ajang bagi umat Islam untuk memperkuat solidaritas sosial, mendukung usaha kecil dan menengah (UMKM), serta membantu masyarakat yang membutuhkan.
Dengan berbagai keutamaan tersebut, Ramadan bukan hanya menjadi ajang untuk meningkatkan kualitas ibadah secara pribadi, tetapi juga menjadi momentum untuk memperkuat nilai-nilai kebersamaan dan kepedulian sosial. Oleh karena itu, umat Islam diajak untuk menjalani Ramadan dengan penuh semangat, keikhlasan, serta memperbanyak amal kebaikan demi meraih keberkahan yang berlimpah dari Allah SWT.